Bab 19

10.2K 113 0
                                    

" Aku akan menjaga rahasia ini rapat rapat dan aku akan pura pura tidak tau dan gak akan menegur Dikta "

Meysa pun pergi begitu saja, tangis pun pecah ketika ia harus merelakan seseorang yang begitu hadir menemani nya, menemani rasa sepi nya dan merasakan kembali jatuh cinta.

Ketika di depan pintu ia berpapasan dengan Tirta dan juga Dikta, tampa menegur karena ia begitu sangat terpukul.

Tirta yang bingung langsung menayakan hal ini kepada istri nya Nesya sedangkan Dikta mengejar Mesya.

" Tante, tante tunggu " Teriak Dikta

Namun, Mesya hanya tersenyum tipis menetupi isak tangis nya dan pergi meninggalkan Dikta dan rumah kakak nya.

" Baru aja aku merasakan hal yang aneh, yang bisa membuat hati ku bahagia namun kenapa rasa itu harus kerelakan, ya tuhan " Ucap Mesya di dalam mobil, ia menangis memukul mukul setir mobil nya.

******

Tirta yang baru datang lalu menanyakan apa yang terjadi dengan Mesya barusan. Mesya menyambut dengan sapaan dan senyuman. Dikta yang datang juga pun hanya menundukkan kepala nya dan meranjak naik keatas tangga untuk menuju ke kamar.

" Migo sakit mendadak, mangka nya dia nangis "

" Ayok kita tengok Migo "

" Kan kamu baru pulang sayang, perlu istirahat  "

Nesya pun tak mau kejadian ini terus berlanjut dengan suami nya yang mencecar diri nya dengan kecurigaan. Lalu menganggap dirinya sebagai pelaku Mesya bersedih.

Dikta yang terus memikirkan Mesya yang pulang dengan menitikan air mata nya.

Dikta sudah menolak godaan dengan firasat nya yang akan ketaun, pun terlaksana saat ini. Meskipun Nesya mempergoki mereka dan hanya Mesya lah yang di tegur oleh Nesya karena Nesya tau Dikta pria yang lugu dan masih butuh masa depan.

Terus bertanya, terus bertanya, hingga kepala mau meledak rasa nya, rasa hawa nafsu Dikta masih menggebu dengan sangat deras. Ia bingung dengan siapa ia harus menumpahkan nya.

*****

M

alam pukul 19.00 di sebuah cafe di pinggir jalan, cafe sangat romantis dan senyap disini. Banyak lilin yang menghiasi setiap meja, dekorasi yang indah dengan motif bunga bunga. Lalu di tambah dengan iringan istrumen indie menemani malam yang sunyi. Nampak romantis bukan.

Tirta sengaja membawa keluarga nya kesini, sebuah keluarga kecil di tambah keluarga baru yaitu bernama Dikta Narendra Sanjaya. Keluguan nya yang sangat mulalai terasa, menjadi sangat memahami kondisi keras nya ibu kota.

Tinggal di jakarta tak membuat nyali nya ciut akan godaan wanita, baru satu wanita yang meleleh di buat nya.

4 orang ini duduk di sebuh kursi memesan makanan dan minuman untuk di sajikan di atas sebuah meja yang sudah di hiasi dengan lilin yang menyala, dikta yang masih terguncang tak berani berbicara atau mengangkat pandangan nya untuk di tunjukan kepada Nesya, tante nya.

Malam ini Nesya Berpenampilan sangat cantik dan seksi, aku tak bisa menggambar kan gimana keseksian nya malam ini. Yang jelas ia memiliki kedua itu, badan yang padat berlikuk curup itu pun sangat menggoda Dikta yang sedari tadi terdiam. Tak berani menatap. Lisa pun yang jauh lebih muda dari Nesya pun di nilai dari segi penampilan dan kecantikan pun kalah. Lisa lebih condong menutup kecantikan nya dari pada mengumbar nya asiiik.

DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang