Bab 34

8.6K 86 0
                                    

Dikta yang datang kerumah dengan kondisi tubuh yang tak singkron. Ia sangat kelelahan namun ia harus sekolah. Ia mindik mindik masuk ke dalam kamar, ia lakukan agar tidak di pergoki Lisa.

Lisa yang tau Dikta hanya berada di kamar semalam ini, tidak pergi kemana mana. Lisa dengan upaya nya membangun kan Dikta pagi ini, namun ketukan demi ketukan pintu tidak ada santuhan yang terdengar, teriakan nama " Dikta bangun udah siang, sekolah nggak " Itu percuma dilakukan.

Ketika Dikta akan meraih gagang pintu, Lisa keluar dari kamar nya yang sudah rapih dengan pakaian seragam sekolah nya. Terkejut melihat Dikta, yang akan masuk ke dalam kamar dan belum menyiapkan diri nya untuk berangkat ke sekolah.

" Dikta, dari mana aja kamu. Kakak panggilin dari tadi gak denger denger. Kemana aja sih, jangan bilang kamu habis keluar malam tadi ya " Tatapan sinis, nan tajam. Ketika langkah nya mendekati ke arah Dikta.

" Eeeee, aku dari dapur ambil minum. Maaf gak denger soal nya aku pake earphone dengerin lagi " Ucap Dikta dengan alasan yang masuk akal.

" Yaudah iya " Lisa percaya lalu meninggalkan Dikta.

Nafas lega, Lisa tak curiga dengan dirinya.

" Kak, mau kemana tunggu la. Bareng " Teriak Dikta. Ketika Lisa sudah menuruni anak tangga.

" Ya cepatan kakak tunggu di bawah ya " Teriak sembutan Lisa.

Dikta langsung bergegas untuk membersihkan tubuh nya yang lengket akibat sperma yang menempel. Memkai seragam nya secara terburu buru. Dan akhirnya selesai dan ia menuruni anak tangga.

" Ayok kak berangkat kak " Ucap Dikta, memanggil Lisa yang sedang bermain handphone nya di soffa.

Lisa berdiri dan melangkah ke arah Dikta, " Ya ampun, ini belum rapih dasi kamu " Lisa membenarkan dasi yang tak sesuai penempatan nya.

" Kak naik taksi aja ya Dikta masih ngantuk ya "

" Iya udah iya " Lisa tersenyum.

Dan mereka berjalan ke arah jalan, untuk menunggu taksi tak berselang lama taksi pun menghampiri.

Dikta yang sangat ngantuk, tak sengaja menjatuhkan kepala nya di bahu Lisa. Lisa yang sibuk memainkan handphone nya, kaget. Namun membiarkan kepala Dikta untuk bersandar di bahu nya.

Menghelus helus kepala Dikta, lalu berkata " Andai aja kamu bukan saudara ku, mungkin rasa ini akan terbalas "

Sampai taksi sudah sampai di depan sekolah, Dikta masih tidur bersandar di bahu Lisa.

" Ta, udah sampe sekolah. Bangun ih "

" Hmm iya " Dikta terbangun dari tidur ya terpaksa dirinya masih tercampur rasa ngantuk begitu mendalam. Mata nya seakan tak sanggup di buka. Ia berjalan menjuntai ke arah kelas. Di tinggal Lisa ke arah jalan kelas yang berbeda.

Di kelas Dikta melanjutkan tidur, sampai pada saat pelajaran berlangsung Dikta yang masih mengantuk. Harus mengerjakan soal, ulangan harian yang di bagaikan oleh guru.

Untung saja otak Dikta berfungsi hingga pada akhirnya menyelesaikan soal. Setelah itu mengoreksi soal yang sudah di kerjakan.

Langsung saja pengumaman siapa yang mendapatkan nilai tertinggi jatuh kepada Dikta. Yang mendapatkan nilai yang sempurna yaitu 100 soal matematika loh.

Amazing, ditengah badai kantuk yang mendalam. Dikta masih bisa meng fungsikan otak nya dengan baik.

" Lain kalik kita harus nyontek Dikta " Cetus Justin

" Dikta pinter banget, bisa ke geser posisi loe sih " Cetus Nina, kepada Shifa.

Dikta tidak se excited ia mengambil soal ulangan nya dengan sikap yang datar. Lalu duduk kembali, menurunkan kepala nya.

" Bapak, sangat menduga kamu. Siswa baru memiliki otak yang cerdas. Selamat ya Dikta semoga kamu bisa mempertahankan nya " Ucap Pak Karyo, memuji Dikta.

Dikta mendongak kan kepala nya membuka mata nya lebar. Ia kaget, pak karyo mengajak nya berbicara.

" Iya pak  " Ucap Dikta singkat.

Jam istirhat telah tiba.

Justin mengajak Dikta ke kantin namun dikta menolak. Karena ia mengantuk. Justin bertemu dengan Veronica di kantin, menanyakan dimana Dikta? Kenapa dia tidak ke kantin dan lain sebagai nya pertanyaan di cecerkan.

Justin menjawab Dikta di kelas. Veronica menghampiri kelas Dikta disana Veronica melihat Dikta sedang tertidur dengan sangat nyenyak.

Dikta yang merasakan kehadiran Veronica, langsung menyuruh nya duduk di samping nya.

" Kamu kenapa gak ke kantin, aku nyariin kamu "

" Aku ngantuk, kamu temenin aku ya disini "

Veronica mengangguk dan tersenyum. Menghabiskan waktu berdua nya, bersama Dikta di dalam kelas yang sangat sepi

Dikta tidur di pangkuan Veronica di atas paha. Yang sekarang Veronica memakai rok mini sekolah. Veronica menghelus helus dahi Dikta memperhatikan tidur nya.

Tiba-tiba saja teman teman Veronica datang Jessica dan Nindia, yang mencari kebingungan keberadaan Veronica.

" Ternyata loe disini gue nyariin kemana kemana loe gak ketemu " Cetus Jessica sangat kesal.

" Sst, jangan berisik. Udah sana. Ganggu aja " Tinta Veronica menyuruh teman teman nya agar tidak berisik karena Dikta sedang tidur di pangkuan dengan nyenyak.

" Ups maaf, yaudah have un. Gue kelas dulu "

" Oke, izinin gue ya. Bilang aja gue ga enak badan lagi di uks gitu "

" Oke deh " Ucap Nindia tersnyum tipis.

Veronica masih stay di sana dengan diri nya yang sibuk bermain handphone, ketika Dikta mulai dalam tidur nya. Di atas pangkuan nya.

Jam istirhat berakhir namun Dikta tak kunjung bangun. Hingga Veronica ikut dengan Dikta tertidur.

" Enak ya Dikta, siswabaru tapi udah berhasil membuat cewe popular takluk sama dia. Sampe sampe seorang Veronica memberikan paha nya untuk sandaran kepala Dikta untuk tidur " Ucap Revici.

" Iya sahabat gue emang membuat daya pikat yang begitu luar biasa. Gue gak kebayang kalo Dikta bangun. Harus melihat balon di atas kepala nya, udah ah ngomongin mereka malah nanti kepengan lagi " Ucap Justin.

Dan mereka semua meninggal kelas kembali, menuju lapangan untuk pelajaran olahraga tidak membangunkan Veronica maupun Dikta.

Dikta terbangun dan kepala nya menyundul payudara Veronica membuat Veronica terbangun.

" Aduuh maaf gak sengaja " Ucap Dikta, mengelap mata nya.

" Ia gak papa kok, santay aja kalik "

" Kamu juga tidur ya "

" Ya ngantuk banget soal nya aku "

" Maaf maaf "

Kedua tangan Dikta membersihkan kotoran mata Veronica yang menyempil di sudut ujung mata nya. Veronica tampa sangat tersipu malu, mereka saling menatap.

Veronica salting, ia memutuskan untuk meninggalkan Dikta. Karena jantung nya tak kuat mendapatkan detakan yang begitu kencang.

" Aku ke kelas dulu ya "

" Iyaudah mau di antar "

Veronica tersenyum " Gak usah, bisa jalan sendiri kok "

" Yauda hati hati "

" Iya "

Veronica meninggalkan Dikta sendiri dengan rasa cinta yang kini ia dapatkan begitu sangat besar.

Next

DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang