Pagi hari sebelum berangkat kesekolah, di meja makan. Keluarga Tirta sedang melakukan sarapan. Keluarga yang lengkap, Nesya memberi kode sebuah senggolan kaki kepada Dikta yang sedang asik menyantap sehelai roti tawar. Dikta kaget dan menatap Nesya penuh nafsu, nafsu yang di tahan. Karena ada Tirta disana bersama Lisa. Seperti biasa mengobrol, menyakan gimana sekolah, enak tidak, lancar tidak.
Nesya seakan risih melihat suami nya berada di rumah, sebuah portal penghadang hubungan nya dengan keponakan nya. Yang sekarang sudah membuat nya mabuk kepayang. Rasa nya ingin sekali menyuruh suami nya pergi bekerja tak kembali lagi.
Dikta dan Lisa pergi untuk pamit kesekolah selaman serta cipika cipiki melepaskan kedua nya untuk pergi mencari Ilmu. Dikta yang kala itu sedang ingin memarkirkan Mobil nya, mendapatkan sebuah pesan dari Mesya.
" Kamu bisa ketemu aku gak, sekarang!! "
Lalu mengirim sebuah share lokasian.
Dikta yang ingin memarkirkan mobil masuk kedalam sekolah, harus berputar arah keluar dari sekolah. Untung saja Lisa sudah turun. Ketika dia melihat teman teman nya berada disana.
Dikta mengukti arahan Google maps yang menunjukkan dimana tempat yang di beri oleh Mesya, setelah beberapa menit ia sudah berhasil menemukan titik itu. Sebuah hotel titik itu tertuju.
Dikta menelpon menayakan keberadaan Mesya.
" Hallo, tante dimana. Aku sudah sampai di titik share lokasian yang tante kasih "
" Kamu masuk, aku berada di lantai dua kamar 209 "
" Oke aku menuju kesana "
Dikta langsung menuju kamar yang di maksud, ketemu. Kamar nomer 209 di depan mata. Lalu Dikta kamar itu.
Beberapa ketukan,
" Masuk aja sayang, pintu nya gak di kunci " Teriak Mesya dalam kamar.
Dikta pun masuk ke dalam kamar itu, Mesya yang melihat Dikta langsung memeluk nya.
" Aku rindu samaa kamu Dikta "
" Aku juga sama tan "
Pelukan di lepas, dan mereka sama sama duduk di atas ranjang tetap nya di pinggir ranjang hotel.
" Aku mohon, hari ini waktu kamu buat aku ya. Untuk terakhir kali nya "
" Emang tante mau kemana kok terakhir kali nya " Dikta pura pura tidak tau, padahal ia tau kemana Mesya akan pergi.
Tatapan sayu penuh kesedihan Mesya, lakukan memegang tangan Dikta mengarahkan keperut nya di situ ada sang buah hati nya.
" Aku mau pergi, mungkin suatu saat nanti kita akan bertemu lagi. Mengabarkan anak kita sudah lahir kedunia "
" Aku berpesan semoga, anak aku bisa di jaga dengan baik dan benar "
Mesya hanya mengangguk dan melempar senyum, menyodorkan bibir nya untuk saling melumat. Melepaskan kaitan kancing, Dikta satu persatu sampai habis.
Hubungan intim bersalung romantis, memanfaat kan ritme demi ritme. Mereka lakukan bertukar gaya, saling menjilati, alat kelamin masing masing kedua nya.
Nafas serta nafsu yang memburu seakan tercampur aduk kedua nya, hingga kedua nya sama sama lemas dan menjatuhkan diri mereka ke atas sebuah ranjang. Dering telpon di Terima kedua nya seakan di hiraukan. Pokoknya hari ini quality time mereka berdua.
Sampai pada ujung nya, larut malam. Mengucapkan salam sebuah perpisahan. Senyum terakhir seakan tercipta. Oleh kedua nya, jaga diri baik baik. Jangan lupaa makan dan lain sebagai nya.
Sepasang cinta terlarang harus berpisah, melawan sebuah kerinduan yang mungkin dengan berjalan nya waktu akan segera menggebu. Mesya menangis tak rela, meninggalkan Dikta namun ini semua sudah takdir. Hubungan terlarang nya harus, selesai demi kebaikan bersama.
*****
K
eluarga cemas menunggu kehadiran Dikta di rumah, Lisa, Nesya dan Tirta. Menelpon tak lagi diangkat. Sampai pada akhirnya kecemasan usai dengan kehadiran Dikta, namun Dikta mengguratkan wajah yang sangat sedih. Ia tak rela jika Mesya pergi meninggalkan nya.
" Kamu kemana aja, kalo kamu pergi kemana mana itu ngabarin Dikta ke Om dan Tante kalo nggak sama kakak kamu. Kami cemas disini ngabarin kamu " Ucap Tirta, dengan rasa kecemasan nya
" Lalu kenapa kamu terlihat sangat sedih begitu Dikta " Ucap Nesya, melihat guratan wajah sedih Dikta.
Dikta langsung memeluk Nesya, memberi kabar bahwa teman nya dalam kondisi kritis. Untuk saja Revici memberi kabar bahwa Justin merengkuk di rumah sakit akibat kecelakaan tadi pagi. Sekarang dalam kondisi yang sangat kritis. Dan 1 jam yang lalu Justin sudah meninggal dunia.
Nesya menhelus helus pundak Dikta yang sekarang sedang berada di pelukan nya.
" Kamu kenapa sayang, hey " Ucap Nesya sangat panik, melihat Dikta hanya menangis melepaskan pelukan nya.
Dikta yang tak sempat menjenguk ia begitu sangat lemas. Ini bukan pengalihan isu, tentang diri nya harus di tinggal oleh Mesya melainkan sahabat nya harus meninggal dunia.
" Lis, Dikta kenapa? " Nesya menanyakan kejadian Dikta, kepada Lisa yang baru saja datang.
" Pasti, Dikta sangat terpukul Pi Mi sahabat nya meninggal dunia "
" Tapi, Dikta baru saja tinggal disini. Kenapa dia sangat terpukul seperti ini? "
Tirta tidak tau bahwa Justin sahabat kecil Dikta,
" Dia sahabat kecil Dikta om, kenapa dia secapat ini pergi. Padahal kami baru saja bertemu " Dikta merintih menangis, memberi kan sebuah alasan kenapa dirinya sangat terpukul seperti ini, dia tak mampu melihat sahabat nya untuk terakhir kali nya.
" Justin sahabat kecil kamu Ta " Cetus Lisa kaget.
" Iya kak "
Sangat menyayangkan, kejadian hari ini. Di tinggal oleh kedua seseorang yang paling di sayang. Sahabat dan cinta. Meninggalkan nya. Kenapa? Ada pertemuan dan ujung nya adalah sebuah perpisahan. Kenapa?
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKTA ( Sang Pengisi Sepi)
Lãng mạnWarning : 21+ Dikta Sang Pengisi Sepi, membuat tali cinta bersama wanita bersuami. Dia juga memutuskan tali rantai perselingkuhan. Dan dia juga membuat tali asmara bertumbuh tampa sepengetahuan. Wanita manah kah, yang akan menjadi perlabuhan hati S...