BAB 50

7.5K 77 0
                                    

Dikta masih bungkam, dengan kebingungan yang mencekam.

" Ayo Dikta, beri keputusan antara kamu mau atau ngga ? " Tanya Lisa dengan lembut.

Dikta menghela nafas kasar nya.
" Bentar Kak, Dikta minum dulu haus di luar panas banget. Plis lepasin dulu" Dikta mencoba mengalih kan isue dengan ia ingin minum.

" Tunggu, kamu tunggu di kamar aja. Aku yang ngambilin " Pinta Lisa.

" Ngga usah kak ngerepotin, Dikta kan ntar jadi enak " Cetus Dikta, membuat Lisa menahan tawa.

" Ssstttt "

Lisa keluar dari kamar Dikta dengan ia mengunci Dikta di dalam kamar. Serta membawa handphone nya, agar kemungkinan Dikta kabur akan sempit.

Dikta menghela nafas banyak banyak, lutut nya seakan lemas di buat nya.

" Ancaman apa yang kau berikan tuhan " Dikta sampai bersimpuh di buat nya, perilaku Lisa berubah 180 derajat.

" Kak Lisa tau, bukan ia langsung mengadu tapi justru memanfaat kan moment. Mereka memandang aku, setampan apa coba ya tuhan. Sampai semua, wanita di keluarga OM Tirta jatuh cinta sama aku " Gerutu Dikta, dengan tidak percaya diri.

Lisa pun membukakan pintu kamar Dikta, dan membawa secangkir gelas air putih.

" La ngapain kamu, kek gitu " Dikta malah sujud, membuat Lisa terlihat heran.

" Dengkul ku, lemes kak " Jawab Dikta dengan lemas.

" Biasa aja kali kek sama siapa aja " Pinta Lisa untuk biasa aja.

" Biasa gimana, kak Lisa ngga wajar tau ngga. Apaan emang cogan kakel di luar sana ga ganteng ganteng apa? "

" Aku mau nya sama kamu, cepet minum habis itu kita praktekin apa yang ada di video itu " Pinta Lisa dengan paksa.

Dikta ingin meraih gelas, yang di bawa oleh Lisa. Lisa menahan nya,

" Biar aku aja "

Dikta langsung menenggak air putih dengan sangat haus.

" Pelan pelan Dikta " Tegur Lisa.

*****

Dikta yang sudah menenggak air putih itu, ia merasa tenggorokan nya lega. Lisa menaruh gelas, Dikta melirik tubuh Lisa. Dengan tatapan penuh nafsu. Lisa kembali lagi mengalungkan tangan nya di leher Dikta.

Mata mereka saling menatap, penuh cinta saling di gurat kan kedua nya.

Hening ...

" Kamu tenang aja, aku ini anak adopsi jadi kalo aku hamil kamu tanggung jawab. Tidak terhalang terikatan oleh persaudaran " Ucap Lisa memberitahu.

Membuat Dikta tersenyum tipis,
" Sungguh? " Tanya Dikta memperjelas.

" Ia " Ketika ucapan Lisa, Dikta langsung melumat penuh nafsu, Lisa yang tak siap, kewalahan di buat nya.

Melumat bibir bawah Lisa, dan melilit  lidah nya. Menyedot habis saliva milik Lisa. Dengan tangan Dikta langsung meremas bokong yang lumayan bulat, tapi gak se semok Nesya.

Dikta mengangkat tubuh Lisa, Lisa langsung mengalungkan kali nya di pinggang Dikta. Mereka saling melumat, Dikta menjalar ke leher Lisa

" Sssssssstttt " Desah Lisa, merasakan jilatan sensual dari Dikta.

Dikta membawa Lisa di atas ranjang, meyingkirkan barang barang di atas ranjang nya dan menaruh tubuh Lisa pelan. Dan menindih nya, Lisa tak melapaskan kedua kaki nya di pinggang Lisa.

Dikta menaikan tank top, Lisa hingga terlepas ia pun langsung melumat kedua puting Lisa berwarna pink itu karena first Dikta yang melumat nya.

" Aaaaahh sssstttt " Desah Lirih Lisa, dengan mencambak rambut Dikta.

Bercak merah, memenuhi sekeliling payudara Lisa hingga naik ke atas leher. Dikta merangkak mundur dengan menjulur kan lidah nya, setitik pun tidak ia lewatkan perut hingga depan selangkangan Lisa.

Lisa mengerang kegelian yang begitu amat terasa. Dikta langsung melucuti rok mini yang digunakan menarik paksa celana dalam begitu saja. Sampai robek, tidak di hiraukan oleh Dikta.

Ia langsung melumat bibir Vagina Lisa yang begitu masih terlihat sangat suci. Warna merah muda Vagina nya,  dengan bulu bulu tipis di sekitar nya.

Dikta mengigit kecil klitoris Lisa seperti memakan daging sapi yang alot.

" Aaaaaah sssssstt Dikta OMG " Pekik Lisa mencengkram erat spray alas tidur.

Lama Dikta menjilati Vagina Lisa sampai Lisa tak tahan dan langsung menyemburkan orgasme pertamanya.

" Aaaaah " Lisa seperti cacing yang sedang kepanasan di atas ranjang, dengan kedua selangkangan menutup rapat, mencegah Dikta untuk tidak memainkan Vagina nya.

Dikta menghentikan sejenak aktifitas nya dengan menaruh kedua Kaki Lisa untuk mengantung di pinggang nya.

Ia membuka seragam sekolah nya, lalu menindih tubuh Lisa. Dengan mengejak Lisa untuk melumat bibir kembali. Lisa seperti burung yang kelaparan menerima Lidah Dikta.

Pennis Dikta yang sudah menegak, ia langsung masuk kan, begitu sempit sampai sampai meleset tapi Dikta terus berusaha untuk memasukan.

Wajah Lisa sudah memerah, di buat nya dengan pekik kan demi pekikan Lisa jerit kan.

Dikta terus mencoba menusuk, hingga setengah dan " Blees " Masuk semua batang kejahatan Dikta.

" Aaaaaaaaaauuuuu " Jeriiit Lisa sangat keras.

" Dikta ku mohon, pelan pelan ya " Pinta Lisa lirih..

Dikta hanya mengangguk, dan menggerakan pennis nya keluar masuk secara pelan. Kedua dinding Vagina Lisa pun menjepit nya, membuat jalan masuk itu terlihat sangat sempit.

Lisa yang kembali orgasme, membuat jalan pennis nya lancar Dikta membuat ritmee cepat. Lisa langsung mendekap erat dengan tangan nya memeluk punggung Dikta.

Dikta terus menusuk dengan tajam, menjebol Vagina Lisa yang masih perawan. Pekik kan demi pekikan Lisa lontar kan.

Sampai pada akhirnya, Lisa klimaks. Air lengket, menjadi cair seperti air putih yang mengucur deras. Bercampur dengan darah kesucian, mengalir di sekitar batang Dikta. Dikta yang sudah terpengaruh nafsu, menerjangkan pennis nya secara membabi buta.

" Ampuuun Dikta ku moooohooon hentiiikaaaaaaaan " Pinta Lisa sudah tak tahan, Vagina nya seakan sakit  perih campur aduk sakiiiit.

" Ini kan yang kamu minta kak " Saut Dikta, dengan suara yang tergerus oleh nafas yang memburu.

Dikta yang ingin melepaskan Pennis nya di tahan oleh Lisa.

" Masukin aja di dalam Dikta, pliss air kenikmatan itu first banjiri saja rahim ku " Pekik nya, dengan tubuh yang tidak singkrong.

Dikta pun menuruti nya dan menusuk pennis  ke dalam vagina Lisa lebih dalam. Ketika Pennis nya mengembang dan " Suuuuurrr " Pennis Dikta, seperti selang yang menyirami tanaman. Membanjiri rahim, dengan bulir bulir janin yang di peroleh dengan nikmat cinta.

Dikta yang kasian, melihat Lisa tubuh nya bergetar sangat dashyat.

Dikta mengambil tissue lalu mengelapi bibir Vagina Lisa yang dari tadi mengeluarkan sperma dan juga darah kesucian...

Next

DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang