Lisa mengetuk pintu kamar Dikta terlebih dahulu karena ia tak mau di gejutkan dengan kejadian yang mengejutkan kemarin, yang membuat jantung nya shock.
" Masuuk, aja Kak gak di kunci " Teriak Dikta di dalam kamar. Menyadati yang berada diluar kamar nya adalah Lisa.
Lisa pun masuk dan tak melihat hal yang membuat ia jantungan lagi.
" Loh kok belum siap " Kekecawan seakan mendera di wajah Lisa melihat Dikta yang belum menyiapkan apa apa.
" Kan nanti siang, ini masih jam 9 pagi loh. Tante juga belum siap siap kok buru buru banget sih Kak " Dikta melayangkan protes
" Mami gak jadi anter kamu ke mall yang anter kamu aku, jadi aku nyuruh kamu siap siap sekarang " Ucap galak Lisa seakan di tunjukan.
" Cepet malah masih di situ aja "
Dikta malah masih duduk di atas ranjang nya. Sambil membenarkan senar gitar yang terputus
" Kamu masih ada disitu, gimana saya mau siap siap. Nanti kek kemarin lagi. Kaget "
" Biarin" Lisa mengambil pakain yang sudah tersusun rapih di lemari Dikta, lalu melemparkan nya begitu saja ke tubuh Dikta.
" Cepat mandi, ganti pakaian kamu di dalam toilet. Aku tunggu disini "
" Tapi "
" Gak ada tapi tapian ya Dikta, cepat nggak Dikta cepeeeeet "
Lisa yang geram pun menarik tangan Dikta, namun cengkraman Lisa di tangan Dikta tidak kuat membuat cengkraman itu lepas. Dan Lisa ingin terjatuh namun Dikta mempunyai reflek yang sangat bagus. Menangkap tangan Lisa membuat setengah tubuh yang hampir terjatuh pun tidak jadi terjatuh. Karena tangan Dikta menopang di punggung Lisa.
Mata kedua nya saling menatap tajam, jantung Lisa sangat berdegub dengan kencang baru pertama kali ia menatap mata laki laki begitu dekat.
Keheningan pun menyapa sekitar kurun waktu 20 detik, Dikta pun tersadar dan menarik kembali punggung Dikta dan akhirnya kembali lagi berdiri.
Lisa tak bisa berkata apa apa ia merasakan detakan jantung yang begitu sangat kencang menghujam dada nya. Membuat diri nya sangat gugup dan berniat meninggalkan Dikta.
" Aku tunggu di bawah " Ucap Lisa yang terlihat sangat gugup.
Dikta hanya mengangguk dan berjalan ke arah kamar mandi.
15 menit berselang Dikta sudah rapih dan bersiap untuk pergi ke Mall.
" Ayo, Kak. Aku udah siap nih "
" Ya ampun ganteng banget " Ucap dalam hati Lisa sangat terpesona.
Lisa pun tersenyum, lalu datang lah Nesya meminta maaf.
" Maafin tante ya Ta, Tante gak bisa nganter soal nya ada urusan yang mendadak "
" Oke Tante gak papa "
" Btw kita naik apa ya, masa mau naik taksi nunggu lagi dong " Cetus Lisa.
" Naik mobil aja, saya bisa bawa nya " Cetus Dikta.
" Boleh Mi "
" Boleh dong "
Mereka berdua pun pergi ke Mall dengan mobil, Dikta pandai menyetir karena ia di ajari oleh Lek Joo sewaktu bekerja sebagai kenek angkot.
" Aku salut loh sama kamu, orang kampung tapi bisa nyetir "
" Biasa lah, berasal dari kampung tapi gaya gak kampungan kan " Dikta tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKTA ( Sang Pengisi Sepi)
RomanceWarning : 21+ Dikta Sang Pengisi Sepi, membuat tali cinta bersama wanita bersuami. Dia juga memutuskan tali rantai perselingkuhan. Dan dia juga membuat tali asmara bertumbuh tampa sepengetahuan. Wanita manah kah, yang akan menjadi perlabuhan hati S...