ARUMI [ END ✓]

62# leon dan indira

Cerita ini bakal aku revisi setelah semuanya selesai, terimakasih buat kalian yang emang baca cerita aku terus babby chiken cinta kalian<3

Tinggalin jejak kalian di sini dong votenya:(

SUDAH hampir setengah jam arumi bingung memilihkan baju yang pass untuk suaminya.karna hari ini adalah hari dimana leon akan mengucapkan ijab kabulnya untuk seseorang yang mencintai leon. Tanpa leon mencintainya. Namun sama seperti arumi, leon akan mencoba menerimanya sebagai istri.

Arumi sudah ke 7 kalinya membuka tutup lemari milik pram hanya untuk mencari pakaian yang pas untuk tubuh pram yang sekarang agak sedikit gendut karna terlalau lahap memakan masakan arumi tiap harinya. Maklum saja pengantin baru masih hot - hotnya.

"Mass!! Mau pake baju yang warna biru atau hitam?!" Teriak arumi cukup keras.

"Apa ajaa sayang, pake apapun aku bakalan tetep terlihat ganteng." Ujar pram narsis. Walaupun ada benarnya apapun yang di gunakan pram akan terlihat memilik pesona yang kuat.

Arumi mendengus dengan kasar."Ck! Udah tua masih aja narsiss." Bukan tanpa alasan arumi bicara seperti itu, karna kini usia pram sudah ingin memasuki kepala 3.

"Ko mau sama yang tua?" tanya pram dengan mengangkat kedua alisnya meminta jawaban.

Arumi membuang nafasnya kasar."mass.... Pasti kamu tau jawabanya. Gak usah tanya lagi ahh." Lirih arumi malas.

"Jika mas tau,Buat apa mas bertanya sayang?" Pram mendekatkan tubuhnya untuk memeluk arumi dari arah belakang,karna memang pram baru saja selesai mandi.

Arumi berbalik badan menghadap kearah pram tanpa adanya sedikit celah,memandang wajah pram dengan senyum yang sangat tulus." Karna..... Aku mencintai mas."

Cup!

Pram mematung di posisinya namun senyum khasnya muncul secera langsung hanya karna arumi mengecup bibirnya singkat.

"Jangan mancing mas, kita harus ke pernikahan leon." Ujar pram jujur. Menahan hasrat kepada istri sendiri itu menyakitkan.

Arumi terkekeh menggeleng." Aku gak mancing mass, itu reflek mengalir dengan sendirinya." Arumi menangkup wajah milik pram dengan kedua tanganya." Maaf ya...."

Pram tersenyum mengelus pipi arumi pelan." Kenapa minta maaf hmm?"

Arumi memasang wajah yang sangat serius, padahal dalam hatinya arumi tak kuat menahan tawanya untuk mengucapkan kalimat ini.