82. Putra Putri Terbaik Bangsa

1.3K 658 106
                                    

Setelah melewati berbagai macam seleksi, berbagai macam Diklat, akhirnya mereka sampai di penghujung latihan.

Usai melakukan latihan panjang, lalu gladi kotor, renungan suci, kemudian selang beberapa hari giliran gladi bersih dilakukan.

Tidak banyak yang dilakukan mereka—sesuai tatanan yang nantinya di gunakan saat upacara—hanya bolak-balik mematangkan semua bagian tatanan upacara bendera.

Bagian-bagian itu meliputi seluruh aspek tatanan upacara proklamasi. Dari penaikan bendera hingga penurunannya harus sesuai dengan TUB (tata upacara bendera).

"Gladi bersih bukan lagi latihan seperti dulu. Ini adalah ujung dari semua latihan. Sebelum pelantikan, pastikan semua telah siap—jangan sampai ada yang mengecewakan nantinya," tutur salah satu pelatih mereka.

"Kalian harus bisa meyakinkan kami, dengan begitu—pelantikan angkatan kalian akan dipercepat," lanjutnya lagi.

Kaki tangan Presiden pun ikut hadir dalam gladi bersih. Bersama para petinggi negara lainnya. Ia ditempatkan sebagaimana orang istimewa—di bawah tenda yang teduh—tanpa sedikitpun terkena sinar matahari.

Para pejabat memandangi dari kejauhan. Mereka ditugaskan untuk melihat seberapa matang latihan mereka.

Detik-detik proklamasi telah tiba. Satu hari setelah Galdi bersih, pelantikan anggota dilaksanakan.

Tidak ada kendala sedikitpun. Malamnya semua anggot diharapkan untuk beristirahat, tidak ada jam kelas malam. Semua tidur, bersiap untuk hari esok.

***

Esok harinya. Bendera merah-putih berkibar di sepanjang jalan. Juga umbul-umbul berwarna-warni. Setiap sudut negeri tidak lepas dari kibarannya, menggepak-gepak indah bak sayap burung.

Seantero negeri dari Sabang sampai Merauke menyiapkan perayaan besar. Perayaan paling meriah yang diadakan satu tahun sekali.

Di hari ini, dengan penuh bangga seluruh senyum mengembang. Perayaan hari kebesaran bangsa didendangkan, suara-suara nyanyian bergemuruh disetiap sudut kampung.

Orang-orang berbondong-bondong ke lapangan upacara terdekat. Tidak ada batasan usia, tua-muda, kecil-besar, semuanya ingin merayakannya.

Huru-hara semarak agustusan akan segera mencuat. Beraneka ragam lomba telah disiapkan dengan hadiah yang beraneka rupa pula.

Jika biasanya Galan hanya bisa lihat di depan televisi. Maka hari ini bertepatan pada tanggal 17 Agustus—apa yang dia inginkan terlaksana.

Kamera menyorot dari segala arah, tidak ada momen yang terlewatkan. Sejumlah enam puluh delapan putra putri terbaik bangsa bersiap menunjukkan aksi terbaiknya.

Di tengah lapangan, pasukan terpecah belah—membentuk tiga formasi. Di formasi pertama total pasukan 17 orang sebagai penggiring, lalu di formasi kedua ada 8 orang pembwa bendera sebagai pasukan inti. Dan formasi ketiga, ada empat puluh lima orang sebagai pengawal.

Danton telah menyerukan suara. Senyum Galan merekah. Jantungnya berdebar-debar tak menentu serasa mau copot. Juga pasukan lainnya yang sudah lebih dari siap sejak tadi.

Derap langkah bergemuruh. Ribuan pasang mata tercengang, takjub dengan keindahan kombinasi selaras gerakan PASKIBRAKA.

Ukuran dan belokan, posisi, serta jarak satu sama lain telah mereka hafal diluar kepala.   Pasukan berpencar, sesuai dengan posisinya masing-masing.

Bersama enam orang lainnya—Galan maju—inilah waktu terbaiknya. Dengan tangkas ia menepakkan kedua tangannya ke tiang bendera sebelum itu, pembawa baki mundur terlebih dahulu.

Ingat, upacara ini berbeda dengan upacara bendera di sekolah kalian. Dari segi formasi, gerakannya pun berbeda.

Sebelum memasang bendera, terlebih dahulu menarik talinya mencari simbol yang digunakan untuk menandai pemasangan bendera.

Usai bendera terpasang, giliran tugas pembentang bendera menyerukan bahwa bendera telah siap. Ia mundur, membentangkan bendera.

"Bendera siap!"

Bersamaan dengan itu, nun jauh di sana—Eji, Rino dan ayah menatap lekat Galan dari layar televisi. Tidak hanya mereka, namun seluruh penduduk kampung pemulung. Dari yang muda sampai yang tua.

Tadi pagi, Petua kampung mengajak warganya untuk nonton bersama di salah satu rumah warga yang mempunyai televisi. Inisiatif ini ia kemukakan agar anak-anak muda terinpirasi dari sosok salah satu pemuda mereka.

Sebetulnya ada undangan dari sekolah untuk orang tua PASKIBRAKA  agar ke Istana Merdeka. Akan tetapi, entah kenapa Ayah enggan untuk ke sana. Takutnya Galan malu kalau punya ayah miskin, jadi—ayah putuskan untuk menolak undangan itu.

Meskipun hanya melihatnya dari kaca televisi, setidaknya ayah tidak melewatkan momen ini. Momen istimewa dari anaknya.

Saat lagu Indonesia raya dinyanyikan, para penduduk tercenung. Seluruh kamera menyorot Galan selaku penggerek bendera.

Eji pun begitu, ada terbetik dalam hatinya kebanggaan yang mendalam. Sementara Rino, justru menggeleng, terpukau—melihat gagahnya temannya itu. Dengan seragam kebanggaannya yang tak ternilai.

"Itu Galan, anakmu?!" tanya salah satu penduduk kepada ayah Galan. Perawakannya lima tahun lebih muda dari ayah. Ia menunjuk televisi yang sedang menampilkan Upacara 17 Agustus di Istana Negara.

"Iya." Ayah mengangguk takzim. Ia tak mau terlalu berbangga diri.

"Wah, hebat sekali Galan. Aku tidak menyangka dia bisa masuk tim penggerek bendera itu!" Seru salah satu penduduk yang duduk paling depan.

"Nanti, jika kalian sudah besar—kalian contoh itu Galan. Buktikan kalau orang miskin seperti kita itu bisa juga membuat bangga negara!" Ketua kampung berdiri, hendak memberikan apresiasi di depan anak-anak kampung pemulung.

Ayah hanya tersenyum. Sebagai seorang ayah, ada kebanggaan tersendiri yang menyelimuti jiwa—ketika nama anaknya justru menjadi panutan orang lain. Ia terus bersyukur, bersyukur, dan bersyukur.

***
Note

Jika di sini ada Purna PASKIBRAKA Nasional. Salam hormat dari saya untuk kalian semua.

Saya membuat ini dengan segenap hati, jika ada kesalahan mohon dikasih tahu. Karena pemahaman saya hanya sebatas riset, tidak merasakan apa yang terjadi di sana.

Dan untuk pembacaku, yang sekiranya menemukan kejanggalan jangan segan-segan untuk berbincang dengan saya.

Oke, see you next time.

Bangkitnya Sang Pusaka (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang