Bilqis dan Santi duduk di sofa bersama Ilham dan Billy. Keluarga berkumpul dan merasakan kehangatan yang sudah cukup lama tidak mereka rasakan. Namun tetap saja kepergian sang nenek begitu terasa.
Santi berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum untuk semua orang. Bilqis menatap Billy sambil berpikir, untung saja Billy sudah sehat. Meskipun baru pulang dari rumah sakit, ia tidak terlihat begitu buruk.
Bilqis pergi ke kamarnya dan duduk di ranjang. Ia terlihat tenang namun tatapannya kosong. Bilqis harus terbiasa dengan tidak adanya sang nenek. Ya bisa di akui, Bilqis membatin jika sudah ada konflik dengan neneknya. Sampai-sampai ia harus menahan tangis di depan orang tuanya. Tapi bagaimanapun, orang yang kini meninggalkan dirinya dan keluarganya adalah ibu dari Ilham. Bilqis berdoa supaya nenek bisa berada di tempat yang Allah berkati.
Bilqis membuka layar ponselnya dan menelfon Canda. Ia harap, Canda akan datang dan menjadi teman bercerita nya lagi.
"Assalamualaikum Tehcan",
"Waalaikumsalam, ada apa Bil?"
"Ini, nenek Bilqis meninggal. Tehcan bisa dateng kesini ntar maghrib?"
"Innalilahi.. iya bisa bisa. Canda siap siap dulu ya, abis solat magrib kesana."
"Iya, makasi ya sebelumnya. Ditunggu."
"Iya iya.. kamu yang sabar ya.."
"Iyaaa, yaudah, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Tuut tuut
Bilqis menutup telfonnya dan mengambil nafas panjang. Ia pikir, berbaring di kasur dalam waktu beberapa menit bisa menenangkan pikiran. Gadis itu pun melakukannya.
***
Canda khawatir dengan keadaan temannya itu. Setelah selesai mandi dan memakai gamis, ia rasa harus turun dan memberi tahu Bi Lina tentang hal ini.
Canda duduk di sofa sambil melihat ke sekeliling untuk memastikan ada Bi Lina. Canda memutuskan untuk pergi ke warung untuk membeli cemilan. Saat ia sedang berjalan di pinggiran jalan, seseorang memanggil namanya dari belakang. Canda menoleh dan menyipitkan matanya.
"Ini gue, Haris." Ucap Haris sambil membuka kaca helm.
"Oh, ngapain lo manggil gue?" Tanya Canda.
Haris terdiam.
Dia begini jutek apa emang karakternya begini ye.. Batin Haris.
"Ngga papa sih. Lo mau kemana? Tumben pake gamis", Ujarnya setelah beberapa detik terdiam.
"Dari warung", singkat Canda yang memperlihatkan keresek hitam ditangannya.
"Lah iya ke warung doang pake gamis anjrot!" Ucap Haris.
"Emang salah? Gue nunggu maghrib mau tahlil dirumah Bilqis." Jelasnya.
"Hah siapa yang meninggal?!!" Tanya Haris terkejut.
"Nenek Bilqis", jawab Canda.
"Lo dateng ya." Lanjutnya.
"Innalilahi.. iya gue pasti dateng bersama rombongan." Ujar Haris.
"Yaudah gih balik." Ketus Canda.
"I iya ini mau balik anjir galak amat", kikuk Haris yang sudah menyalakan mesin motor.
Canda pun menggelengkan kepala dan pergi ke rumahnya. Bersamaan dengan Haris yang sudah pergi meninggalkannya.
Canda kembali duduk di sofa dan melihat Bi Lina sedang menyapu dapur.
"Bi", panggil Canda.
"Ya neng?" Sahutnya.
"Masih inget temen Canda yang cewe itu? Yang sering kesini." Ujar Canda.
"Inget, kenapa neng?" Tanya nya lagi.
"Neneknya meninggal." Jawab Canda.
"Innalilahi wa Inna ilaihi raji'un.." ujar Bi Lina.
"Emm nanti magrib Canda mau kerumahnya." Lanjut Canda.
"Iya atu neng, harus. Jangan pulang larut ya neng. Bibi khawatir dijalan." Ucap Bi Lina. Canda hanya mengangguk dan pergi ke kamar.
***
DAK'S GANTENG
Haris
Daks ganteng.. tos netepan magrib, ngalalayad ka bumi neng Bilqis..Arya
Innalilahi.. saha nu meninggoy?!!!Haris
Nenek bilqisRaffi
InnalilahiRio
Innalilahi wa inna ilaihi raji'un..etc.
***
Bilqis terbangun dan mengucek matanya. Ia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Bilqis pergi mandi dan mengenakan baju pendek berbalut cardigan dan celana panjang longgar berwarna hitam. Setelah siap, ia turun menemui keluarganya.
"Bapak sama bang Billy kemana bu?" Tanya Bilqis.
"Ke mesjid, bentar lagi adzan." Jawab Santi.
*Adzan berkumandang
"Tuhkan, Alhamdulillah.." lanjutnya.
Bilqis pergi ke kamar untuk melaksanakan sholat maghrib. Begitupun dengan Santi. Bilqis menerima telfon dari Canda bahwa ia akan segera sampai bersama teman-teman Raffi. Bilqis pun tersenyum dan turun menemui keluarganya.
Kedatangan Canda dan teman-teman Raffi setelah menunaikan sholat maghrib membuat hati Bilqis sedikit tenang. Ia tersenyum menyambut teman-temannya. Raffi dan yang lain sedang salam salaman tangan dengan Santi dan Ilham. Canda juga. Setelah itu, Canda menghampiri Bilqis dan mengucapkan beberapa patah kata yang terlihat formal untuk seseorang yang baru saja merasa kehilangan sanak saudara.
Bilqis membawakan camilan untuk teman-temannya itu. Tiba-tiba saja matanya tertuju kepada Haris yang sejak datang menatapnya intens. Kini mata mereka bertemu dan saling diam.
Billy menubruk Bilqis tidak sengaja. "Eh sorry sorry." Sahut Billy yang kini sudah duduk bersama teman-teman Raffi. Billy membuat buyar eye contact antara Bilqis dan Haris. Seketika membuat Haris berdeham.
Keduanya kikuk. Bilqis rasa ini bukan waktu yang tepat untuk salah tingkah. Tapi Bilqis tidak menyadarinya. Ia sudah salah tingkah sejak Haris berdeham. Bilqis duduk disamping Canda dengan bibirnya yang kecil berkerut. Canda menoleh padanya heran.
"Kenapa cuy?" Tanyanya.
Bilqis masih diam melamun. Entah apa yang ada dalam pikirannya sekarang. Canda bertanya untuk kedua kalinya dan berhasil menyadarkan Bilqis dari lamunannya.
"Hah kenapa?" Ucapnya.
Canda hanya menggelengkan kepalanya sambil memakan camilan. Ya, tempat duduk Bilqis dan Canda memang berhadapan dengan Raffi dan teman-temannya. Mereka masih menjaga imej sampai sekarang. Mungkin nanti 'akan' terlihat sifat dibalik topeng mereka ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
semesta TERBIT
Teen FictionSudah terbit di guepedia. Bisa di pesan melalui Tokopedia, Bukalapak, dan guepedia store. DI SHOPEE JUGA ADAAAAAA Toko : guepedia Judul : novel semesta oleh dewirnss ****** Langsung aja ke cerita jangan lupa masukin ke perpustakaan kalian dan vote c...