part 41

26 4 0
                                    

Bilqis di sibukkan kembali di kamarnya. Apalagi di pagi hari. Aktivitasnya kini sudah menghampirinya. Mulai memasang gesper, dasi dan kerudung kerut Rabbani yang membuat pipi gembulnya itu terlihat.

"Adduh pipi gue" gumam nya saat melihat cermin.

Bilqis menggendong tas sekolahnya dan segera menalikan tali sepatu. Setelah selesai, ia mengambil kunci motor dan

"Aduh lupa kan mau dijemput yah" ucap Bilqis dengan nada manja. Ia terkekeh pelan karena nada bicaranya itu. Bilqis kembali menaruh kunci motornya dan membuka pintu kamar.

Bilqis terkejut karena Santi sudah berdiri di hadapannya. "Ibu ngapain?" Tanya Bilqis.

"Itu ada Haris nungguin kamu di depan" jawab Santi. Bilqis mengangkat halisnya dan ikut menuruni tangga bersama Santi.

"Oke deh bu, Bilqis berangkat sekolah dulu ya" ucapnya.

"Kamu belum sarapan" balas Santi.

"Iya gapapa nanti di mang Kaya." Jawab Bilqis memakai helm yang disodorkan tangan Haris.

Haris dan Bilqis menyalimi tangan Santi. Lalu pergi mengantar Bilqis ke sekolahnya itu.

Diperjalanan, Bilqis menghirup udara segar di pagi hari. Ia senang akhirnya kembali ke sekolah. Lelaki di depannya itu memperhatikan Bilqis dari kaca spion. Ia tersenyum melihat Bilqis bahagia seperti ini.

"Udah sampe neng" ujar Haris. Bilqis menatap gerbang sekolahnya sambil turun dari motor Haris.

"Buka tangan kamu" pinta Haris. Bilqis mengangkat halisnya dan menuruti permintaan Haris.

Haris membuka tas nya lalu mengeluarkan roti dan susu. Ia menyimpannya di tangan mungil yang sedari tadi terbuka.

"Buat sarapan lo. Gausah ke mang Kaya ya."

Wajah Bilqis sudah memerah. Pagi pagi seperti ini? Pagi pagi seperti ini masih ada lelaki yang belum apa apa sudah membuat Bilqis baper.

"Anjay makasih yaaa" ujar Bilqis.

Haris tersenyum dan pamit kepada Bilqis. Ia sudah melajukan motornya untuk ke sekolah baru. Kembali menjadi adik kelas baru juga tentunya.

Bilqis masih tersenyum dan memasuki halaman sekolah. Orang orang yang melihatnya sudah tidak aneh karena anak itu selalu tersenyum di pagi hari. Atau sampai membalas sapaan orang lain juga.

Bilqis berjalan menuruni anak tangga dan memasuki kelas. Bukan kelas sembilan yang ia dambakan tetapi ini kelas dulu yang ia duduki.

"Kakak ngapain disini?" Tanya seseorang.

Bilqis mengerutkan dahinya dan melihat pintu kelas di hadapannya yang bertuliskan kelas VIII. Bilqis membulatkan mulutnya dan sudah terlanjur malu dihadapan adik kelasnya itu. Ia berlari ke atas dan memasuki kelas sembilan A.

"Sialan. Gara gara Haris kan gue jadi ke kelas delapaaannn!!" Ketus Bilqis. Ia segera duduk di bangku paling depan.

Bilqis sudah tak asing dengan tas yang ada disampingnya. Gilang sudah menepati janjinya untuk menyimpan tas di paling depan dan duduk sebangku bersama Bilqis.

Bilqis melepaskan tas nya dan menatap makanan yang Haris berikan tadi.

"Bilqis!" Panggil seseorang. Bilqis menoleh dan tersenyum kepadanya.

"Apa Gilaangg??" Tanya Bilqis. Hari ini ia begitu senang.

"Kenapa lo pake helm di kelas?"

Bilqis terdiam dan memegang kepalanya. Benar saja. Ada sesuatu yang lebih tebal dan keras dari kepalanya.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang