part 15

88 7 2
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Sekarang, semua siswa datang bersama orangtuanya. Bilqis datang dengan Ilham. Urusan sekolah Bilqis selalu Ilham yang tangani.

"Yaudah. Yah, kelas Bilqis disana." Ujar Bilqis.

"Iya, kamu mau kemana? Ko ngga sama temen temen kamu?" Tanya Ilham.

"Temen?" Tanya Bilqis yang mengerutkan dahinya.

"Bilqis ga terbiasa sama temen temen kelas." Lanjut Bilqis yang tiba-tiba bersikap biasa saja.

"Mm, iya udah. Pulang ngambil raport, kita makan siang ya." Bujuk Ilham. Bilqis hanya menganggukkan kepalanya dan menunggu Ilham di koridor.

Semua orang tua masuk kedalam kelas anaknya masing masing untuk mendengarkan penjelasan perkembangan anak anaknya dari wali kelas.

Sementara Bilqis, dia duduk di kursi yang terpampang di setiap koridor kelas.

Sendiri.
Tidak ada yang menemani.

Itu yang Bilqis rasakan sejak dulu. Meskipun Gilang selalu membuat Bilqis tertawa, tetapi hidup Gilang tidak akan selalu tentang Bilqis bukan? Bagi Bilqis, Gilang adalah teman bahagia nya selama di sekolah. Mungkin, sekarang dan seterusnya tidak. Ia mengenal Canda. Orang yang merasakan apa yang Bilqis rasakan.

Bilqis melihat siswa-siswi berkeliaran dihadapannya. Ada yang ber-geng, berdua, sendiri pun ada. Sepantasnya sekolah saja bagaimana.

And that's because I wanna be your favorite boy

I wanna be the one that makes your day

The one you think about as you lie awake

I can't wait to be your number one

I'll be your biggest fan and you'll be mine

But I still wanna break your heart and make you cry

~Best friend
Rex orange county.

Gilang menyanyikan lagu itu sambil memetik gitar yang ada ditangannya. Membuat Bilqis menoleh dan tersenyum.

"Nah gitu dong senyum. Kan jadi tambah cantik." Ujar Gilang sambil tersenyum.

Bilqis tersipu malu dan memalingkan wajahnya. Hebatnya, Gilang selalu datang di waktu yang tepat. Itu yang Bilqis suka dari Gilang.

"Lo kesini sama siapa Lang?" Tanya Bilqis.

"Sendiri." Jawabnya.

"Kan harus sama orang tua." Ujar Bilqis.

"Kalo sendiri bisa, kenapa harus berdua?" Tanya Gilang yang membuat Bilqis mematung.

"Maksud lo apa?" Tanya Bilqis.

"Ehehe, ngga ah. Dah ah gua mah ga jelas orang nya." Jawab Gilang sambil terkekeh.

"GILANG" Panggil seorang ibu yang keluar dari kelas delapan A.

"Eh bentar gue dipanggil mami." Ucap Gilang yang memberikan gitarnya kepada Bilqis.

Bilqis hanya tersenyum melihat tingkah Gilang. "Jangan sampe rangking Gilang nurun lagi." Gumam Bilqis yang melihat Gilang dan ibunya.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang