"Jadi, ada apa kita ketemu disini?"
Tanya Tasya yang sejak datang hanya diam, dan berlagak sibuk memainkan ponselnya.
Meskipun hanya manggut-manggut saja.
"Ga ada apa-apa, masa kenal lewat Instagram doang? Hahaha" jawab Bilqis dengan tawa kecilnya.
Canda menatap Bilqis dan mengeluarkan smirk nya, membuat Tasya dan Billa semakin canggung.
"Ga deh. Itu basa basi gue aja. Sebenernya ada yang mau gue obrolin" lanjut Bilqis. Ia menatap Tasya dalam. Bilqis mungkin tidak merasakan berdegupnya jantung orang-orang yang ia interogasi.
"Tanya aja.." balas Tasya. Ia berusaha menyatu dengan suasana.
"Gue tau lo pacarnya Haris" ujar Bilqis. Meskipun dalam hatinya, ia bergerutu ingin mengatakan 'gue tau lo hamil anak Haris'.
Tasya terdiam dengan bibir yang berusaha tersenyum. Tasya bukan sudah pacarnya Haris. Tapi ia adalah ibu dari anak Haris. Anjay
Tasya menggigit bibir bawahnya. Ia berpikir apakah Bilqis belum mengetahui tentang ini?
"Iya, gue pacarnya Haris" jawab Tasya. Bilqis mengangguk dan memutar-mutar ponselnya. Ia menunggu Tasya melemparkan pertanyaan juga kepadanya.
"Bukannya lo cewe yang putus sama Haris minggu lalu, kan?" Tanya Tasya.
Bilqis dan Canda saling tatap. Memang benar, sebelum Haris pergi, Bilqis sempat mengatakan bahwa dirinya benar-benar tidak ingin melihat wajah Haris lagi. Ia ingin Haris pergi dari hidupnya.
"Iya gue putus sama Haris, barusan. Sebelum lo dateng kesini" jawab Bilqis. Tasya dan Billa membulatkan matanya tak percaya.
"Tapi Haris bilang-"
"Terus lo percaya?" Tanya Bilqis dengan memotong ucapan Tasya.
Tasya pun menarik napas karna Billa mengelus tangannya. Dari sikapnya seperti itu, membuat Bilqis muak ingin mengatakan yang sebenarnya.
"Kenapa ga nanya putusnya karena apa?" sambung Canda. Bilqis pun menoleh kepada Tasya yang sedang mengangkat halisnya.
"Ooh emang putusnya karna apa?" Tanya Tasya lagi. Bilqis mendengus sambil tersenyum.
"Karna kamu lagi ngandung anak Haris, Tasya." jawab Bilqis yang diakhiri dengan senyuman.
Bilqis dan Canda melihat wajah kedua wanita dihadapannya itu yang sedang terdiam.
Perasaan Tasya kini campur aduk, ia malu, takut, kesal dan ah, sudahlah. Hidupnya hancur saat Haris melakukan itu padanya.
"Lo juga minta tanggung jawab ke abang gue. Billy Zayn Zelin, betul?" Lanjut Bilqis. Sepertinya, Bilqis tidak memikirkan apa yang dirasakan Tasya kali ini. Ia benar benar mempermalukan Tasya dihadapan Canda dan Billa. Egois? Memang. Siapa sangka jika Bilqis memiliki sifat egois seperti ini.
"G-gue minta maaf Bil.." lirih Tasya yang sudah berkaca-kaca.
"Lo manfaatin abang gue yang deketin lo, dan dengan pede lo bilang kalo lo jomblo padahal lo lagi ngandung anak orang!" Pekik Bilqis yang semakin menjadi.
"Ah, mainnya kurang cantik" sambung Canda.
"Pantesan aja Haris suruh Raffi buat celakain abang gue. Ternyata ada dua manusia yang lagi Haris jaga mati-matian, toh." lanjut Bilqis.
Tasya benar-benar malu saat ini. Ia berkeringat dingin dan tidak sanggup menatap lawan bicaranya itu.
"Gue maafin lo. Tapi gue bakal inget ini semua." Ujar Bilqis.
"Lo, dendam?" Tanya Tasya gemetar.
"Gue ga dendam. Gue bakal inget siapa aja yang nyakitin gue." Jawab Bilqis. Canda pun menoleh kepadanya dan tersenyum kecil. Terdapat sakit hati yang mendalam di ucapan Bilqis. Meskipun rasa sakit hati yang ia alami tidak sebanding dengan yang Tasya dapatkan.
"Gue ngerti perasaan lo saat tau semua ini." ujar Tasya.
"Ga. Lo ga ngerti apapun." Tukas Bilqis sambil menggeleng yang membuat Tasya mengerutkan dahinya.
"Lo ga ngerti apa yang gue rasain. Gue juga ga ngerti apapun yang lo rasain. Dari cara gue luapin itu semua, gue juga ga tau perasaan lo kaya gimana. Jadi, stop so kemanusiaan karena gue juga gapunya sikap kemanusiaan."
"Terhadap lo."
Entah berapa kalimat yang Bilqis katakan. Itu semua mungkin sudah menusuk didalam hati Tasya. Tasya berpikir ia bermain-main dengan orang yang salah.
Canda pun tak percaya kalau Bilqis bisa se-baddas itu. Melebihi dirinya. Bilqis belajar banyak setelah sekian lama.
"Makan makanannya. Sayang, udah gue pesen," lanjutnya. Bilqis melihat respon Tasya yang hanya menganggukkan kepalanya sambil meraih minuman.
"Jadi buat kedepannya gimana? Kasian kalo anak lo nanti nanyain bapanya." tanya Bilqis. Canda mengepalkan tangannya untuk menutup mulutnya yang tak percaya Bilqis mengatakan sejauh ini.
Bukan hanya Canda. Tasya dan temannya pun tak percaya. Keterlaluan? Memang. Tapi mereka tidak bisa mengelak.
"Orang tua gue nikahin Haris sama gue minggu ini. Secara langsung, lo yang pertama tau hal ini. Dan lo bisa dateng ke acara gue nanti." Jawab Tasya. Ia sudah pasrah jika harus berdebat dengan Bilqis.
"Waw, impresif." gumamnya. Semakin membuat Tasya ingin cepat-cepat pergi dari kafe.
"Tenang aja, Gue bakal dateng." Lanjut Bilqis.
"Makasih, sekali lagi gue minta maaf. Gue pamit." ucap Tasya. Bilqis mempersilakannya dengan membuka telapak tangannya ke arah pintu kafe.
Tasya pun beranjak dan pergi bersama temannya itu.
Bilqis membuang tatapannya ke samping sambil menghembuskan napasnya berat.
"Hebat," gumam Canda sambil mengambil gelas yang berisi jus.
"Ternyata lo tau semua ini Bil. Tadinya gue mau ngasih tau lo setelah gue mastiin kebenarannya dari mulut si Haris itu. Tapi ternyata lo dateng dan malah lo yang nanya langsung." lanjut Canda.
Bilqis mengambil makanan yang ia pesan dan menyantapnya.
"Gue tau dari Bang Billy. Semalem gue ngobrol sama bang Billy. Kita pun ga percaya sama semua ini," balas Bilqis.
"Nanti lo ikut ya ke NIKAHAN nya Tasya?" ajak Bilqis. Keduanya terkekeh karna hal konyol ini.
"Iya, gue ikut." balas Canda sambil menyantap sandwich yang Bilqis pesan.
"Sumpah sih, gue ga nyangka banget!" ujar Bilqis. Ia tatapannya kosong saat memotong sandwich.
"Iya, gue juga." balas Canda.
"Tapi gue bersyukur karna bukan lo yang hamil," lanjutnya.
"Astagpiruloh?" ucap Bilqis. Kupingnya sudah mendengar kalimat itu dari orang-orang terdekatnya. Tentu, dalam kisah ini pasti Bilqis yang menjadi sasaran atas apa yang Haris lakukan.
"Drama apa lagi nih yang bakal Haris lakuin?" lanjut Bilqis sambil menyilangkan tangannya.
"Eh, temen-temen Haris tau tentang ini ga ya?" Tanya Canda. Bilqis pun langsung mengerutkan dahinya dan mempertanyakan apa yang Canda tanyakan.
"Em gue gatau sih, besok pulang sekolah kita ke markas aja gimana?" Ajak Bilqis. Canda pun mengangguk dan mengacungkan jempolnya.
Mereka berdua bersiap untuk pulang dan berjalan ke arah kasir. Bilqis membayar semua yang ia pesan lalu keluar dari kafe bersama Canda.
"Lo hati-hati ya," ujar Canda. Keduanya sudah berada di motor masing-masing sambil memasang helmnya.
"Iya lo jugaa. Gue duluan keburu ujann!" balas Bilqis. Ia langsung melaju ke arah jalan yang mengantarnya sampai kerumah. Begitu juga Canda.
KAMU SEDANG MEMBACA
semesta TERBIT
Teen FictionSudah terbit di guepedia. Bisa di pesan melalui Tokopedia, Bukalapak, dan guepedia store. DI SHOPEE JUGA ADAAAAAA Toko : guepedia Judul : novel semesta oleh dewirnss ****** Langsung aja ke cerita jangan lupa masukin ke perpustakaan kalian dan vote c...