part 50

27 4 1
                                    

Bilqis mengerutkan dahi saat melihat motornya terjajar rapih dengan motor lainnya. Ia pikir ada seseorang yang menyempatkan waktu untuk memarkirkan motornya.

"Emang kita mau kemana Bil?" Tanya Gilang. Bilqis pun tersadar dan segera menyalakan motor.

"Kita ke markas temen-temen Raffi dulu" jawabnya. Gilang mengangkat bahunya sambil menyalakan motor miliknya.

Bilqis dan Gilang berjalan menghampiri markas. Gilang menatap wajah Bilqis yang memasang tatapan tajam. Gilang merasa bahwa kejadian akhir-akhir ini membuat Bilqis berubah drastis. Tidak ada lagi keceriaan di wajahnya seperti biasa.

"Assalamualaikum" ucap Gilang. Canda dan yang lain pun membalasnya dengan saksama.

Canda menepuk sofa di sebelahnya agar Bilqis duduk disampingnya. Bilqis dan Gilang pun menoleh kepada Canda dan menduduki sofa.

"Bil.." panggil Rio pelan. Bilqis menatap Rio yang sedang menyodorkan selembar kertas yang terhias cantik.

Bilqis memahami maksud Rio dan segera mengambil kertas itu. Raut wajah Bilqis tidak berubah meskipun ia melihat nama Haris dan Tasya tertera di kertas itu. Sementara yang lainnya hanya menatap Bilqis diam.

Gadis itu menghembuskan napasnya santai sambil menyimpan kembali kertas yang tadi ia pegang.

"Kalian mau dateng?" Tanya Bilqis.

"Iya, tapi sebelumnya gue mau kasih pelajaran si keparat itu" desis Rio.

"Sshh mulutnya harus dijait" sahut Canda sambil menepuk paha Rio.

Bilqis hanya mengedipkan matanya pelan sambil melihat sekeliling markas. Bilqis bertanya apakah mereka benar-benar tidak tahu Haris melakukan ini atau mereka pura-pura tidak tahu. Tapi sepertinya Rio dan teman-temannya benar-benar tidak mengetahui hal ini.

Bilqis melihat wajah-wajah kesal seperti ingin mencekik Haris jika lelaki itu ada disini. Terlalu malu dan menjijikan jika seorang Haris ada di markas saat ini. Ia pasti sedang mempersiapkan diri untuk pernikahannya esok lusa.

Bilqis beranjak dan melihat dinding yang dihiasi foto-foto anggota markas ini. Dari Rio, Raffi, Arya, Haris, dan yang lainnya.

Tangan Bilqis meraih salah satu foto yang terpajang disana. Ia menatap foto itu dengan wajah datar sambil mengeluarkan smirk nya.

Brakkk

Foto yang tadi Bilqis tatap, kini pecah dan berantakan di lantai. Tidak heran jika Bilqis melakukannya dengan sengaja. Rio dan teman-temannya terkejut sambil mengangkat halisnya. Mereka menyadari kesalahan salah satu temannya itu yang membuat Bilqis seperti ini.

Bilqis berjalan menghampiri Gilang dan tersenyum kepada Canda. "Gue balik dulu, ada urusan sama Gilang" ujar Bilqis.

Canda membalas senyumannya sambil mengacungkan jempol. Canda mengantar Bilqis dan Gilang sampai depan untuk berpamitan.

"Nanti lo mau dateng sama Gilang?" Tanya Canda sambil memperhatikan kedua sejoli itu memakai helm.

Bilqis pun mengangguk dan mencium tangan Canda. Ia berpamitan sambil mengucapkan salam. Canda pun membalasnya, melihat mereka berdua semakin menjauh dari markas.

Canda kembali masuk kedalam dan tersenyum kikuk karena semua orang menatapnya.

"Maafin temen gue ya, udah jatohin foto Haris hehe.." ucapnya.

"Santai kali, dia udah ga pantes ada disini" balas Arya. Canda pun tersenyum dan kembali duduk.

****

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang