part 24

47 7 2
                                    

Perawat yang sudah berdiri di koridor rumah sakit, kini membantu Billy memasuki ruang IGD. Bilqis dan Canda hanya bisa duduk di luar dan menunggu hasilnya.

"Ini udah adzan isya ya? Solat dulu?" Tanya Canda.

"Boleh." Jawab Bilqis dengan anggukan.

Kini Bilqis dan Canda pergi ke mushola dan melaksanakan sholat. Mereka berdua berdoa untuk kesehatan Billy.

Setelah melaksanakan sholat. Bilqis dan Canda kembali ke IGD dan melihat dokter yang memeriksa Billy.

"Gimana keadaan abang saya dok?" Tanya Bilqis berharap tidak ada sesuatu yang semakin parah.

"Billy sedang menjalani jahitan di lututnya. Setelah selesai, Billy akan dipindahkan ke ruang rawat inap utama." Tutur dokter.

"Iya Dok, terima kasih. Saya akan urus administrasinya." Ujar Bilqis.

Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya dan pergi ke ruangannya. Bilqis dan Canda kembali duduk dan kini mereka merasa tenang.

"Astaghfirullah kan kita mau masak Bil." Ucap Canda mengingatkan Bilqis.

"Oiya Allahuakbar." Bilqis dan Canda tertawa akan hal itu. Siapa sangka bahwa Billy ternyata pulang dengan keadaan bercucuran darah. Tapi mereka masih bisa memesan makanan yang dekat dengan rumah sakit edelweiss.

"Yaudah deh gapapa. Nanti kalo bang Billy udah di pindahin, kita pesen makanan dulu." Lanjut Bilqis.

"Iya Bil." Gumam Canda.

"Bilqis berterima kasih banget karna Tehcan udah temenin Bilqis urusin bang Billy. Makasi banget. Dan maaf kalo ngerepotin Tehcan. Yang tadinya mau tidur di rumah eh malah nemenin di rumah sakit." Ujar Bilqis yang merasa tidak enak.

"Iya gapapa Bil. Gue juga seneng bantu lo. Ini belum seberapa. Gatau nanti mah. Siapa tau lo yang ada buat gue atau begimana." Tutur Canda.

"Yang penting, kita jangan lupa bersyukur sama Allah. Disaat-saat kaya gini, lo masih ditemenin sama gue. Dan masih di kelilingi sama orang-orang baik." Lanjut Canda menjelaskan.

Bilqis mengangguk kagum dan membalasnya dengan senyuman. Ia beruntung bisa berteman dengan seseorang yang bisa mengerti dirinya.

"Billy bisa dipindahkan ke ruang rawat inap utama sekarang. Suster yang lain akan mengantar kalian kesana." Ucap Perawat yang menjahit Billy.

Canda dan Bilqis menganggukkan kepalanya dan melihat Billy yang siap diantar ke ruang rawat inap. Para suster yang baik hati sudah menyiapkan segala kebutuhan Billy disana. Sehingga Bilqis tidak terlalu repot untuk mengurusnya.

Billy sudah berbaring di ranjang dan masih belum siuman. Mungkin efek obat tidur yang dokter berikan padanya.

Ruangan utama yang di tempati Billy cukup besar. Terdapat kursi untuk menjenguk atau menemani pasien dan sofa yang tidak terlalu lebar. Fasilitas nya memadai untuk keluarga Zelin itu. Karena dokter yang merawat Billy adalah sobat orang tua Zelin.

"Bang." Ucap Bilqis yang melihat Billy membuka matanya.

"Abang ada di ruang rawat inap utama rumah sakit edelweiss. Abang mau makan ga? Suster udah bawa in makan buat abang." Lanjut Bilqis menjelaskan.

"Abang bisa makan sendiri. Luka di tangan juga ada di sebelah kiri." Ujar Billy.

Bilqis membawa makanan yang terdapat di meja dan memberikannya pada Billy. Bilqis merasa lega karena Billy bisa siuman dan masih bisa makan.

"Bilqis sama Canda udah makan?" Tanya Billy.

Bilqis hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Bilqis dan Canda tidak mood untuk makan setelah melewati perasaan khawatir dan cemas terhadap Billy.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang