Bilqis masuk ke kamarnya dengan menutup pintu kencang. Ia mencabik-cabik ranjang dan memukul bantal lalu bercermin menatap diri.
"Apa yang salah sama gue?" Tanya Bilqis masih menatap cermin.
Ia membuka layar ponselnya malas karena Canda terus-terusan mengirim pesan. Bilqis pun memilih untuk menelpon Canda agar lebih jelas.
Bilqis kembali menutup telepon dan menyimpannya di ranjang. Ia tersenyum kecil karena Canda mengkhawatirkan dirinya setelah pulang dari Lacamera. Padahal hanya pergi ke danau bersama Gilang.
Seiring dengan larutnya malam, Bilqis pun sudah terlelap tidur dengan mematikan lampu kamarnya. Besok pagi ia kembali ke sekolah dan jangan sampai matanya terlihat lesu.
Malam berganti pagi yang cerah di hari Senin. Bilqis bersiap membawa perlengkapan sekolah seperti biasanya. Setelah menggunakan sepatu, ia berpamitan kepada orang tua dan juga kepada Billy.
Saat Bilqis berjalan keluar rumah, ia melihat Gilang dengan motor kece nya sambil tersenyum manis. Respect, Bilqis pun membalas senyuman Gilang.
Gilang menunjuk jok belakang dengan kepalanya. Menandakan bahwa ia meminta Bilqis untuk menaikinya dan pergi ke sekolah bersamanya.
Bilqis menghampiri Gilang dan menuruti permintaannya. Kali ini Bilqis tidak mendumel masalah helm karena Gilang membawanya. Jadi Bilqis tidak perlu repot-repot kembali ke kamarnya.
Sesampainya di sekolah, Gilang menghampiri Bilqis yang meninggalkannya di parkiran tadi. Karena ini hari senin, para siswa sudah berkumpul di lapangan. Tidak dengan Bilqis dan Gilang yang masih santai berjalan ke koridor kelas.
Di kelas, Gilang ikut panik karena Bilqis lupa tidak membawa topi. Bisa-bisa Bilqis ada di barisan paling belakang bersama siswa yang tidak melengkapi atributnya. Bilqis pun menghela napas dan keluar dari kelas dan berbaris di bagian belakang.
Gilang menyimpan kembali topinya di tas dan berlari kecil menghampiri Bilqis. Ia pun menoleh kepada gadis disampingnya sambil tersenyum.
Bilqis mengerutkan dahinya. "Ngapain disini?" Tanya Bilqis. Ia heran kenapa Gilang di barisan belakang padahal lelaki itu membawa atribut lengkap.
"Nemenin lo" jawab Gilang singkat. Bilqis tersenyum kecil dan mulai fokus pada upacara.
Saat upacara selesai dan para siswa memasuki kelasnya masing-masing, Bilqis, Gilang dan siswa lainnya dipanggil ke ruang BK karena alasan atribut tidak lengkap. Hukumannya tidak terlalu berat, hanya menyebut nama lengkap dan kelas untuk dicatat di buku langgaran siswa. Bilqis dan Gilang mencondongkan tubuhnya sebentar untuk mengatakan maaf kepada guru di hadapannya. Setelah nama mereka dicatat, Bilqis dan Gilang di perbolehkan kembali ke kelas untuk mengikuti KBM.
Setelah kepala pening karena mata pelajaran dan guru yang 'belibet' menyampaikannya, Bilqis menopang kepala sambil menatap buku catatan.
Gilang menoleh kepadanya dan langsung memegang kening Bilqis dengan tangannya. "Lo sakit?" Tanya Gilang cemas. Lantas, Bilqis pun menggelengkan kepala dan kembali terduduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
semesta TERBIT
Teen FictionSudah terbit di guepedia. Bisa di pesan melalui Tokopedia, Bukalapak, dan guepedia store. DI SHOPEE JUGA ADAAAAAA Toko : guepedia Judul : novel semesta oleh dewirnss ****** Langsung aja ke cerita jangan lupa masukin ke perpustakaan kalian dan vote c...