part 39

31 5 1
                                    

"Gue jadian"

"Gue jadian"

Keduanya terdiam. Bilqis dan Canda membulatkan mulutnya dan tertawa.

"Lo dulu, lo dulu. Buru" titah Canda yang mencoba menahan mulutnya untuk tidak tertawa lagi.

Bilqis menganggukkan kepalanya sambil menggigit kedua bibirnya.

"Gue jadian sama Haris" ungkapnya. Hal itu lantas membuat Canda menutup mulutnya dan segera mengacungkan jempol kepada Bilqis.

"Karena apa lo nerima dia? Ga yakin kalo cuma ganteng doang" Canda menyindir Bilqis dengan mengangkat bahunya.

Inilah saatnya. Pertanyaan yang tepat sasaran. Tanpa basa basi, Canda sudah melontarkan pertanyaan yang jawabannya adalah inti dari pertemuan mereka.

"Mau selesein kasus kecelakaan Bili." Jawab Bilqis. Canda yang sudah memesan makanannya langsung menatap Bilqis bingung.

"Apa hubungannya?" Canda mengerutkan dahinya dan membuka telapak tangannya ke atas.

"Ada yang kirim foto kejadian waktu bili tabrakan. Dan pas gue liat, ada motor Raffi." Jelas Bilqis. Canda terdiam dan membisu.

Ini ga mungkin.

"Maka dari itu. Gue mau manfaatin Haris supaya kita tau apa yang sebenernya terjadi" lanjut Bilqis.

"Ngga. Jangan Haris. Gue ga yakin sama Haris" sahut Canda. Entah apa yang membuatnya tak yakin jika Bilqis mengatakan hal besar ini kepada Haris.

Bilqis mengerutkan dahinya dan berdecak. "Percuma dong gue terima dia" Bilqis mendengus dan memalingkan pandangannya ke arah lain.

"Kata siapa? Lo masih bisa manfaatin dia ko. Rayu dia dengan kata kata lo. Mungkin dia juga bakal keluarin beberapa kalimat yang menjawab pertanyaan dari pikiran lo. Setidaknya dikit lah" jelas Canda. "Asal jangan terlalu jelas lo nanya nya" lanjutnya.

Bilqis menatap meja. Ia memikirkan saran sahabatnya itu.

"Berlebihan ga sih? Ini suudzon ga sih?" Tanya Bilqis. Ia takut perbuatannya sudah melebihi batas.

Kedua gadis itu terdiam. Masih memikirkan cara lain yang setidaknya akan berhasil membayar kecurigaannya.

"Eh btw, lo lanjut sekolah kemana?" Bilqis mengalihkan pembicaraan agar otaknya lebih fresh.

"Noh SMA bina bangsa" jawab Canda sambil memakan pesanannya. Bilqis membulatkan mulutnya dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Em, besok kan gue MOS tuh. Pulang dari sekolah, gue ke rumah lo. Ngobrolin masalah abang lo sama Raffi." Lanjut Canda sambil menunjuk nunjuk Bilqis dengan garpu.

"Eh gausah di rumah deh. Pas gue nyamper lo, anter gue ke SMP ya." Lanjut Canda lagi. Bilqis mengerutkan dahinya bingung.

"Emang ngapain?" Tanya Bilqis.

"Itu loh porak ga jadi karena keburu libur kenaikan. Jadinya pake acara kumpul kumpulan seangkatan" jelas Canda. Bilqis membulatkan mulutnya dan mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

"Ciee lo udah kelas sembilan aja Bil" goda Canda dengan senyuman jahilnya. Bilqis tersenyum dan memperlihatkan wajah sombongnya itu.

"Ga kerasa ya, lama banget kita temenan tapi kek bentaran" Bilqis menopang dagunya sambil berpikir. Canda membalasnya dengan senyuman dan anggukan.

"Yaudah, yu balik. Besok gue bakal cari cara buat selese in Billy Raffi and friends" Ajak Canda. Bilqis mengangguk dan beranjak dari meja.

"Makasih heem" ujar Bilqis sambil menatap Canda.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang