part 55

25 4 0
                                    

Setelah menunggu satu pekan, Bilqis akhirnya prepare untuk pergi ke Yogyakarta bersama Canda, Rio, dan Gilang. Mereka berkumpul di rumah Bilqis dan berangkat memakai mobil milik Gilang. Juga pak supir.

Alih-alih dengan orang tua Bilqis yang mendoakan keselamatan Bilqis dan teman-temannya.

Di perjalanan ke Yogyakarta, mereka berhenti di salah satu restoran yang bisa dibilang megah. Mereka berjalan memasuki resto dan memilih meja tengah. Bilqis melambaikan tangannya kepada pelayan dan memesan makanan untuknya, juga teman-temannya.

Mereka menyantapnya dengan lahap, setelah selesai, mereka sedikit berbincang dan Bilqis segera membayarnya. Mereka kembali melanjutkan perjalanan sampai tiba di suatu hotel yang cukup keren.

Baru tiba di depan pintu hotel, para penerima tamu, resepsionis dan porter menyambutnya dengan membungkukkan badan. Bilqis dan teman-temannya sedikit tersanjung karenanya. Tapi dengan sigap, sang porter membawa barang-barang mereka dan mengantarnya ke dalam kamar yang sudah di pesan.

Dua porter itu berpisah saat memasuki kamar di sebelah kanan yang akan di tempati oleh Bilqis dan Canda. Sedangkan porter yang satu lagi memasuki kamar sebelah kiri yang akan di tempati oleh Gilang juga Rio.

Bilqis berterima kasih kepada porter yang sudah mengantar barangnya. Mereka pun tersenyum dan keluar meninggalkan Bilqis dan Canda.

Kini dua gadis itu mandi saling bergantian dan memakai baju piyama panjang serasi. Bajunya berwarna putih. Hanya saja berbeda dari motifnya. Yang Bilqis pakai bermotif kotak-kotak, dan Canda garis-garis.

Canda saling tatap dengan Bilqis, dan tidak lama setelah itu mereka menjatuhkan tubuhnya di ranjang yang berukuran besar juga empuk. Keduanya mengambil napas panjang dan menghembuskannya bersamaan.

Tok tok tok

Bilqis dan Canda terduduk sambil menatap pintu kamar. Hanya Canda yang beranjak untuk membuka pintu sedangkan Bilqis masih terduduk diam memperhatikan Canda.

Ceklek

"Mana Bilqis?" Tanya Gilang.

"Di dalem" singkat Canda. Ia kembali menghampiri Bilqis diikuti Gilang dari belakang.

"Mau apa?" Tanya Bilqis.

Gilang tersenyum menampilkan gigi rapihnya. "Laper" jawabnya.

Bilqis dan Canda mengerutkan dahinya tak percaya. Siapa sangka jika Gilang ternyata masih lapar. Bukannya tadi ia juga ikut makan di restoran?

"Lo gila?" Ketus Bilqis.

"Bukan gue yang laper. Tuh, Rio" tukas Gilang menunjuk ke arah kamar sebelah.

Lantas, Canda pun memegang pelipis kepala bagian kanan nya dan menyuruh Gilang untuk memanggil Rio. Gilang pun menurut dan membawa Rio ke kamar yang tadi ia berbincang dengan dua gadis.

"Lo masih laper? Mau makan apa? Gue pesenin" seru Canda sambil melihat brosur menu yang tersimpan di meja dekat telepon rumah.

"Apa aja deh" jawab Rio sambil duduk di kursi.

Bilqis dan Gilang terkekeh pelan melihat tingkah pasangan yang ada di hadapannya itu sedang sibuk. Canda sudah berkali-kali menekan nomor yang berbeda di setiap panggilan tetapi jawabannya sama saja. Restoran di hotel itu sudah tutup.

Larut malam begini, restoran mana yang masih mau melayani?

Canda berdecak kesal dan menutup telepon dengan kasar. Membuat semua orang mengangkat bahunya terkejut.

"Lo ngotak dong Rio iihh, malem-malem gini mana ada resto yang buka, argh" desis Canda.

Rio hanya memasang senyum manisnya tak berdosa.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang