part 34

27 5 1
                                    

"ayah, Bilqis juga mau dong ikut ke Garut!" Gadis itu mengeluarkan puppy eyes yang membuat Ilham mengelus puncak kepalanya.

"Ngapain kamu ke Garut nak? Punya bisnis kau disana?" Goda Ilham. Bilqis mendengus dan bersedekap tangan. Tatapannya kini ke arah tv. Ia kesal dengan jawaban ayahnya itu.

"Ih ayah maahhh, Bilqis juga kan penasaran Garut itu gimana. Indah ya?" Wajah Bilqis semakin lucu karena penasaran.

"Iya. Indah banget banget banget. Kalo kamu kesana, pasti pengen muncak. Garut itu banyak gunung gunung. Ada makanan mendunia yang di produksi Garut juga. Contohnya coklat Silverqueen." Jelas Ilham membuat Bilqis membulatkan mulutnya. Ia benar-benar dibuat penasaran oleh ayahnya.

"Waw" ucap Bilqis.

"Waw nya jangan dulu. Nanti aja pas dateng ke Garut." Rayu Ilham.

"Ih ayah mahh masih lamaaa!" Bilqis merengek karena ayahnya itu. "Ya kamu sabar la nak." Ilham menenangkan Bilqis dengan mencubit pipi gembul anaknya itu. Ia gemas sekali jika Bilqis seperti ini. Padahal anaknya itu akan menginjak kelas sembilan.

"Temen Bilqis juga ada yang dari Garut yah!" Ujar Bilqis kembali mendekatkan posisi duduk kepada ayahnya.

"Siapa?"

"Bima." Singkatnya.

"Ayah gatau Bima yang mana. Pernah kesini?" Tanya Ilham sambil menopang dagunya.

"Ngga. Dia temennya Gilang. Tapi ga pernah maen kesini sama Gilang." Tutur Bilqis.

"Ya kamu tanya aja ke Bima Bima itu, gimana Garut itu. Indah kah? Atau apa kah? Ngobrol atuhh" ejek Ilham.

"Ih ayah maahh. Bima itu orangnya, ahh sudahlah" pasrah Bilqis. Ia jarang berinteraksi dengan Bima karena ke-cuek-an Bima yang merajalela. Terakhir saat Bilqis dibentak olehnya dan meminta maaf saja, sudah menjadi topik obrolan siswa lain. 'seorang Bima yang cuek bebek meminta maaf atas perlakuannya kepada Bilqis.' cap orang lain dalam slogan slogan.

Ilham mendengus dan tersenyum kecil. Mungkin anaknya itu sedang menjalani masa puber. Ilham tidak akan banyak menanyakan tentang teman-teman lainnya karena itu akan menyinggung Bilqis. Kejadian di masa lalu membuat Bilqis sedikit murung dan tertutup. Itu juga karena ulah teman-temannya. Ah sudahlah, Ilham tidak ingin kembali bernostalgia dengan halaman halaman buruk.

"Nih ibu buatin sop buah. Panas panas gini enaknya yang seger kan." Santi menghampiri ruang tv dan menyimpan mangkok yang lumayan besar itu di meja. Bilqis dan Ilham yang tadinya duduk di sofa langsung lesehan dibawah.

"Wih sabar dong, bentar ibu ambil dulu wadah buat kalian." Ujar Santi sambil kembali ke dapur.

"BIILIIII KAMU GAMAU SOP BUAH HAH??" Teriak Ilham kepada Billy yang ada di kamarnya. Suara Ilham membuat Bilqis terkejut dengan menaikkan bahunya.

Gue kageeeett. Batin Bilqis. Raut wajahnya datar menatap Ilham.

Dengan sigap, Billy membuka pintu dan menuruni anak tangga. "Yakali Bili melewatkan makanan" ucapnya sambil cengengesan. Santi dan Ilham menggelengkan kepalanya karena ulah anaknya itu.

"Bang bili ga usah diajak ke Garut ya yah!!!" Pinta Bilqis dengan penuh penekanan. Billy mengernyitkan dahinya dan menatap intens sang ayah.

"Apa kamu liat liat?" Sinis Ilham kepada Billy.

"Dih ko ngamok. Harusnya bili yang ngamok toh." Gumam Billy yang sudah mengambil beberapa sendok sop buah. Bilqis dan Ilham pun mengambil beberapa sendok untuk masing-masing.

"Emang kapan kalian pergi ke Garut?" Tanya Billy sambil mengunyah buah buahan didalam mulutnya.

"Libur semester satu." Gumam Ilham. Billy terdiam dan melihat ke arah Bilqis. Ia sedang asik mengunyah sop buah dan mendongakkan dagu kepada Billy.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang