part 14

61 7 2
                                    

Tiidd tiiiddd

Suara klakson mobil yang membangunkan Bilqis. Bilqis segera melihat ke sumber suara dan ia terkejut.

"Anjrit mang Didin udah di depan rumah aja. Sama pemilik motornya ga ya." Gumam Bilqis yang membuka gorden rumah nya. Bilqis bergegas mandi dan treatment rambutnya.

"Bilqis lagi apaa?! Di bawah udah ada temen kamu!" Panggil Santi.

"Iya bentar." Jawab Bilqis yang memilih baju untuk ia pakai. Bilqis membawa kaos putih di padukan cardigan warna hijau army dan celana pensil kain yang berwarna putih. Tidak lupa tas hitam kecil dan helm nya.

Bilqis turun dari kamarnya dan benar. Sudah ada temannya yang kemarin basah kuyup dengan pakaian yang keren sekali. Bilqis terkejut saat melihat dari tangga karena teman temannya itu. Bilqis dengan cepat memasang wajah datar seperti biasanya.

Gilang dan El sontak terkejut dengan kedatangan Bilqis yang turun dari anak tangga. Gilang tak menyangka bahwa sahabatnya akan secantik ini saat diajak main bersama. Elrafheo? El pun sama. Saat itu ia hanya melihat Bilqis dengan pakaian piyama biru yang membuat Bilqis seperti softgirl.

"Bilqis kamu tuh lama banget turunnya. Makanya jangan sampe larut malem nonton film nya." Ujar Santi yang menyadarkan Gilang dan El dari lamunannya.

"Iya yang penting sekarang udah siap." Jawab Bilqis yang menatap jam dinding.

Santi menyiapkan cemilan untuk Gilang dan El. Lalu ia melihat El yang tak asing baginya. "Kamu bukan nya yang waktu itu kerumah ya?" Tanya Santi

"Hehe, iya tante. Saya mau main sama Bilqis boleh?" Ujar El meminta izin.

"Asal jangan sampai larut malam." Jawabnya.

El dan Gilang tersenyum menyeringai dan menatap Bilqis. Membuat Bilqis mengernyitkan dahinya.

"Eh Tehcan mana?" Tanya Bilqis.

"Lagi ke pom isi bensin." Jawab El.

"Oh." Gumam Bilqis.

Tak lama kemudian ada suara klakson motor didepan rumah Bilqis. Tak lain dan tak bukan adalah Canda. "Tuh udah dateng orangnya." Ujar Gilang. Mereka langsung keluar menghampiri Canda.

Setelah El dan Gilang mengeluarkan motor dari garasi, mereka berpamitan kepada Santi. Yaa, mereka memang membawa motor masing-masing. Bilqis sudah lama tidak memakai motor gemoi nya selama ini. Santi begitu senang melihat anak nya bisa tertawa bahagia bersama teman-temannya.

Mereka mulai menjalankan motor dan berhenti di lampu merah. Canda melihat kesana kesini dan melihat Gilang yang tersenyum padanya. Meskipun memakai masker, Canda bisa mengetahui dari matanya. Canda langsung menjalankan motornya karena rambu lalu lintas sudah memberi tanda lampu hijau.

Tibalah saatnya di tempat yang mereka tuju. Di Lacamera coffee. Semua orang yang di tempat itu tertuju pada mereka yang baru datang. Kenapa? Karena mereka memiliki motor yang sama. Dan sama sama tajir. Motor apa? Vespa matic. Orang-orang tahu bahwa motor itu memiliki jiwa klasik. Harganya pun sangat menggiurkan.

Mereka memesan minuman dan makanan yang terpampang pada menu. Sampai asik asiknya mengobrol, mereka dihampiri oleh segerombol cowok yang tak kalah kerennya dari mereka. "Lumayan" gumam Elrafheo sambil meneguk kopi.

"Hey? Boleh gabung?" Tanya salah satu dari segerombolan itu. "Silakan." Jawab Gilang. Mereka tidak menyangka bahwa akan seperti ini. Dihampiri oleh banyak lelaki dan nongkrong bersamanya.

"Ehem, kenalin gue Rio. Maaf kalo gue sama temen temen gue tiba-tiba nongki bareng sama kalian." Ujar Rio salah satu dari mereka yang berkenalan.

"Iya gapapa, kita jadi banyak temen kan." Jawab Elrafheo.

"Bay the way kalian anak mana?" Tanya Raffi.

"SMP Juanda Kenanga." Jawab Canda refleks.

"O iya, nama lo siapa?" Tanya Raffi.

"Gue Canda."

"Gue Elrafheo."

"Gue Gilang."

Semua lelaki itu melihat Canda, El, dan Gilang. Namun tatapan mereka terhenti di Bilqis. "Itu siapa?" Tanya Haris. Bilqis langsung menatap Haris.

"Eh iya, gue Bilqis." Jawab Bilqis dengan senyuman. Membuat teman teman Haris berdeham.

"Apa si lu?" Ketus Haris kepada teman-temannya.

"Ah elu Ris, seuri mah seuri we atu sia." Ujar Raffi yang membuat suasana menjadi seru.

Mereka mengobrol dengan asik, bercerita berbagai hal sampai waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Mereka memutuskan untuk pergi dari kafe itu dan mencari mesjid yang dekat dari sana.

Akhirnya mereka menemukan mesjid yang letaknya tidak jauh dari kafe itu. "Abis ini mau kemana?" Tanya Raffi.

"Jalan-jalan aja." Jawab Elraff yang memakai jam tangannya sehabis sholat.

"Siap kang jago." Jawab Raffi dengan semangat.

Mereka bersiap untuk keliling kota hari ini. Tidak bisa dibayangkan bagaimana bahagianya Bilqis sekarang. Selain bisa kembali mengenal dunia, sekarang ia banyak bersosialisasi dengan teman barunya.

Di Jalan Buah batu, mereka disambut dengan sejuknya pohon pohon dan jalan yang bersih. Angin sepoi-sepoi yang meniup rambut Bilqis dan Canda, membuat anak laki laki curi-curi pandang.

Waktu semakin cepat berlalu dan waktu menunjukan pukul 4 sore. Tidak disangka bahwa motor Canda tiba-tiba mogok. Dan untungnya disana dekat dengan bengkel motor.

"Lo pulang kemana?" Tanya Raffi.

"Jalan merdeka." Jawabnya.

"Yaudah, sama gue aja." Ujar Raffi yang menatap Canda. Membuat semua orang yang ada disana berdeham. Canda hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Namun raut wajah Gilang menjadi datar. Tidak ada keceriaan seperti biasanya.

"Neng, punten.. kalo motornya di bengkel saya gimana? Besok neng kesini ambil motornya. Soalnya kalo mau nunggu, bakal lami neng.." Ujar Mang Bengkel.

"Yaudah gapapa Mang. Saya besok kesini." Jawab Canda.

Sekarang Canda pulang dengan menerima tawaran Raffi. Canda kira semuanya akan pulang masing-masing. Tapi teman-teman Raffi ikut mengantar Canda kerumahnya. Enak kan dikawal.

"Udah udah disini aja." Ucap Canda yang menepuk bahu Raffi.

"Oh inii.." Gumam Raffi sambil mengangguk-angguk kan kepalanya.

Canda turun dari motor Raffi dan menyapa semuanya. "Makasih ya semuanya. Mau masuk dulu?" Tanya Canda.

"Ngga usah, lain kali aja." Jawab Raffi dan teman-temannya. Mereka memberikan senyuman kepada Canda dan melambaikan tangan. Lalu pergi ke arah rumah Bilqis.

"Sekarang rumah Bilqis gais!" Teriak Haris kepada geng motornya. Tak bisa di duga pertemuan kali ini bisa membuat mereka dekat satu sama lain. Meskipun ada yang masih canggung.

Saat tiba di rumah Bilqis, mereka melakukan apa yang dilakukannya kepada Canda. Ya, mengucapkan salam dan melambaikan tangan. Lain kali katanya.

👀

👀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang