part 10

67 8 2
                                    

Seperti biasa, Bilqis sudah rapih dari subuh. Santi menghidangkan makanan, Ilham bersiap pergi ke kantor, Billy yang menghabiskan waktunya di kamar mandi, dan nenek-nenek yang biasa menceramahi Bilqis, kini sedang duduk santai di kursi kayu depan rumah.

"Sekarang gue anterin lo ke sekolah." Ucap Billy sambil menggosokkan handuk dirambutnya. "Ya cepet." Jawab Bilqis. "He euh kela." Balas Billy berjalan ke kamarnya. Bilqis hanya menatap malas kepada Billy dan melanjutkan sarapannya.

Billy langsung bersiap dan berlari kecil ke garasi untuk memanaskan motor dan mengelapnya. Tidak begitu mewah. Hanya motor KX F 250 FACTORY. Bilqis berjalan ke teras rumah dengan membawa helm Billy. "Bawain tas gua napa." Suruh Billy. Tanpa mengeluarkan satu patah katapun, Bilqis masuk kerumah nya dan membawa tas Billy di sofa. Bilqis keluar dan menyimpan tas Billy disamping kursi kayu yang diduduki neneknya. Lalu memperhatikan Billy yang sedang mengelap motornya.

Setiap berangkat sekolah, Billy dan Bilqis selalu mencium telapak tangan orang tua dan neneknya. Dan mengucapkan salam. Hanya berbeda beberapa menit dengan Ilham yang pergi ke kantor setelah memastikan anak-anak nya sudah berangkat ke sekolah. Santi berjalan keluar rumah untuk menunggu anak-anaknya berangkat dan Ilham yang sedang bersiap.

"Bu, Nek. Billy sama Bilqis berangkat dulu. Assalamualaikum." Ucap Billy setelah mencium telapak tangan Santi, Ilham dan neneknya.

"Iya. Waalaikumsalam. Hati-hati." Jawab Santi.

"Kamu hari ini ke butik? Mau bareng?" Tanya Ilham kepada Santi yang sedang memperbaiki dasi yang miring di kerah baju Ilham.

"Ke butik nanti siang. Soalnya kerjaan di rumah belum selesai." Jelas Santi.

"Oh yaudah. Bu, saya ke kantor sekarang. Assalamualaikum." Salam Ilham kepada Santi dan ibunya.

"Waalaikumsalam."

🛵🛵🛵

Bilqis sampai di depan gerbang sekolahnya. Ia turun dari motor Billy dan memberi salam kepada Billy. Setelah Bilqis masuk ke gerbang sekolahnya, Billy langsung pergi kesekolah nya juga.

Billy dan Bilqis tidak begitu berharap diberi uang jajan. Karena mereka menabung di celengan atau menyisihkan uang jajan di dompetnya. Terkadang, Billy dan Bilqis juga selalu di transfer uang bulanan oleh Ilham ke rekening nya masing-masing. Namun, uang Billy selalu cepat habis. Karena Billy adalah tipe anak yang suka main. Tapi Billy pun bisa mendapatkan uang dari pekerjaan sampingnya. Menjadi fotografer. Karena ia anak multimedia.

Berbeda dengan Bilqis. Ia akan memakai uang di rekening nya ketika sabun, shampoo, dan perawatan tubuh lainnya sudah habis. Bilqis jarang sekali keluar rumah hanya untuk bermain dengan temannya. Bilqis berfikir, 'untuk apa aku bermain dengan teman? Sedangkan teman perempuan saja aku tidak punya'. Hanya untuk kerja kelompok saja ia keluar rumah.

Bilqis menikmati udara di pagi hari, menebarkan senyuman, dan membalas sapaan orang-orang. Bilqis berjalan ke kelas nya. Baru saja ia mengucapkan salam, Bilqis sudah melihat pemandangan yang heboh. Bilqis segera menyimpan tas di mejanya.

"LAH, DIMANA MANA YANG SALAH ITU MINTA MAAF! MASA MINTA PENGHARGAAN."

"Yaudah lah maaf. Gausah nyolot gitu. Cuma kedorong gitu aja marah. Itu juga bukan salah gue. Terserah lo mau maafin gue atau ngga. Yang penting gue udah minta maaf."

Bilqis hanya diam melihat perdebatan Alea dan Gilang. Biasanya mereka hanya berdebat kecil. Dan kembali tertawa. Tetapi kali ini berbeda. Alea dan Gilang benar-benar marah besar. Bilqis tidak berniat mengajak ngobrol diantara mereka. Bilqis duduk di kursinya dan menunggu Gilang bercerita.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang