part 42

27 4 0
                                    

Sudah lima menit lamanya Bilqis menunggu dua orang yang akan menemuinya. Ia menenteng helm Haris secara bergantian di tangan kanan ke tangan kiri. Belum lagi leher nya yang pegal karena terus-terusan melirik ke arah gerbang. Memastikan Canda sudah menghampirinya.

"Kenapa ga gue pake aja ini helm anjir?! Bodoh" maki Bilqis kepada dirinya. Bilqis langsung memakai helm dan tangannya melemas. letoy euy.

Canda menghampiri Bilqis bersamaan dengan Haris yang sudah tepat di hadapannya dengan motor classic nya itu.

"Emh.. kalian itu bener bener bikin gue nunggu di panas terik seperti ini yah.." ujar Bilqis.

Canda dan Haris hanya terkekeh tak tahu malu.

"Oiya gue lupa, lo kan udah punya ojek sampingan sekarang!" Sindir Canda.

"Oiya gue kan dijemput sama Haris. Lo gimana dong?" Tanya Bilqis.

"Tapi tenang.. gue udah ketemu Rio di sekolah tadi anjiiiirr! Sama dia juga" jawab Canda sambil mendongakkan kepalanya ke arah Haris.

"Hah kalian satu sekolahan?!" Bilqis terkejut karena sahabatnya itu akhirnya tau, dimana Rio melanjutkan sekolahnya. Canda sempat cerita bahwa ponselnya langsung mati saat akan mengirim pesan kepada Rio tentang melanjutkan sekolahnya.

Haris dan Canda mengangguk bersamaan membuat Bilqis terkekeh. "Aduh berat.." ucap Bilqis sambil memegang kepalanya.

Haris menggelengkan kepalanya melihat tingkah Bilqis.

"Ya elu make helm segala" ketus Canda.

"Da atuh aa Haris lami kadieu na.." balas Bilqis.

"Oh iya, Rio lagi ngisi bensin" ujar Haris yang membuka suara.

Tak lama kemudian Rio berhenti tepat dihadapan Canda.

Tapi bukan hanya Rio. Raffi dan Arya pun ada disamping mereka.

Bilqis dan Canda saling tatap. Pikiran mereka saling bertaut tentang rencananya saat melihat Raffi ada di hadapan mereka.

"Kita jangan dulu pulang. Lacamera dulu gimana?" Tanya Bilqis mencairkan suasana. Ia melihat ada yang beda dari Raffi saat menatap Canda.

"Boleh tuh. Gue laper juga" sahut Arya dengan wajah memelas. Sepertinya Arya memang benar-benar lapar.

"Okey gas" balas Rio.

"Naek atu anjir" ucap Haris kepada Bilqis. Gadis itu kikuk dan segera naik ke jok belakang motor Haris.

Canda pun melangkahkan kakinya dan duduk di jok motor Rio. Namun hal itu tidak membuat Raffi memalingkan pandangannya dari Canda.

Mereka sudah menjauh dari Juanda Kenanga. Diperjalanan, Bilqis berharap rencana Canda dan dirinya akan berhasil.

Tak terasa motor sudah di parkiran Lacamera. Bilqis dan Canda memasuki kafe diikuti oleh para lelaki tadi di belakangnya. Canda memilih tempat duduk yang cukup untuk dirinya dan teman-temannya.

Setelah duduk, pelayan datang dan memberikan buku menu. Lalu masing-masing dari mereka menyebutkan apa yang mereka butuhkan. Pelayan itu menulisnya dan berkata "kami akan buatkan pesanannya sekarang" lalu pergi meninggalkan meja.

"Eh btw, maneh ek kamana SMA na Bil?" Tanya Arya yang duduk di sampingnya.

"Gatau anjir karek ge kelas salapan" jawab Bilqis membuat Haris, Canda, Rio dan Raffi tertawa.

"Atau bisa oge nuturkeun Bili kan?" Tanya Arya lagi.

Bilqis hanya mengangkat bahunya dan meminum jus yang sudah diantar oleh pelayan tadi.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang