part 52

32 3 1
                                    

Di perjalanan pulang dari Lacamera, Bilqis hanya duduk diam menatap jalanan. Lelaki disampingnya pun menoleh dan memperhatikan Bilqis.

"Gue tau lo lemah" ujar Gilang. Bilqis hanya menghembuskan napas dan masih menatap jalanan.

"Kalo lo mau marah, marahin gue aja" lanjut Gilang. Kali ini, ia berhasil membuat Bilqis menoleh padanya.

"Jangan bawa gue pulang" balas Bilqis membuat Gilang mengerutkan dahinya. "Terus mau kemana, cantik?" Tanya Gilang.

"Danau" jawabnya. Gilang pun tersenyum dan memberitahu sopir untuk membawanya ke taman. Setelah itu, sang sopir bisa pulang, tidak usah menunggu Gilang dan Bilqis.

Sesampainya di taman, Bilqis dan Gilang duduk di kursi coklat yang menghadap langsung ke danau. Mereka menikmati keindahan senja yang menyoroti dengan sepoi angin yang meniup rambut Bilqis.

 Mereka menikmati keindahan senja yang menyoroti dengan sepoi angin yang meniup rambut Bilqis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bilqis mendongakkan kepalanya sambil menutup mata. Gilang tak menyadari bahwa Bilqis sedang menyeka air matanya.

Saat Bilqis membuang napas berat, Gilang pun bertanya "lo suka abisin waktu disini?" Bilqis menatap Gilang dan tersenyum kecil. "Kalo mau pergi, pergi aja" jawabnya dengan penuh kelembutan. Tapi Gilang tidak bermaksud seperti itu. Ia pun menetap untuk menemani Bilqis.

Bilqis kembali menatap danau. Matanya mengeluarkan air mata dan terisak. Gilang terkejut dan membuatnya menoleh kepada Bilqis.

"Gue, masih ga percaya ini Lang.. taun ini, gue ngerasa bodoh percaya kalo Haris emang buat gue.." ucap Bilqis terisak dan berkali-kali menyeka air matanya.

Gilang menatap Bilqis dengan penuh kelembutan. Gilang memegang kedua bahu Bilqis dan membuatnya berhadapan. Tanpa menunggu lama, Gilang memeluk Bilqis yang membuat gadis itu semakin banyak mengeluarkan air mata.

"Jangan tangisin orang itu.. ada gue.." ujar Gilang. Bilqis pun melepaskan pelukan Gilang dan kembali duduk sambil menundukkan kepalanya.

"Lo ada buat gue atau ada buat Tehcan?" Tanya Bilqis pelan. Ia masih menunduk dan menunggu jawaban Gilang yang masih diam membisu karena pertanyaannya.

"Gue ada buat lo-"

"Gue tau lo suka sama Tehcan, meskipun dia sama Rio" potong Bilqis. Gilang memasukkan mulutnya kedalam dan merasa canggung ketika Bilqis mengetahui hal yang ia sembunyikan.

Meskipun benar bahwa Gilang menyimpan perasaan kepada Canda, Gilang juga merasa kesal saat tahu kabar Canda menjadi pacar Rio.

"Gue ga akan maksa lo buat terus temenin gue. Gue bisa ko sendiri"

Gilang kembali mendekap tubuh Bilqis. Ia tidak membiarkan Bilqis mengucapkan apapun yang akan membuatnya pergi meninggalkan Bilqis sendiri.

"Gue ada buat lo. Dan itu ga akan berubah." Desis Gilang. Ia melupakan bahwa Bilqis lah yang berubah hanya demi lelaki keparat itu.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang