part 11

63 9 0
                                    

"Duh ngantuuukk. Gimana dong ya. Mata hamba sudah buka tutup. Hamba tidak sanggup menahan ini semua ya rabb." Ujar Gilang sambil menguap.

"Ih Gilaangg nguap tuh ditutuuuup!!!!" Cetuk Bilqis sambil memukul Gilang.

"Alhamdulilah 5 menit lagi istirahat. Gue mau ke mesjid terus bobo di mesjid. Lo mau ikut bobo di mesjid?" Tanya Gilang.

"Lo gila ya? Udah solat terus mau tidur di mesjid, ngajak gue lagi. Dosa aja lu berbagi." Jawab Bilqis dengan nada sedikit tinggi.

"Hehee, henteu atu heureuuyyy." Rayu Gilang petakilan.

Bilqis berdiri untuk mengumpulkan buku catatannya di meja guru. Lagi lagi ia melihat Alea sedang melihat ke arahnya juga. Mereka memasang wajah datar. Tanpa senyuman. Seolah-olah menyimpan dendam atau hal lainnya.

"Udahlah sini. Biar Gilang yang mengumpulkan buku permaisuri ke depan. Engkau duduk saja disini. Nanti saya panggilkan orang untuk -"

"Tah." Potong Bilqis sambil memberikan buku yang ia pegang ke tangan Gilang.

"Oke, udah naik nih darah nya. Harus berhadapan dengan Allah Subhanahu wata'ala." Sindir gilang yang berjalan ke meja guru.

"Mati dong gue?" Tanya Bilqis.

Bilqis meninggalkan gilang dan pergi ke mesjid. Kelasnya itu hanya diberi tugas ringan. Karena Bu Vina tidak masuk hari ini.

Bilqis menaiki anak tangga dan melewati beberapa kelas. Entah kenapa ia masih merasa aneh dengan sikap Alea yang seperti itu. 'Gue harus minta maaf ke Lea? Tapi kan udah tadii pas ga sengaja nubruk dia." Batin Bilqis. Hari ini bilqis memang merasa sering melamun. Bilqis pun tidak paham dengan dirinya.

"Bilqis, kesini kamu." Panggil Pak Wawan di depan mesjid.

"Iya pak?" Jawab bilqis.

"Kamu gantiin bapak disini.
Panggil nama siswa-siswi yang belum ke mesjid. Kamu kenal kan? Bapak mau ke toilet dulu aduh." Suruh Pak Wawan yang terburu-buru.

"Tapi, anu pak -" Meskipun Bilqis selalu membalas sapaan orang-orang, tetapi ia tidak mengenal siapa yang menyapanya. Hanya 65% dari mereka yang Bilqis kenal.

"Hm, kebiasaan ya Pak Wawan, belum beres ngomong udah pergi aja."

Bilqis terkejut dengan orang yang berbicara di belakang nya. Seorang pria tampan yang menyenderkan badan nya di tembok mesjid. Dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Elraff? Lo ngapain disini?" Tanya Bilqis memutarkan badannya.

"Lo mikirnya kalo orang keluar dari mesjid udah ngapain?." Cetuk El. Bilqis hanya tersenyum malu mendengar pertanyaan Elraff.

"Yaudah, lo sholat aja. Biar gue yang jaga mesjid." Lanjut El.

"Tapi Pak Waw -"

"Gue yang handle. Lo percaya kan sama gue? Udah sana."

Bilqis menatap El dan segera mengambil air wudhu. Lalu masuk ke mesjid untuk menunaikan sholat. Mesjid At- Taqwa selalu menyiapkan mukena, sarung dan alat sholat lainnya. Tapi sebagian murid juga ada yang membawa alat sholat nya masing-masing.

"Halo Kak Candaa!" Sapa El.

"Haii. Ngapain disini?" Balas Canda dengan senyum mengambang di bibirnya.

"Ini lagi jagain mesjid, sekalian panggil nama siswa yang belum sholat." Jelas El.

"Ooh gituu, yaudah lanjutin yaa. Gue mau sholat dulu."

"Siap Kak!! Silakan." Jawab El tersenyum.

Bilqis terdiam setelah keluar dari mesjid dan melihat Canda mengobrol dengan El. 'Oh ternyata El kenal sama tehcan.' batin Bilqis. Ia ingin menanyakan hal itu kepada El. Tapi ini bukan urusannya.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang