Ponsel Billy yang berdering membangunkan Canda yang tertidur diantara pekerjanya. Ia mengucek matanya dan berjalan ke arah ponsel Billy. Ia melihat "Ibu" yang menelpon Billy. Canda ragu sekali apakah ia harus mengangkatnya atau membiarkannya.
"Aduh gimana kalo penting ya", gumam Canda.
"Ah udah deh biarin aja sampe berenti." Lanjut Canda sambil kembali duduk di sofa.
Canda melihat langit mulai cerah. Ia membangunkan Bilqis dari tidurnya dan memberitahukan bahwa ibunya menelpon Billy.
"Wah terus lu jawab ga?" Tanya Bilqis terkejut.
"Gue diemin lah. Ntar kalo dijawab bisa panjang lagi urusannya. Mana masih pagi. Yang jawab cewe lagi. Nanti nyokap lo mikir yang aneh aneh." Jelas Canda.
"Iya juga sih, yaudah gue mandi duls", ujar Bilqis yang berjalan ke kamar mandi. Canda hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Alhamdulillah kerjaan gue selesaiiiii. Tinggal kasih deh ke ketos yang super duper cuek bebek", gumam Canda yang merapikan kertas kertas. Canda teringat bahwa dirinya mempunyai ponsel yang belum dilihat lagi keadaannya sekarang. Apakah banyak notifikasi mampir ataukah bagaimana. Haduh Canda ada ada saja.
Ia mengecek ponselnya dan waw. Banyak sekali telpon dari Raffi yang tidak terjawab karena Canda mematikan ponselnya semalaman. Canda sedikit tercengang namun biasa saja. Ia berinisiatif untuk membalas pesan dari Raffi yang sekian numpuknya.
Canda
Apaan sih Raffi apaan?Raffi
Lo darimana? Gue telfon ga diangkat gue chat ga dibales?! Lo ngehindar dari gue? Gausah tanya ini urusan gue atau bukan. Gue peduli sama lo. Gue gamau lo kenapa napa.Canda
Lah ko ngamokk~
Canda terdiam dan mengabaikan apa balasan Raffi. Canda heran mengapa Raffi se posesif itu terhadapnya. Padahal kan Raffi bukan siapa siapanya Canda. Canda masih bingung dan menatap atap kamar.
"Euy napa lu?" Tanya Bilqis yang keluar dari kamar mandi. Canda langsung menoleh padanya dan menunjukkan wajah datarnya.
"Gusti nu agung ditanya ngadon melongkeun, mandi jug", lanjut Bilqis yang sedang menatap jendela kamar. Tanpa mengucapkan sepatah kata, Canda pun masuk ke kamar mandi.
Bilqis berinisiatif untuk membangunkan Billy. Tapi apa daya setiap berjalan ke ranjangnya, Billy sudah membuka matanya. Bilqis selalu terkejut dan kesal melihatnya.
"Eh eh mau apa lu?!" Tanya Billy.
"IH APA SI GUE MAU BANGUNIN LU. TIAP MAU BANGUNIN LU, BARU JUGA 3 LANGKAH NYAMPE RANJANG UDAH BUKA MATA LU. KESEL AH." Ujar Bilqis yang duduk di sofa dengan kasar.
"Ooo mau bangunin akkkuuu, ehehe yamaap ntar gue gaakan bangun dulu deh." Rayu Billy.
"Dih mana bisa kaya gitu", ketus Bilqis.
"Ya bisa dong kan gue Billy. Apapun gue bisa." Ujar Billy.
"Bisa nya ngomong 'bil uang lu pinjem dulu ya gue mau maen tar gue ganti'. Abis tuh, minjem nya pas gue lagi solat lagi huh." Sindir Bilqis yang membuat Billy terkekeh.
"Ih beneran ntar gua ganti kalo ada duitnya markonaaahh", jawab Billy sambil tersenyum.
"Ah elu mah kapan ada duit diemnya. Tiap punya duit langsung pegi maen." Ketus Bilqis.
KAMU SEDANG MEMBACA
semesta TERBIT
Teen FictionSudah terbit di guepedia. Bisa di pesan melalui Tokopedia, Bukalapak, dan guepedia store. DI SHOPEE JUGA ADAAAAAA Toko : guepedia Judul : novel semesta oleh dewirnss ****** Langsung aja ke cerita jangan lupa masukin ke perpustakaan kalian dan vote c...