part 37

28 5 1
                                    

Untuk malam yang panjang dan cuaca Bandung yang dingin, Bilqis mengenakan setelan piyama panjang berbahan wol. Ia memakai minyak telon agar tidak ada nyamuk yang mendekatinya.

Ia hanya ingin di dekati oleh...

"Bilqis" panggil Santi. Suaranya terdengar di depan pintu kamar. Bilqis segera membukanya dan mengajaknya masuk.

"Ada apa bu?" Tanya Bilqis. Keduanya kini sudah duduk di sofa kamar Bilqis.

"Gini, ibu gamau kamu sama Billy terus mikirin nenek ya.. nenek bukan untuk bikin kamu stress. Nenek cukup untuk dikenang.." ucap Santi.

"Kamu kalo mau maen maen aja. Mau have fun ya silakan. Itu hak kamu" lanjut Santi.

"Iya ibukuuu" balas Bilqis sambil memeluk Ibunya itu.

"Kamu doain nenek kalo kamu beres solat. Jangan lupa doain orang tua kamu" ujar Santi mengelus puncak kepala Bilqis.

"Iya atuh pasti" Bilqis mengacungkan jempolnya. Santi terkekeh pelan dan membalas pelukan Bilqis.

"Kamu udah mandi yang kedua kalinya ya?" Tanya Santi. Ia mencium harumnya Bilqis dan sadar dengan pakaian yang sudah ia ganti.

"Iya lah. Emang nya Billy hahaha" dengan bangga Bilqis mengatakannya.

"Rambut kamu panjang banget. Mau kesalon?"

Bilqis tersenyum dan memutar ujung rambutnya dengan jari telunjuk. "Ngapain ke salon?" Tanya Bilqis.

"Potong rambut" jawab Santi santai.

Bilqis terkejut dan mengerutkan dahinya. Ia kembali terduduk sambil menggeleng.

"Coba ibu tanya ayah, bolehkah aku potong rambut?" Balas Bilqis menaikkan halisnya.

Santi mengambil napasnya berat dan tersenyum kepada anak bungsunya itu.

"Iya ibu tau. Ayah kamu bakal larang kamu potong rambut." Ujar Santi.

"Kenapa ya?" Tanya Bilqis menopang dagunya.

"Ya karena kamu cantik" jawaban Santi membuat Bilqis menggigit bibir bawahnya.

"Alaa siah boii" ucap Bilqis. Santi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Santi rasa, sudah cukup obrolannya dengan Bilqis. Ia akan turun dan memasak di dapur.

Bilqis pun ikut keluar. Tapi langkahnya mengarah ke kamar Billy. Ia harus mengontrol Billy. Apakah abang tersayangnya itu sudah meminum obat atau melewatkannya.

"Bang?" Panggil Bilqis sambil memegang knop pintu.

"Masok" balas Billy dalam kamar.

Bilqis masuk dan menutup pintunya lagi. Senyumnya menggantung saat melihat Billy sedang meminum obatnya. Bilqis menghampiri Billy dan duduk di ranjang.

"Gue seneng lo peduli sama kesehatan lo"

"Ssstttt. Jangan kenceng kenceng anying nanti ada yang denger" gerutu Billy.

Bilqis mengerutkan dahinya.

"Eh iya, gue masih penasaran siapa yang celakain lo" Bilqis bertanya seakan Billy pun mengetahui jawabannya.

"Hem, gue juga" balas Billy. Ia memainkan ponselnya dan membulat matanya.

"Kenapa lo?" Tanya Bilqis.

"Ini motor vespa yang ada di kejadian gue tabrakan Bil" Ucap Billy yang menunjuk nunjuk jarinya ke arah ponsel.

Sontak Bilqis terkejut. Itu motor vespa milik Raffi.

semesta TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang