Farewell (작별)

538 49 13
                                    

Suga pagi ini bangun dini hari. Berniat untuk tahajud. Mine bahkan masih terlelap sembari memeluk Shooky cushion, Suga yang menggantikan pelukannya dengan bantal karakter miliknya.
Ia berniat membangunkan Mine, tapi melihat istrinya terlihat lelah jadi tak tega. Kemarin memasak dengan menu banyak sekali itu sebagian besar Mine yang melakukannya. Saat selesai pun Mine mencuci piring dan peralatan dapur yang bahkan 3 kali lipat dari masak setiap hari. Saat Suga akan membantu, justru Mine marah dan tak mau akibat perdebatan kecil kemarin. Kemarin saja, saat ibunya sudah pulang ia hanya berdiri dekat Mine yang sedang cuci piring, tidak ada obrolan sama sekali.

Mine kalau sudah ngambek, ia tak ingin melibatkan orang yang bersangkutan bersamanya.

Jujur saja, melepaskan Mine pulang ke Indonesia nanti, entah perasaan Suga tidak enak saja. Khawatir. Karena ini mungkin pertama kalinya ia akan pisah jauh dengan Mine dan membiarkan Mine pulang ke Indonesia untuk waktu yang lama, dulu sering Mine pulang tapi paling lama hanya 3-4 hari, karena Mine juga tak mungkin meninggalkan suaminya lama. Bahkan Suga juga sering ikut, meskipun harus menyewa jet pribadi demi keamanan.

Setelah sholat tahajud, Suga tidak kembali tidur. Ia sibuk melihat berkas surat rujukan rumah sakit untuk Mine. Hasil foto rontgen dada Mine yang harus diperhatikan, tulang rusuk Mine yang patah dan sudah dipasang pen tersebut. Mine belum tahu apa yang terjadi dalam tubuhnya setelah kecelakaan. Suga hanya tidak ingin Mine terkejut dengan kondisi tubuhnya. Riwayat diabetes Mine juga tidak bisa diabaikan.

"Yeobo?" Mine mendudukkan dirinya mencari Suga, meskipun matanya masih setengah tertutup. Ia melihat lampu kuning meja menyala dengan Suga yang duduk di sana.

"Hm? Tidurlah jika masih lelah. Belum adzan." Jawab Suga tanpa membalikkan badannya menatap Mine. Ia juga tak melihat Mine yang sudah menghampirinya.

"Kamu tidak tidur?" Tanya Mine duduk di pangkuan Suga, sembari memeluk Suga, ia masih sangat mengantuk.

"Aku tidak mengantuk, istirahatlah. Aku masih menyiapkan berkas rumah sakit milik istriku ini." Jawab Suga memeluk Mine dari belakang.

"Masih pagi sudah manja sekali." Guman Suga dalam hati.

Mendengar jawaban Suga, Mine melirik berkas di atas meja. Ia membuka matanya penuh, namun masih di pangkuan Suga. "Ini tulang rusukku?" Tanyanya mengambil foto rontgen itu.

"Ne, yang dilingkari ini yang sempat patah, Yeobo saat kecelakaan. Sudah dipasang pen."

"Yang ini?" Mine mengangkat sedikit atasan piyamanya. Menunjukkan bekas operasi.

"Hm, kecil sekali pennya, dan itu tidak perlu dilepas selama tidak ada alergi." Suga menjelaskan dengan ilustrasi pen yang kecil dengan jarinya.

"Yeobo lalu ini?" Tanya Mine sekarang menurunkan bagian bajunya dari atas, menampakkan jahitan di dadanya.

"Oo itu, waktu itu ada penggumpalan darah, Yeobo di daerah pahamu. Jadi harus pasang filter di vena paru-paru untuk mencegah penggumpalan lagi." Suga menjelaskan dengan tenang. Ia tidak ingin Mine panik dengan dirinya.

"Yeobo, banyak sekali bekas jahitannya ya." Mine frustasi, menjatuhkan kepalanya di atas meja.

"Waeyo? Ada masalah? Bekasnya bisa disamarkan, Yeobo." Suga bingung. Ia tahu Mine kurang percaya diri sekarang.

"Memalukan." Mine benar-benar kesal dengan dirinya.

"Aniyo, jangan bilang seperti itu. Jangan minder, Yeobo. Gwenchana, aku tak masalah." Suga mengelus punggung Mine. "Yang aku tahu istriku ini hatinya baik, cantik, sayang suaminya." Suga memuji Mine untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang