The Weight isn't Weird (무게가 이상한게 아니다)

479 51 3
                                    

Hamil 7 bulan ini, Mine benar-benar terjadi penambahan berat badan yang sangat signifikan. Celananya hampir tidak muat semuanya. Bahkan tak jarang ia meminjam celana training dan kaos suaminya. Selama masa kehamilan Mine tidak ingin berbelanja untuk pakaiannya sendiri. Untuk berjalan saja sulit.

"Yeobo, sini lihat." Mine yang sedang berdiri diatas timbangan memanggil Suga yang sibuk dengan bukunya.

"Wae?" Suga menurut, menghampiri istrinya.

"Kenapa aku gemuk sekali ya? Perasaan belum 9 bulan." Mine dengan polosnya menanyakan hal tersebut pada Suga.

"Kan sudah akan masuk trisemester akhir, Yeobo. Memang seperti itu. Gwenchana, yeppeo." Ucap Suga sembari mengelus punggung belakang Mine.

"Keotjjimal, cantik darimananya coba." Mine tak terima pujian Suga.

"Jinjja, Yeobo. Kamu tambah cantik." Suga tidak ingin Mine merasa insecure.

"Jangan menghiburku." Mine salah paham.

"Kamu tidak percaya aku? Ya Allah, padahal aku mengatakan yang sebenarnya." Suga memeluk Mine dari belakang, meyakinkan Mine.

"Jika badanku tidak kembali seperti dulu lagi akankah kamu masih mau bersamaku?" Mine mulai overthinking.

"Aku mencintaimu bukan karena badanmu, Yeobo. Jangan bilang seperti itu." Suga tidak ingin Mine merasa rendah diri.

"Lalu karena apa? Kamu bertemu denganku pertama kali badanku juga tidak seperti sekarang. Nanti Seori malu punya ibu gemuk."

"Yeobo, aku mencintaimu karena Allah telah menakdirkannya. Entah badan, kecantikan, atau semuanya itu tak ada apa-apanya untukku. Aku tulus cinta kamu, bukan karena apa yang kamu punya. Jika kamu melihatku mencintaimu karena badanmu, anggap saja begini, nanti jika kita sudah tua semuanya juga akan berubah, aku juga akan gemuk, aku juga akan keriput, rambutku juga akan memutih. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Kamu, menyukaiku karena apa?" Suga tanya balik.

"Aku tidak menyukaimu, tapi mencintaimu. Alasannya sama, karena Allah." Mine membalikkan badan dan memeluk Suga tanpa berjinjit. "Mianhae, aku hanya tidak ingin kehilanganmu, Yeobo." Lirih Mine. Mendengar lirihan Mine, kini Suga tahu betapa Mine sangat mencintainya. Betapa Mine tidak ingin kehilangannya. Yang Suga khawatirkan jika nanti yang dipanggil Allah terlebih dahulu adalah dirinya, lalu siapa yang akan bersama Mine. Kematian tentu tidak ada yang tahu. Ia pun tak siap jika harus kehilangan istrinya, semakin mendekati hari kelahiran Seori, Suga semakin waspada. Ia sungguh takut kehilangan sosok wanita yang takkan pernah tergantikan itu.

"Jangan overthinking ya, Yeobo. Semuanya akan cepat berlalu."

***

Mereka sekarang sedang makan siang bersama di luar. Makan di cafetaria Big Hit, karena Mine yang menghampiri Suga tiba-tiba. Mine datang dengan naik kereta cepat. Suga tak habis pikir sebegitu beraninya istrinya saat hamil besar seperti itu. Bukan karena ia menganggap Mine tak bisa jaga diri tapi ia mengkhawatirkan jika sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi mengingat kejadian beberapa bulan lalu.

Dari tadi Mine datang, Hye Mi duduk di meja dekat mereka tanpa melakukan apapun selain mengawasi mereka. Mine tentu merasa tidak enak saja, sedangkan Suga tak peduli akan hal itu. Ia menganggap Hye Mi hanya pengawas perusahaan. Sejak kejadian di club itu membuat Suga jaga jarak dengannya jika bukan urusan pekerjaan mungkin sudah ia pecat. Namun, sayangnya itu bukan kewenangannya.

"Kenapa tidak dimakan?" Suga menanyakan salad dihadapan Mine. Mine sudah mengurangi makan karbohidrat dengan alasan untuk kesehatannya.

"Tahu sendiri berat badanku naik."

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang