Kerja (작업)

834 87 2
                                    

Pagi ini, setelah sholat Shubuh entah mengapa Suga tidur lebih lama dari biasanya. Ia terlihat sedikit lebih lelah, apa karena kemarin terlalu sibuk di kantor.

Mine menghampiri Suga yang menutupi dirinya dengan selimut tebal. Ia memegang dahi Suga, dan ternyata panas sekali, ia memindahkan ke pipi dan leher hasilnya juga sama, Suga terkena demam. "Yeobo, kamu sakit?" Tanya Mine panik, Suga tidak menjawab dan tambah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Yeobo, jangan berselimut jika demam. Sebentar, aku ambil kompres dulu." Mine melepas selimut Suga, dan Suga hanya melihat Mine keluar kembali mengambil selimutnya.

Mine yang datang kembali dengan air hangat dan handuk untuk kompres dengan segera menyibakkan kembali selimut. Ia juga menterlentangkan Suga yang selalu tidur meringkuk itu.

Mine mulai membuka satu-persatu kancing piyama Suga, melepas atasan piyama hitam itu, karena ini cara mengkompres yang dirasa benar olehnya. Mengkompres air hangat dapat menurunkan demam, karena tubuh akan otomatis mendinginkan badan jika lingkungan di luar lebih tinggi.

"Hari ini, apakah ada jadwal penting? Jika tidak ada tidak perlu masuk dulu. Istirahat saja ya. Yeobo pusing?" Mine sibuk mengkompres dada, leher, dan kepala suaminya itu.

"Sedikit, tetapi aku harus menyelesaikan musikku." Suga mengatakan sambil masih memejamkan matanya. Mine mengukur suhu Suga dengan termometer di telinganya, 38°.

"Yeobo, suhumu sekarang 38° jika kamu terlalu lelah dan sakit seperti ini, apakah masih bisa mengerjakannya dengan maksimal?" Mine menaruh handuk kompres di dahi Suga. Mine benar-benar khawatir, ia tidak pernah melihat Suga sakit seperti ini.

"Gwaenchana, nanti juga sembuh." Suga mulai bangkit dan melepaskan kompres di kepalanya. Suga yang dihadapi Mine saat ini, adalah Suga yang bebal dan tidak mau menurut. Ia malah duduk dan memeluk Mine dari belakang masih dengan dada terbuka.

"Apakah kamu akan selalu di sampingku?" Suga tiba-tiba membisikan itu tepat ditelinga Mine dalam pelukannya.

"Sepertinya demammu lebih dari 50° ya?" Mine heran. Suga masih belum melepas pelukannya.

"Jawab, Yeobo." Suga.

"Tentu saja, aku istrimu. Tapi, kalau Allah ambil aku duluan, tidak tahu lagi." Mine dengan senyumnya.

"Jangan bilang seperti itu." Suga mengeratkan peluknya, sembari menjatuhkan dagunya di bahu Mine.

"Yeobo, kita tidak tahu kedepannya bukan." Mine tidak bisa membalas peluk Suga, karena Suga di belakangnya.

"Sudah. Aku buatkan bubur dulu, sebentar." Mine yang tadi sudah berpakaian rapi ke dapur untuk memasakkan Suga. Jeonbokjuk, adalah bubur abalone yang memang biasa disajikan saat ada yang sakit.
Mine juga menyiapkan bekal Jumeok-bap atau nasi kepal untuk bekal Suga, ia juga membuatkan untuk semua member BTS.

Setelah makan Suga telah bersiap untuk berangkat, ia masih terlihat lesu. Ia sebenarnya memaksakan tubuhnya untuk terus berdiri, musik untuk Suga seperti hidupnya.

Seperti biasa, Mine akan berangkat kerja dengan Suga yang mengantarkannya, meskipun tidak sampai depan kantor tepat, karena melindungi Suga, dan di kantor itu tidak ada yang tahu pernikahan Mine dan Suga, mereka hanya tahu Mine sudah menikah itu saja, jabatannya sebagai manager disana.

"Jeosimhae, nanti pulang tidak perlu menjemputku, aku akan pulang sendiri. Jangan terlalu dipaksa jika merasa tambah sakit ya." Suga mengiyakan. Mine menyalimi Suga, dan Suga mencium kening Mine, ia keluar dari mobil. "Fighting!!!" Mine memberi semangat dari luar mobil, Suga seperti biasa hanya menyenyuminya.

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang