Hari ini Suga mengantarkan Mine ke dokter kandungannya, So Min. Karena kemarin malam Mine tiba-tiba muncul flek lagi dan dadanya terasa sakit. Suga yang khawatir izin kerja hari ini. Masih menunggu giliran mereka di panggil.
Tak lama menunggu ada suara gaduh datang terlihat ibu-ibu yang kontraksi akan melahirkan di atas kursi roda yang di dorong salah seorang suster dan suster lainnya yang membawa infus. Ibu itu berteriak karena sakit yang luar biasa dengan air mata dan keringat yang bercucuran.
"Suami pasien?" Salah satu suster menanyakan keberadaan suaminya karena suaminya tidak muncul setelah turun ambulans tadi. Masih di lorong dan lewat di depan Mine dan Suga.
"Chagiya!" Ibu itu tiba-tiba menarik rambut Suga yang terduduk dengan Mine karena mengira itu suaminya warna pakaian yang sama yaitu hitam.
Suga yang refleks merintih berteriak sembari mengikuti arah kursi roda itu berjalan, otomatis genggaman tangan Mine juga terlepas. Mine yang semula khawatir kini malah menahan tawanya. Ia mulai mengikuti Suga dan melihat dari kaca penderitaan suaminya. Suga benar-benar ingin lepas tapi ibu hamil itu terus menarik rambutnya kuat, jika ia cabut paksa bisa gundul mungkin.
Suga bisa melihat Mine di luar yang memberi kode 'semangat' dengan kepalan tangannya. Ibu itu sudah mulai mengejan karena sudah pembukaan lengkap. Ingin rasanya Suga menangis karena rambutnya sakit.
"Yeobo, tolong!" Suga mengode dengan wajah sedihnya.
"Gwenchana." Mine menjawab dengan mulutnya tanpa suara.
Lucu saja melihat kejadian seperti ini. Mine benar-benar tak bisa menahan tawanya, terkejut saja saat suaminya dianggap suami orang lain.
"1... 2... 3..." Dokter kandungan itu memberi aba-aba untuk perempuan itu mengejan. Dan tarikan rambut Suga semakin keras. "Tolong semangati istri anda." Dokter memerintah Suga yang dari tadi terlihat hanya berlutut mengikuti tangan perempuan muda itu. Namun Suga tak bergeming sama sekali dan malah menutup wajahnya karena dilihat terus oleh Mine dan mulai mengambil gambarnya.
Setelah selesai lahiran perempuan itu baru sadar saat suaminya yang asli masuk dan terkejut dengan kehadiran Suga. Tapi justru perempuan yang sudah menggendong bayinya dan suami asli disampingnya minta maaf dan berterima kasih.
"Yang diluar istri anda?" Suaminya menyadari dari tadi Mine menatap Suga.
"Ne." Sembari menoleh kebelakang.
"Sedang hamil?"
"Ne, majayo." Mine diluar terlihat tersenyum karena bersyukur Suga tak kena marah.
"Semoga lancar sampai lahiran." Ucap perempuan itu. "Gamsahamnida."
Setelah berbincang singkat Suga menemui Mine. Menggandeng tangan Mine agar tidak lepas lagi. Sebenarnya dari tadi Mine sudah di panggil tapi ia tidak ingin masuk sendiri dan membiarkan yang lainnya terlebih dulu.
"Bicara apa saja tadi?" Tanya Mine penasaran.
"Kata mereka kamu sangat cantik." Suga menggoda Mine.
"Jinjja? Keotjjimal." Mine tahu Suga berbohong.
Mereka langsung masuk dan memeriksakan kondisi Seori. So Min sudah menunggu. Sebenarnya Mine takut jika ditengah kehamilannya terjadi sesuatu dengan Seori.
*
"Mine-ssi, ada 2 pilihan dihadapan anda sekarang. Meneruskan kehamilan dengan resiko komplikasi pada Seori dan buruknya kesehatan anda, atau menghentikan kehamilan dengan resiko kesempatan memiliki keturunan lagi akan sulit?" So Min memberi pilihan solusi. Membuat Suga dan Mine terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine~Suga | Fan-fiction
Fanfic⛔tolong jangan plagiat!!!!!! Saat dunia ini benar-benar misteri dan penuh rahasia Illahi. Seorang muslimah di negeri orang dipertemukan oleh seseorang yang selama ini ia kagumi dibalik layar kaca. Dipertemukan di suatu kesempatan yang penuh hal ta...