Hard Day (힘든 날)

582 64 6
                                    

"Il-eona, Yeobo." Seperti biasa Suga membangunkan Mine dengan cara lembutnya. Mine masih nyenyak dan tidak ingin beranjak dari suaminya yang menjadi kasurnya lagi kali ini.

Setelah dari Daegu selama kurang lebih 3 minggu. Mereka sangat menikmati menginap di sana, apalagi itu pengalaman pertama Mine untuk tinggal di Daegu dalam jangka waktu lumayan lama.
Mine sangat tertarik dengan hal-hal baru yang belum ia ketahui.

"Yeobo, il-eona." 'Sepertinya berat istriku naik drastis 3 minggu ini, ia lebih berat dari pada sebelumnya.' Batin Suga. Mine di Daegu selalu di beri makan lebih oleh sang mertua. Tak heran jika berat Mine naik apalagi sedang berbadan dua. Namun, sebenarnya berat Mine bertambah karena Min Byeol yang semakin berkembang.

"Yeobo." Suga masih mengelus lembut punggung Mine.

"Hiks... Hiks... Yeobo." Mine menangis kencang tiba-tiba dengan mata yang masih terpejam-mengagetkan Suga.

"Wae, Mine-ah? Il-eona!" Suga panik. Ia menepuk-nepuk pipi Mine.

"Kakimu kram, ada yang sakit?!" Suga menanyakan. Mine membuka matanya, ia menatap Suga dengan mata yang sudah merah-masih tengkurap di atas Suga.

"Wae? Uljima, Yeobo." Suga menghapus air mata Mine.

"Mimpi buruk." Mine kembali menidurkan kepalanya di dada Suga.

"Mimpi apa, hm?" Suga mengelus lembut surai Mine.

"Aku mimpi Min Min, dia sudah lahir dan tumbuh, tapi... Hiks... Hiks..." Mine menghentikan ucapannya karena tidak kuat menahan rasa sedihnya.

"Sudah jangan dilanjutkan jika itu menyakitkan, Mine-ah." Suga juga menghentikan Mine, ia tidak ingin istrinya menangis lagi. Ia memeluknya erat.

"Yeobo, aku tidak ingin kehilangan Min Byeol kali ini. Hiks... Hiks..." Mine kembali takut. Ia menatap Suga dengan wajah sembabnya.

"Shhstt... Tenangkan dirimu, Yeobo. Tidak akan, percaya pada Allah. Allah akan menjaganya." Suga menghapus air mata Mine lagi.

"Bagaimana jika...? Hiks... Hiks..." Mine masih tidak dapat menenangkan dirinya.

"Yeobo, uri Mine-ah. Kita manusia tidak dapat menentukan takdir. Tapi jika kita sudah berdoa dan berusaha InsyaAllah, Allah akan selalu bersama kita, kan?"

"Museowo, Yeobo." Mine masih terlihat takut.

"Ingat kata dokter, jika kamu sedih ataupun takut bayinya juga dapat merasakannya. Min Byeol akan baik-baik saja jika kamu juga baik-baik saja, Mine-ah." Suga mengingatkan Mine. Mine mulai menenangkan diri setelah mendengarkan ucapan Suga.

"Gwenchana. Saranghae, Yeobo. Uljima." Ucap Suga memberi ketenangan untuk Mine.

***

Bunyi keyboard yang Suga mainkan masih terdengar di telinga Mine. Suga sibuk mencari nada yang tepat untuk lagu BTS yang akan datang. Mine sama sekali tidak terganggu, ia sangat menikmatinya.

Masih dengan piyama hitamnya Suga seperti biasa belum mandi, dan hanya cuci muka juga menggunakan skincare rutinnya. Keadaan operasinya juga sudah membaik, ia sedang dalam mode tidak dapat diganggu jika sudah dalam urusan musik.

"Yeobo, tidak makan?" Tanya Mine di ambang pintu studio Suga.

"Duluan saja." Suga menyuruh Mine. Mendengar balasan Suga, Mine tak menjawab. Menurut Mine, suaminya itu tidak peka sama sekali, padahal pagi ini ia ingin sarapan bersama.

Mine akhirnya makan sendiri di ruang makan memandang keluar pintu kaca itu, dengan tanaman yang masih tersisa salju di bagian daunnya. Musim semi sudah mulai datang tapi suhu udara masih dingin.

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang