Snowflake❄️ (설화)

531 50 25
                                    

Dini hari tadi, badan Mine demam. Imun Mine sepertinya turun, ia tidak bisa beranjak dari kasurnya. Suga terus memberi penanganan yang ia bisa. Mengompres Mine, memberinya obat, memasakan Mine bubur, dan terus di samping Mine. Mine juga hari ini masih terlihat syok, ia tidak ingin jauh-jauh dari suaminya.

Mata sembabnya terus terpejam, terlihat lelah saat melihat mata Mine, dan peluh dingin di dahinya. Gula darah Mine juga turun drastis. Nafsu makan Mine menurun, hanya beberapa suap bubur yang berhasil lolos di mulutnya.

Sekarang, Mine sedang berbaring, menjadikan lengan Suga bantalnya. Suga juga terus memastikan suhu badan Mine untuk terus menurun. "Yeobo, apeujimayo." Suga membisikkan pada telinga Mine untuk jangan sakit. Ia tak ingin melihat Mine sakit seperti sekarang. Mine tidak mau dibawa ke rumah sakit, menurutnya akan sembuh dengan cepat.

Kepala Mine pusing, mual, dan matanya yang sudah minus rendah menjadi lebih kabur dari biasanya. "Yeobo, mian. Membuatmu repot mengurusku." Lirih Mine. Mine sebenarnya tidak ingin Suga terlalu sibuk dengan dirinya, dan karena dirinya Suga harus membatalkan janjinya untuk bertemu member BTS.

"Ini juga sudah tugasku, Yeobo. Cepat sembuhlah, aku sedih jika kamu sakit." Peluk Suga.

Hari ini, hari pertama salju turun lagi pada bulan ini. Rencana Mine yang mengajak Gureum jalan-jalan sepertinya hanya wacana saja. Melihat salju turun membuat Suga ingin menutup mata Mine, ia tidak ingin Mine kembali bersedih. Musim dingin lebih panjang dari biasanya.

Karena cuaca terlalu dingin untuk Mine dan imun yang menurun, urtikaria Mine juga kambuh. Ia harus minum beberapa obat, penurun panas, anti-histamine, dan injeksi insulinnya. Anti-histamine milik Mine sebenarnya sedikit menyiksanya, tenggorokan terasa tercekat jika minum obat itu, pencernaannya juga tidak baik.

Semakin malam, Mine terus mengeluh semakin pusing, mual, dan demamnya tidak turun sama sekali. Karena Mine tidak ingin ke rumah sakit, membuat Suga harus memanggil dokter untuk memeriksa Mine. Suga tidak ingin Mine drop atau koma lagi seperti tahun lalu. Tahun lalu mungkin tahu paling menyedihkan untuk Suga.

Dokter yang dipanggil Suga juga bukan dokter sembarangan, ia memanggil dr. So Min. Dokter yang sudah ia percaya menangani Mine dari dulu, dr. So Min bukan hanya spesialis kandungan namun juga dokter umum.

"Demamnya sejak kapan Suga-ssi?" Tanya So Min.

"Dini hari tadi." Jawab Suga.

"Untuk urtikarianya?" Tanya So Min lagi.

"Petang tadi, Dok. Karena cuaca dingin hari ini." Suga menjelaskan. Sambil memperhatikan So Min yang memeriksa Mine dengan stetoskopnya, dan mengamati kondisi ruam merah Mine. "Dia juga tadi mengeluh pusing, nyeri perut, dan mual." Suga menjelaskan keadaan Mine yang sekarang sedang tertidur karena efek obat.

"Detak jantung Mine-ssi tidak teratur, ini karena demamnya dan syok berat. Obat yang diminum?" Dokter bertanya.

"Paracetamol, anti-histamine, pereda nyeri, dan injeksi insulin, Dok." Suga menjelaskan. dr. So Min masih fokus pada Mine, mengukur tekanan darahnya, dan melihat kondisi perut rata Mine, karena Mine mengeluh mual dan nyeri perut. So Min terus menyentuh pusar Mine yang katanya tegang menurut So Min, seperti orang hamil.

"Terakhir menstruasi, apakah anda mengetahuinya?" Suga teringat sesuatu. Ia langsung mengambil kalendar di meja rias Mine, memberikannya ke So Min. Itu adalah kalendar siklus mentruasi yang istrinya buat sendiri.

"Disini, istri anda sudah tidak menstruasi 3 bulan."

"Tapi tadi pagi dia meminta saya membelikan tampon. Katanya nyeri haid juga." Suga terlihat bingung.

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang