7 Months (7개월)

478 47 15
                                    

"Mine-ssi, saya bahagia tak ada gejala serius dari Seori. Tidak seperti 2 bulan lalu. Perkembangannya cukup baik." Suga dan Mine tersenyum.

"Tapi, Mine-ssi gula darah anda sering drop. Siklusnya tidak aman. Jadi saya minta untuk cek darah rutin. Obat insulinnya juga yang rutin." Pesan So Min.

Suga juga seksama mendengarnya. Mine mendengar kabar Seori baik-baik saja sudah sangat senang.

"Oo iya, Yoon Gi-ssi. Waktu seperti ini pada umumnya sebenarnya sudah aman untuk melakukannya. Tapi—" Tiba-tiba So Min mengatakannya suatu hal dewasa yang membuat Suga terbungkam. Namun ia juga berharap.

"Tapi ini bukan saat yang tepat saya mengizinkan anda melakukannya. Karena istri anda ada gejala plasenta previa." Suga dan Mine kembali mendengarkan dengan seksama. Suga putus asa.

"Plasenta previa ini, plasenta janin menutupi leher rahim. Dimana untuk lahiran normal sangat kecil kesempatannya. Hampir separuh jalan lahir Seori tertutup. Tentunya semua gejalanya sudah terjadi seperti seringnya pendarahan. Jika anda semuanya memaksakan berhubungan, besar kemungkinannya pendarahan terjadi lagi. Namun tidak hanya berhubungan intim saja yang menjadi faktornya, bisa seperti angkat beban berat, olahraga ekstrim, dan lain sebagainya. Jadi saya memberi anda pengertian dan mohon kesabarannya, tahan sebentar saja untuk tidak berhubungan." So Min sungguh hati-hati dengan kesehatan Mine.

"Tapi Dok—?" Suga ragu bertanya.

"Anda baru bisa melakukannya beberapa bulan setelah  lahiran." So Min tahu pertanyaan Suga. Hilang sudah harapan Suga selama ini. Sebagai laki-laki dan suami tentunya ia harus dilayani. Namun keadaan Mine tak memungkinkan juga.

"Apakah ada kemungkinan saya lahiran normal?" Mine mengkhawatirkan proses lahiran Seori, berbeda dengan apa yang dipikiran Suga.

"Sangat kecil kemungkinan itu bisa. Namun saya minta anda bersiap diri untuk operasi cesar."

Mendengar penjelasan So Min, Suga jadi tahu ia harus menahan hasratnya menikmati istrinya. Itu juga akan berbahaya untuk Mine. Mine sangat ingin lahiran normal, ia lelah jika harus bertemu dengan ruang operasi lagi. Bahkan sudah ada 8 bekas luka ditubuhnya meskipun beberapanya dengan bentuk kecil.

Mengenai berhubungan sebagai suami istri. Malam pertama dulu saja mereka bingung mau mulai dari mana. Bahkan Suga harus tanya ke kakak iparnya dulu, Jefri. Karena Suga dan Mine sama-sama tak pernah melakukannya.

Mungkin Suga sering memeluk mengecup ataupun lainnya tapi ia jarang sekali meminta jatahnya, ia tahu istrinya kesulitan selama hamil. Disisi lain perempuan itu gundah, harapan lahiran normal sangat kecil, dan Mine juga takut suaminya mencari pemuas lainnya.

*

"Yeobo, kamu tidak apa-apa menahannya sampai aku lahiran?" Mine memberanikan diri bertanya pada Suga yang menyetir.

"Tentu saja, Yeobo. Itu demi kebaikan kalian. Aku juga tidak ingin melakukannya." Suga pembohong yang buruk sekali. 1000% ia ingin melakukannya, tapi tak mungkin juga memaksakan keadaan Mine.

"Jjinjja? Kamu tidak akan cari pemuas lainnya?" Pertanyaan menohok dari Mine membuat Suga menatapnya dengan mata bulat.

"Sejak kapan kamu berpikiran seperti itu, Yeobo? Hanya kamu yang kumiliki." Suga tahu Mine sering terlalu overthinking.

"Mianhae, janji ya tahan sebentar saja." Mine. Suga hanya mengangguk.

**

Sesuai dengan rencana 1 bulan yang lalu. Mine sebelumnya meminta izin Suga untuk memberi ruang untuk tamu, atasan Mine dulu. Jung Suh. Namun, Mine dan Jung Suh bahkan lebih akrab sekarang sudah seperti kakak adik.

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang