Hari ini, hari yang paling dinantikan Mine dan Suga. Mereka berangkat bersama dengan Afi dan Firman yang menemani untuk pergi ke masjid besar di Itaewon.
Mereka diam-diam pergi, mereka takut ada sasaeng fans yang akan mengikuti.Ada kegugupan diwajah Suga dan Mine. Entah mengapa Mine juga ikut gugup. Karena ini menyangkut Suga sebagai calon suaminya.
"Tenang saja, Bro! Jangan gugup, ok?" Seru Firman. Mereka berjalan bersama di halaman masjid.
"Sepertinya yang lebih gugup calon istrinya." Goda Afi pada Mine. Suga langsung menoleh melihat Mine yang terlihat sangat gugup. Mine mencoba tersenyum canggung, Suga disana sebenarnya ingin tertawa. Tapi ia tahan.
"Assalamu'alaikum..." Salam mereka bersama disambut oleh Imam Besar disana.
"Wa'alaikumussalam, anyeonghaseyo." Setelah salam mereka dipersilahkan masuk masjid dan berbincang singkat.
Setelah suasana mulai akrab, syahadat akan dimulai."Bismillahirahmanirahim, ikuti ucapan saya ya. ʾašhadu..." Mulai Imam besar. Senbari menjabat tangan Suga di antara mereka juga ada al-quran.
"ʾašhadu..." Suga mengikuti.
"ʾan lā..." Lanjut Imam.
"ʾan lā."
"ʾʾilāha ʾillā -llāh."
"ʾilāha ʾillā -llāh."
"wa ʾašhadu ʾanna..."
"wa ʾašhadu ʾanna."
"muḥammadan rasūlu -llāh."
"muḥammadan rasūlu -llāh." Lengkap sudah 2 kalimat syahadat Suga. Semua orang disana mengucap alhamdulillah dan allahuakbar.
Suga terharu disana, tidak biasanya dia menangis. Tapi, kali ini ia merasa telah mendapatkan jiwanya kembali.Mine juga ikut terharu, bagaimana tidak, dulu dia hanya dapat membayangkan idolanya seiman dengannya, namun kini sudah menjadi kenyataan berkat doanya selama ini.
"Chughahae, Suga-ssi." Ucap Imam dan Firman.
"Chughahae..." Ucap Afi. "Ahh... Mineku terharu." Afi memeluk Mine yang terharu, Suga hanya memandanginya dengan senyuman khasnya.
"Oppa, chughahae." Ucap Mine, menghapus air matanya.
"Gamsahabnida, Imam. Gomawo, Firman, Afi, Mine..." Suga berterima kasih.
Mulai sekarang Suga sudah kembali seperti baru terlahir. Tanpa dosa dan khilaf di mata Allah. Suga juga dapat melaksanakan sholat ataupun ibadah lainnya.
Firman dan Afi sekarang harus berangkat kuliah. Sedangkan Suga dan Mine akan pergi ke Daegu dengan mobil yang mereka gunakan tadi. Sesuai rencana mereka akan pergi ke rumah orang tua Suga.
"Oppa, mampir ke supermarket di depan sana sebentar. Oppa tidak perlu turun, aku saja." Mine ingin membelikan sesuatu untuk calon mertuanya.
"Arraseo." Sambil mengendarai mobilnya, masih dengan bucket hat hitamnya.
Suga masih menunggu didalam mobil sambil memainkan ponselnya mencari informasi tentang islam. Sedangkan, Mine sudah didalam supermarket, karena Suga tidak ingin memberi tahu kesukaan orang tuanya, maka dari itu Mine membeli makanan yang sekiranya semua orang suka, ia membeli buah peach.
Saat sudah selesai, di halaman supermarket itu ada 3 gadis menatapnya dengan wajah marah dan masam. Mine tak menghiraukannya dan terus berjalan, namun saat Mine terus berjalan, mereka melempari Mine dengan telur. Telur itu pecah tepat di hijab dan wajahnya. Mine menahan emosinya.
"Kamu kan wanita yang merebut idola kita, enyahlah dari sini!!" Cemooh mereka. Mine masih terus berjalan menuju mobil, sambil mengecek apakah paperbagnya terkena telur mentah itu atau tidak. Sebenarnya ingin sekali membalas ucapan mereka, dan mengatakan bahwa ia dan Suga saling mencintai, api ia tahan.
Ia memasuki mobil dan membuat Suga terkejut, Suga tahu apa yang terjadi. Ia hendak keluar untuk memberi pelajaran, tapi Mine mencegahnya, sembari menyeka wajahnya dengan tisu basah.
"Oppa, jangan lihat aku, aku ingin mengganti kerudungku." Perintah Mine sembari menggati kerudungnya yang ia ganti dengan kerudung cadangan yang selalu ia bawah. Suga menurut hingga Mine selesai.
"Siapa yang melakukannya? Kamu mengenalnya?" Tanya Suga sembari mengendarai mobil untuk keluar.
"Aku tidak mengenal mereka, tapi sepertinya itu salah satu Army."
"Di sana ada CCTV pasti kan?" Suga masih tidak terima.
"Sudahlah, Oppa. Gwenchana..." Mine dengan senyumnya, ia tidak ingin menambahi masalah Suga. Suga hanya terdiam.
"Mine, aku sudah tahu beberapa bahasa Indonesia." Suga mengucapkannya dengan bangga.
"Oo iya, belajar dari mana?" Mine penasaran.
"Dari Firman, dan katanya kamu dulu cengeng ya." Goda Mine.
"Memang, sampai sekarang." Ucap Mine tidak peduli. "Oppa pelankan sebentar." Mine hendak menyuntikkan insulinnya, dosisnya memang 3 kali sehari sebelum makan. Suga memelankan mobilnya, dan sedikit melihat Mine.
"Oppa, kamu kan tahu aku memderita penyakit ini, dan mayoritas keturunan diabetes maka ia juga akan terkena. Bagaimana jika nanti anak kita mengidap penyakit yang sama?" Ucap Mine khawatir, sambil mengucapkan kapas ke bekas suntikannya.
"Kenapa kamu khawatir, masih ada Allah yang menentukan segalanya kan." Ucap bijak Suga.
"Ah... Iya, Oppa. Ternyata kamu sekarang sudah berubah, padahal setahuku dulu Suga BTS terkenal dengan kesavage-annya."
"Aku itu anggota BTS paling imut." Dengan candanya.
"Aku mengakui itu sekarang."
"Kulihat waktu itu, cushion Tata-mu banyak sekali, tidak ada Shooky di kamarmu. Kamu benar-benar tidak menyukaiku dulu." Tanya Suga dengan wajah lucunya.
"Ehm... Memang."
"Apa?!"
"Anieyo, bukan itu maksudku. Memang kan biasku V, tapi aku mengagumi kalian semua. Tidak perlu khawatir, aku akan menjadi milikmu seutuhnya bulan depan." Suga terlihat lega dengan itu.
"Aku ingin punya satu anak laki-laki sepertiku."
"Aku tidak tanya." Goda Mine. "Lalu bagaimana jika lebih?"
"Ya tidak apa-apa."
"Lalu bagaimana jika anak laki-laki tapi sepertiku?" Goda Mine lagi.
"Lebih baik." Jawaban Suga tidak tertebak.
Mine tidak mampu membalasnya. Mau dibalas apa lagi, ia tidak jago menggoda, karena ia bukan penggoda.
"Siapa nama laki-laki yang sering datang ke rumahmu yang waktu itu kamu ceritakan?" Tanya Suga penasaran.
"Oo itu, Madfir namanya. Kenapa tanya lagi tentang itu Oppa?"
"Tidak apa-apa, hanya ingin tahu saja." Masih fokus dengan kemudinya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine~Suga | Fan-fiction
Fanfiction⛔tolong jangan plagiat!!!!!! Saat dunia ini benar-benar misteri dan penuh rahasia Illahi. Seorang muslimah di negeri orang dipertemukan oleh seseorang yang selama ini ia kagumi dibalik layar kaca. Dipertemukan di suatu kesempatan yang penuh hal ta...