"Maaf, aku pergi." ("미안, 나 갈게.")

408 40 6
                                    

Hari ini mereka sholat ied di masjid. Suasana syahdu yang membangun keakraban mereka. Sebelum sholat tadi Mine sibuk mendadani Ye Jun yang masih belum mengerti apa-apa itu. Ia hanya menatap ibunya yang kebingungan memilihkan baju. Tak ada acara baju seragam di keluarga Mine. Karena masing-masing punya style mereka sendiri.

Dulu, saat masih ada Papa Mine, ia yang selalu membuatkan baju seragam hari raya. Namun, Mine dan Jefri kecil justru tak mau dan lebih memilih memakai pakaian biasa. Saat dipakaikan bajunya keduanya justru menangis. Entah apa yang dipikiran mereka saat itu. Sejak itu, keluarga Mine tidak ada acara baju seragam hari raya.

Mine dan Suga harus terpisah saat di masjid. Alhamdulillah, Ye Jun tidak rewel saat Mine sholat. Ye Jun mudah diajak kompromi jika perasaannya sedang baik. Mine berharap Suga tidak terkejut dengan budaya disini.

Jefri? Tetaplah tampan sejak dulu. Sikap dan sifat kebapakan yang berwibawa persis seperti Papa Mine, meskipun sudah tak ada lagi pendamping disampingnya. Evi, semakin menua ia semakin sadar, ia hanya menunggu waktu dipanggil. Saddam, terlihat lebih ceria saat Rosyi tidak dirumah lagi. Mungkin karena Saddam selalu merasa sedih saat di dekat ibunya.

Mereka sudah selesai sholat. Suga secara langsung melihat hewan disembelih itupun tak sengaja dan hanya lewat. Namun, ia tak seperti Mine yang biasa melihat hal seperti itu, ia pulang dengan berlari dan langsung muntah tidak tertolong. Kepalanya langsung pusing ditengah keramaian warga sana dan masih terdengar takbir dikumandangkan.

"Gwenchana?" Mine mengetuk pintu kamar mandi. Mendengar Suga yang muntah. Sembari menggendong Ye Jun.

Evi dan Jefri hanya tersenyum disana. Padahal yang disembelih tadi juga kambing atas namanya. Mungkin karena pengalaman baru, selama ini Suga hanya menerima dagingnya dan tidak pernah lihat prosesnya. Padahal di Indonesia sendiri proses seperti itu justru dinantikan.

"Min, nanti Yoon Gi suruh minum teh jahe yang di meja makan ya. Biar tidak mual." Suga masih belum keluar, Mine juga masih menunggu diluar. Evi inisiatif membuat minuman hangat untuk Suga.

Saat Suga keluar, Jefri masih di ambang pintu menunggu. Lucu saja. "Jangan-jangan kamu hamil ya?" Jefri menggoda Suga. Membuat Suga tersipu malu sembari mengelap wajahnya dengan tisu. Sedangkan Mine terbahak-bahak.

"Ah, Hyung. Entah kenapa tiba-tiba muntah." Suga terduduk di sofa kamar. Mine mengambilkan teh jahe buatan Evi.

Evi bersiap akan diajak Saddam melihat penyembelihan padahal masih sibuk menyiapkan bumbu untuk memasak daging. Jefri duduk disamping Suga, meraih bahu Suga untuk dipijat. Ini pertama kalinya Jefri memijat Suga. Suga tersipu senang.

"Lain kali, kalau mau hamil direncanakan dulu ya Pak. Kan jadi bingung siapa bapaknya. Ye Jun juga masih kecil untuk punya adik." Jefri masih menggoda Suga. Mine keluar kamar karena banyak tetangga ingin melihat Ye Jun.

"Mine sudah mau mulai memaafkan Madfir, Hyung." Suga memberitahu tentang obrolannya dengan Mine tadi pagi.

"Alhamdulillah, kemarin Madfir juga cerita tentang keluarganya, keluarganya tak sebahagia apa yang kita kira. Melihat kondisi keluarganya kini aku pikir selama ini ia berfoya-foya dan minum pasti karena stres. Memang awalnya ia hanya menjebak Mine untuk menyukainya. Namun justru setelah itu ia sadar, ia sungguh mencintai Mine, ia ingin bersama Mine untuk mengubah hidupnya. Namun, apadaya Mine mendapatkan yang lebih baik dan lebih cepat ya, Pak Yoon Gi?" Jefri cerita.

*

"Permisi, selamat pagi. Maaf jika kedatangan kami mengganggu keluarga anda." Terlihat 2 anggota polisi dengan jaket hitam di depan pintu rumah Mine yang terbuka lebar.

"Pagi, ada apa ya Pak?" Evi yang akan keluar bingung, menghampiri merek dengan Mine sembari menggendong Ye Jun. Mereka bingung ada apa?

"Apa benar dengan kediaman saudari Mine?" Mereka mengangguk.

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang