"Mine, bagaimana kabarmu? Lama tidak bertemu." Seorang laki-laki berperawakan besar nan tegap sedang memeluk Mine.
"Papa, Mine sangat merindukan Papa." Mine terharu dan membalas pelukan laki-laki itu.
"Eomma!!!" Teriak 2 anak kecil, laki-laki dan perempuan kurang lebih berusia 7 tahun dan 6 tahun. Lari menghampiri Mine dan memeluk kaki Mine.
"Eomma, Min Min kangen Eomma."
"Min Byeol juga kangen Eomma." Mendengar nama mereka, yang ada dipikiran Mine adalah 'apakah ini nyata?'
"Min Min, Min Byeol. Eomma juga kangen kalian." Mine beralih memeluk kedua anak kecil itu. Harunya belum selesai. Ia merasa ini tak nyata. Ia dimana? Tempat dengan nuansa putih ini, terlihat nyaman dan tenang.
Ia tidak ingat apa yang terjadi hingga berada di tempat ini. Hanya 1 pertanyaan di kepalanya, dimana suaminya? Suara bentakan Suga bahkan masih tercetak jelas. Bagaimana Suga mengatakan penyesalannya memilih Mine.
"Mine, kamu masih cengeng ternyata ya." Papa Mine mengelus lembut puncak kepala Mine yang sedang menggandeng kedua anaknya itu.
"Tidak." Mine menyangkal. "Pa, sebenarnya Mine dimana ini?" Mine menanyakan hal itu.
"Papa juga tidak tahu. Tapi di sini Papa bertemu dengan banyak orang. Papa juga melupakan masalah Papa dan bertemu dengan cucu-cucu Papa yang pintar semua ini, ya kan? Hahahahaha." Papa Mine menggendong Min Min dan Min Byeol bersamaan dengan tawa khasnya.
"Bagaimana Mamamu? Kakakmu? Apakah mereka baik-baik saja?"
"Mereka baik. Begitu juga dengan istri dan anaknya." Mine membalas sambil berjalan beriringan di jalan tanpa ujung itu.
"Di sini sangat tenang ya, Pa. Tapi sayangnya suami Mine tidak ada di sini. Bukankah itu pemandangan yang indah Pa?" Mine menunjuk bukit-bukit rendah nan hijau itu.
"Apakah suamimu pernah menyakiti perasaanmu?" Perbincangan mereka dilanjut dengan duduk di sebuah kursi panjang. Papanya memangku kedua cucunya.
"Tidak pernah." Jawab Mine, berusaha menutupi kesedihannya.
"Jangan berbohong, Nak. Papa tahu kamu berbohong." Papanya meraih pundak Mine untuk dipeluk.
"Suamiku sangat baik Pa, namun karenaku dia melakukan kesalahan."
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Nak. Itu tidak bijaksana sama sekali, memang keadaan yang membuatnya seperti itu."
"Menjadi dewasa itu melelahkan ya, Pa?" Mine menatap ke depan.
"Hahaha, itulah takdir. Bukankah anak Papa satu ini dulu cita-citanya menjadi dewasa seperti Mama? Kamu yang selalu bilang kalau ingin cepat tinggi dan punya pekerjaan." Papa Mine tertawa. "Melihat Min Min dan Min Byeol jadi teringat Jefri dan kamu dulu, tapi dulu Jefri yang selalu mengalah karena kamu selalu menangis saat tidak dapat yang kamu inginkan. Haha... Papa merindukan kalian." Mine hanya membalas dengan kekehan kecil, namun entah air mata dari mana itu. Padahal ia sedang tertawa bahagia.
***
"Yeobo, Mine-ah, mianhae. Il-eona, aku di sini, Yeobo." Suga menggenggam tangan Mine erat-mengelusnya.
Mine telah dipindahkan ke ruang rawat ICU. Tidak boleh banyak orang di dalam dan tidak boleh berlama-lama tentunya.
Suga sangat menyesal akan tindakannya.Suga juga bingung, harus menjelaskan tentang Min Byeol bagaimana nanti. Evi dan Jefri sedang istirahat di apartemen mereka. Masih ada V dan Afi disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine~Suga | Fan-fiction
Fanfiction⛔tolong jangan plagiat!!!!!! Saat dunia ini benar-benar misteri dan penuh rahasia Illahi. Seorang muslimah di negeri orang dipertemukan oleh seseorang yang selama ini ia kagumi dibalik layar kaca. Dipertemukan di suatu kesempatan yang penuh hal ta...