Pagi ini Mine masih mengalami morning sick. Perutnya rasanya seperti diaduk-aduk. Dibuat tidur malah membuatnya mual dan ingin muntah. Ia hanya terduduk di single sofa dalam kamar dengan memangku bantalnya.
Suga dengan telaten menyuntikkan insulin karena Mine baru bangun tidur dan akan makan. Suga kasihan saja, Mine tak seperti biasanya. Wajahnya terlihat pucat. Hari ini hari keempat Mine sakit.
"Yeobo, mual?" Tanya Suga berlutut di depan Mine. Mine menangguk.
"Mau aku peluk?" Suga menawarkan pelukan dengan senyumnya pada Mine yang terlihat lemas. Ia mencoba untuk peka, itu saja. Mine memeluk Suga tak begitu erat, ia tak punya tenaga. Suga yang memeluk erat Mine. Tak tega melihat istrinya menderita.
"Semua akan baik-baik saja, Yeobo." Bisik Suga. Ia melihat mata Mine masih banyak yang istrinya khawatirkan. Apakah Mine masih belum menerima kehamilannya?
Hari ini Suga harus pergi kerja. Meninggalkan Mine sendiri di rumah lagi dan lagi. Sebenarnya Ji Hyeon, kakak ipar Suga, sudah menawarkan untuk Mine diantar ke rumah mereka selama Suga bekerja. Karena kondisi Mine juga masih sakit. Tapi Mine menolaknya, karena takut merepotkan. Jujur saja, kejadian lalu membuat Mine takut merepotkan keluarganya. Mine tidak enak hati jika bergantung pada orang lain meskipun keluarga.
"Sarapan dulu, ya." Ucap Suga lembut.
"Andwe. Nanti saja." Jawab Mine sembari menggelengkan kepala.
"Nanti kalau telat makan kondisi badan kamu drop lagi, Yeobo. Mau aku buatkan lainnya?" Suga mengkhawatirkan kondisi Mine.
"Aku hanya ingin makan camilan saja." Mine.
"Camilan apa?" Tugas berat untuk Suga datang, snack favorit Mine, keripik khusus penderita diabetes habis di rumah. Sedangkan dia harus berangkat kerja 15 menit lagi. "Chips-nya habis kita beli besok ya." Membujuk Mine.
"Aku ingin batagor buatan Mama." Jawaban yang tidak diharapkan Suga, bahkan ia tak tahu bentukan batagor itu seperti apa.
"Besok ya." Suga masih membujuk. "Sekarang makan salad dulu." Mine awal kehamilan memang disarankan diet. Mine menggelengkan kepala.
"Tidak mau ya tidak mau, Yeobo." Mine mulai kesal.
"Aku harus pergi bekerja sekarang."
"Ya sudah, geunyang ka." Mine terdengar kesal.
"Diminum dulu susunya, makan juga ya saladnya, Yeobo. Agar aku bisa tenang meninggalkanmu saat kerja." Suga masih membujuk Mine. Ia harus memastikan Mine sudah sarapan.
Mine langsung meraih segelas besar susu itu dan meminumnya dalam 1 tegukan. Suga merasa ada yang aneh tak biasanya Mine seperti ini. "Pelan-pelan saja." Suga tahu Mine berontak karena mungkin karena kesal tak dituruti permintaannya.
Belum setengah gelas habis, Mine merasa mual dan memuntahkannya tepat di wajah dan baju Suga yang berlutut di hadapannya, semprotan sempurna dari mulut istrinya.
Suga hanya terdiam menatap Mine, ia sudah bersih dan mandi, waktunya terbatas. Istrinya sedang susah untuk dibujuk, ditambah kejadian seperti ini. Sebagai laki-laki ingin menangis merasakan semua ini begitu sulitnya membujuk istri yang sedang hamil.
Ingin rasanya marah dan berteriak tapi tak mungkin. Mine masih dalam kondisi yang juga tidak stabil.
"Mianhae." Lirih Mine mengusap wajah Suga dengan tisu yang baru saja ia ambil, Suga masih belum beranjak. Ia hanya terdiam.
"Mian, Yeobo. Tadi tiba-tiba saja keluar begitu saja. Aku tidak sengaja, hiks." Tangan Mine gemetar melihat wajah tegang Suga. Ia takut Suga marah. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine~Suga | Fan-fiction
Fanfiction⛔tolong jangan plagiat!!!!!! Saat dunia ini benar-benar misteri dan penuh rahasia Illahi. Seorang muslimah di negeri orang dipertemukan oleh seseorang yang selama ini ia kagumi dibalik layar kaca. Dipertemukan di suatu kesempatan yang penuh hal ta...