Kissmark (키스마크)

799 62 10
                                    

17+

Maaf aku labeli 17+, meskipun tidak ada adegan selain kecup*n dan peluk*n. Tapi menurut author ini sudah dewasa banget.

"Yeobo," Suga membangunkan Mine.
'Cup... Cup...' Sambil mengecup mata Mine yang sembab. "Il-eona." Suga memang bangun dahulu, karena Mine masih datang bulan. Suga juga sudah menyiapkan sarapan untuk Mine. Suga terus mengelusi perut Mine. Itu kebiasaan baru Suga setelah Mine pulang dari rumah sakit. Entah, ia sangat merindukan untuk mengelus perut Mine. Bahkan sesekali Suga sengaja membuka kancing bagian perut Mine hanya untuk mengelus perut istrinya.

Mine membuka matanya perlahan. "Aku belum masak." Mine bangkit karena kesiangan dan belum masak—panik. "Belum mandi juga." Guman Mine saat melihat Suga sudah terlihat segar setelah mandi.

"Tenang saja, pagi ini aku sudah masak." Suga memeluk Mine yang sedang duduk dari belakang—memberi ketenangan.

"Alhamdulillah, terima kasih, Oppa." Mine mengucapkannya dengan bahasa Indonesia. Sembari Mine memperbaiki kancing bagian perut yang sepertinya dibuka oleh Suga.

"Shiro. Aku geli mendengarnya, panggil Yeobo saja." Suga melepas pelukannya. Ia tak biasa mendengar kata itu. Suga mengambil insulin dan tisu beralkohol. Suga yang menginjeksikan insulin itu ke perut Mine, Mine hanya sibuk mengobrol dan duduk menatap Suga.

"Ani, biar suasana baru, bukankah aku juga memanggil Oppa saat sebelum menikah? Bagaimana kalau my lovely husband?" Mine mencari nama panggilan lain.
Suga hanya bergidik tak ingin mengganti nama panggilan. Lalu, ia mencabut jarum insulin Mine. Nyeri?  Pasti, tapi Mine sudah biasa. Suga sudah seperti dokter Mine. Hampir 2 bulan dia mendampingi Mine di rumah sakit, ia juga mendapat ilmu banyak tentang penyakit istrinya.

"Atau Min Suga suami Mine paling tampan dan tidak pernah marah?" Mine tambah rumit—sambil berjalan beriringan menuju meja makan.

"Yeobo, makanlah, daripada merundungku." Suga menyajikan ayam berkuah—mengalihkan perhatian Mine.

"Wah, cumi-cumi kering." Mine hendak mengambil milik Suga. Sumpit Suga sudah menahan milik Mine.

"Ini milikku, kamu jangan makan ini. Kamu sudah ada samgyetang." Suga melarang karena takut urtikaria Mine kambuh.

"Tapi punyamu terlihat lebih enak. Ehm... Bagaimana kalau tukar, kamu samgyetang deh biar aku itu?" Mine memohon.

"Ani." Suga menggelengkan kepala sambil menyantap cumi-cuminya.

"Tapi,..." Mine tidak bisa mencari alasan lain.

"Tidak boleh, Mineku sayangku cintaku." Suga melarang Mine dengan cara seperti itu untuk meredam emosinya. "Aku tidak ingin kamu sakit. Kadar garam di cumi-cumi terlalu tinggi. Selain cumi-cumi mau apa? Biar aku masakan, asal jangan yang membuatmu sakit." Suga mencari cara lain.

Tapi Mine malah abai dan menyantap ayamnya, wajahnya terlihat kesal dan tidak suka jika Suga sudah melarangnya. Mine memang sedikit keras kepala dan kaku.
Suga juga melanjutkan makannya juga. Selama Mine tidak melakukan pantangannya ia akan tetap tenang.

"Yeobo, minggu depan aku akan mulai world tour lagi." Suga memulai topik yang dari kemarin ia ingin bicarakan.

"Lalu?" Mine masih terdengar kesal.

"Ehm... Kamu tidak apa-apa aku tinggal sendiri?" Mine mengangguk.

"Tapi aku merasa itu tidak baik." Mine mendongak saat Suga meragukan jawabannya.

"Wae?"

"Setiap bulan kamu harus kontrol. Setiap hari kamu harus pakai insulin dan minum obat, dan tidak ada yang menjagamu setiap harinya. Aku tidak mau terjadi apa-apa denganmu, belum lagi jika banyak orang jahat disekitar kita." Suga mengkhawatirkan Mine.

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang