Apeujimayo (아프지 마요)

427 45 11
                                    

Mine sudah terbangun lebih dulu dari Suga diatas badan suaminya itu, Mine mengancingkan kembali piyama Suga yang kemarin dibuka sendiri. Mine meninggalkan kecupan di bibir suaminya. Suga berjuang keras selama ini untuknya. Meskipun matahari belum sempurna menunjukkan jati dirinya. Melihat wajahnya di kaca kamar mandi sungguh memalukan, matanya benar-benar sembab. Ia juga sudah mencabut infus gulanya.

Mine langsung ke dapur setelah sikat gigi dan mencuci mukanya. Sembari memastikan Ye Jun yang masih tertidur di samping Suga dengan aman. Di dapur sudah ada mertuanya yang terlihat menyiapkan bahan untuk memasak.

"Kenapa tidak istirahat dulu, Nak?" Mertuanya langsung menghampiri Mine. Dengan meraup wajah Mine yang sembab. "Aigoo, wajahmu kenapa?"

"Gwenchana, Eomonim. Mine ingin ikut memasak." Mine menyebar senyum seperti biasanya.

Akhirnya Mine diizinkan membantu mertuanya itu. Mine sekaligus belajar lebih banyak masakan Korea. Mine sudah merasa lebih baik pagi ini daripada kemarin.

"Yoon Gi belum bangun?" Ibunya menanyakan anaknya.

"Belum, Eomonim, kemarin malam sepertinya tidak bisa tidur karena Mine." Mine merasa bersalah.

"Anieyo, memang karena sistem tidurnya sudah berantakan sejak dulu." Ibunya tidak ingin menyalahkan Mine.

Mine menuruti semua perintah mertuanya, dan terkadang melakukan hal tanpa disuruh—inisiatif. Saat memasak ibu Suga terus bercerita tentang masa kecil Suga bahkan ada yang Mine tidak tahu.

Di dalam kamar Suga yang tak lagi merasakan Mine dalam pelukannya, namun terdengar suara Mine dan Ibunya di luar kamar. Suga melihat Ye Jun di sampingnya masih tertidur, sifat jailnya pada anak laki-lakinya mulai lagi. Suga memainkan hidung Ye Jun yang terlihat sempurna seperti milik Mine. Menjaili seolah-olah menggigit hidung dan pipi anaknya. Ye Jun dan Mine memiliki pose yang sama saat tidur jika terlentang. Suga terus mengganggu Ye Jun masih dengan mata setengah terbuka. Suara parau Suga tak seberapa jelas.

Suga senang menggoda anaknya itu, meskipun masih bayi. Sekarang ganti menciumi bibir Ye Jun, berulang kali ia menciumnya. Hingga Ye Jun merengek, tapi menurut Suga menggoda Ye Jun hingga menangis membuatnya tertawa. Wajahnya mirip sepertinya saat menangis. Entah, sejak ada Ye Jun, ia jadi sering menggoda anaknya.

Min Ye Jun benar-benar terbangun dan menangis keras. Suga yang panik langsung memberi botol susunya, tapi tak mau. Ia memutuskan untuk menggendong Ye Jun. Ia bingung menenangkan Ye Jun bagaimana, berani berbuat tapi bingung bertanggung jawab.

"Aigoo kiyowo, Ye Jun-ah, kok sudah bangun?" Seru ibunya yang melihat Ye Jun dengan wajah sedih, hidungnya memerah bekas tangis. Suga menggendongnya menghampiri kedua wanita yang ia sayangi di dapur.

"Aku membangunkannya." Suga terus terang dengan senyum tak merasa bersalah.

"Aigoo, Appamu nakal ya. Sini sama Halmeoni." Ibu Suga mengambil alih Ye Jun. Suga langsung menggantikan ibunya bersama Mine.

"Sudah merasa lebih baik?" Suga bertanya pada Mine sembari memakai apronnya. Mine mengangguk.

"Apeujimayo." Bisik Suga di telinga Mine diakhiri dengan kecupan lembut di pipinya.

Suga membantu Mine dengan cekatan. Ia senang jika bisa diandalkan, Mine juga seperti itu. Mereka saling membantu. Hingga makanan siap di sajikan. Mine terlihat lebih ceria saat akan makan tadi.
Apalagi melihat Ye Jun dengan mata lebar di samping ibunya—duduk di stroller. Suga membantu Mine menyuntikkan insulinnya. Rutinitas yang tidak bisa dilewatkan.

"Ye Jun sudah vaksin?" Ibunya tanya kepada Mine.

"Sudah Eomonim, vaksin pertama waktu itu di rumah sakit." Mine menjawab sembari mengunyah makanannya.

Mine~Suga | Fan-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang