awake

111 19 5
                                    

Doyoung tidak menepati janjinya.

Mallory membuka mata dan mengerjapkannya berkali-kali, berusaha menyesuaikan pengelihatannya dengan cahaya dari lampu. Hal pertama yang ia lihat adalah beberapa orang berpakaian putih yang tidak ia kenal. Lalu, hal lain yang yang Mallory sadari adalah ia terbaring di sebuah tempat tidur yang berjalan.

Sebisa mungkin, Mallory menolehkan kepalanya. Ia menemukan Jeffrey sedang berjalan mengikuti tempat tidur tempatnya berbaring dengan kepala menghadap ke depan. Kemudian, ada Mark di sebelah Jeffrey, melakukan hal yang sama. 

"Jeff..."

Jeffrey menoleh, sesuatu yang tidak Mallory sangka akan terjadi karena ia tahu suaranya sangatlah lemah, tetapi ternyata Jeffrey tetap mendengar. Hal ini berhasil membuat perjalanan mereka terhenti karena menyadari Mallory yang tiba-tiba membuka mata.

"Doyoung... mana?" Tanya Mallory, masih sambil berusaha membuka mata sempurna walaupun rasanya berat.

"Kita lagi pindah ke ruang rawat lo. Don't try too hard, lo butuh istirahat." Jawab Jeffrey singkat.

Mallory menggeleng. "Doyoung..."

Bibir Jeffrey kembali terbuka, tetapi tidak ada satupun suara yang terdengar di telinga Mallory. Ia kembali menutup mata dan kehilangan kesadaran sedetik setelahnya. Melihatnya, Jeffrey menghela napas, kemudian berpaling menatap Mark. Keduanya hanya terdiam, berbagi pikiran melalui tatapan mata. Lalu, mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Hari sudah mulai siang saat Mallory akhirnya membuka mata perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah mulai siang saat Mallory akhirnya membuka mata perlahan. Kepalanya sedikit sakit, tapi tubuhnya terasa jauh lebih baik dari yang ia ingat terakhir kali. Mallory mengatur napas perlahan, mencoba mengingat apa yang baru saja dilaluinya.

Matanya melebar sempurna saat mengingat satu hal. Mallory menengok ke kiri dan ke kanan, hanya untuk menemukan bahwa ia ada di ruang rawat sendirian, atau tidak, Mallory tidak tahu, ada tirai yang membatasi ruangan rawatnya.

Satu hal yang bisa ia pastikan, tidak ada Doyoung.

Sebuah pintu di dalam ruangan itu terbuka. Mallory memicingkan matanya saat melihat sosok laki-laki keluar dari dalam pintu itu, yang Mallory tebak adalah kamar mandi. Butuh beberapa detik untuk Mallory mengenali bahwa yang keluar dari pintu adalah adiknya sendiri, Mark.

"Kakak?! You're awake!" Serunya.

Mark tersenyum lebar, kemudian menekan tombol untuk memanggil dokter. "Aku mau peluk kakak, tapi pasti belum bisa. But it's alright, aku seneng kakak ga sakit serius."

Mallory tidak menjawab apapun. Seorang dokter dan beberapa suster datang kemudian, diikuti ayah Mallory. Seorang suster membantu Mallory merubah posisinya menjadi duduk agar lebih mudah diperiksa. Setelah memeriksa, sang dokter memberitahukan perkembangan kondisi Mallory pada Mark dan ayahnya. Mallory tidak tertarik untuk mendengar apapun, bahkan sampai dokter itu pergi, menyisakan Mark dan ayahnya di ruangan rawat.

mallory [kim doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang