i want to see a rainbow!

181 17 0
                                    

"Selamat ya, akhirnya lo naik jabatan juga."

Kalimat itu keluar dari bibir Doyoung, ditujukan untuk Taeyong yang kini sedang merapikan barang-barang di mejanya. Sebagai teman seruangan, Johnny dan Taeil ikut membantu Taeyong meletakkan barang-barangnya di dalam sebuah kardus untuk dibawa ke ruangan barunya nanti. Doyoung juga turut membantu, ia memilah berkas-berkas di meja Taeyong dan menyusunnya dengan teliti.

Promosi kenaikan jabatan Taeyong berjalan dengan baik, dan kini laki-laki itu resmi naik jabatan. Sebagai teman Taeyong sejak kuliah, tentu saja Doyoung ikut berbahagia. Walaupun itu artinya Taeyong harus berpindah ruangan dan meninggalkannya, Doyoung tidak merasa keberatan, ia senang selama Taeyong juga senang.

"Selebrasi boleh nih." Celetuk Johnny sambil tertawa.

Taeyong menangguk. "Boleh, atur aja jadwalnya."

Ucapan Taeyong membuat ketiga temannya langsung mengembangkan senyum lebar.

"Pulang kerja, lah! Mumpung besok hari libur." Saran Taeil langsung, mengingat esok adalah hari minggu.

Selagi teman-temannya mendiskusikan rencana, Doyoung hanya terdiam. Bahkan sejujurnya Doyoung tidak sama sekali mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Doyoung memang turut berbahagia melihat sahabatnya bahagia, namun ia tidak bisa berbohong bahwa di dalam hatinya, Doyoung juga bersedih.

Seharusnya, Doyoung juga bisa merasakan hal yang sama, mendapat promosi dan akhirnya naik jabatan. Tidak sedikit atasannya yang pernah memuji kinerja Doyoung yang cekatan dan bertanggung jawab. Namun, bukannya mendapat promosi kenaikan jabatan, ia malah mendapat pekerjaan setumpuk oleh Hyunki hampir setiap hari. Bahkan terkadang, untuk makan siang saja Doyoung tidak bisa keluar ruang kerjanya sankin sibuknya. Tidak jarang Taeyong yang akhirnya berinisiatif membungkus makanan agar Doyoung tidak melewatkan makan siangnya.

Sudah seminggu Doyoung tidak bertemu Mallory. Ingin rasanya Doyoung datang ke restoran milik gadis itu, namun pekerjaannya selalu menahannya sampai malam hari. Dan yang memperburuk keadaan adalah, Doyoung tidak memiliki nomor telepon gadis itu. Ia berkali-kali menyalahkan dirinya sendiri yang lupa memintanya saat terakhir kali mereka bertemu, akibatnya sekarang ia hanya bisa menebak-nebak bagaimana kabar gadis itu tanpa bisa menghubunginya.

"Doy, gimana?"

Doyoung tersadar dari lamunannya saat mendengar suara Taeyong. "Hah? Kenapa?"

"Malam ini, ikut kan?"

Sebelum menjawab, Doyoung melihat jam tangannya. Pekerjannya sudah tidak sebanyak kemarin, mungkin akan selesai jika ia dapat mengerjakannya dengan cepat, jadi tidak ada salahnya kalau malam ini ia mengistirahatkan pikirannya sejenak dan bersenang-senang menikmati selebrasi kenaikan jabatan Taeyong.

"Gas lah!"

Kepulangan Jeffrey membuat Mallory berkali-kali lipat lebih sibuk daripada biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kepulangan Jeffrey membuat Mallory berkali-kali lipat lebih sibuk daripada biasanya. Beberapa hari belakangan, Mallory menghabiskan waktunya di ruangannya untuk berkutat dengan masalah internal restoran, terutama masalah keuangan. Gadis itu kini rehat sejenak dari kebiasaannya menjadi pelayan karena ia harus meggantikan posisi Jeffrey sebagai manager.

mallory [kim doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang