"Semangat kerjanya hari ini, okay?"
Jemari Mallory mengusap pipi Mark pelan, mencoba memberi semangat pada sang adik yang akan memimpin sebuah presentasi untuk mempromosikan gagasan baru perusahaan hari ini. Karena ada hal yang perlu ia urus dengan Mark, hari ini Mallory tidak membawa mobilnya dan Mark lah yang mengantarnya ke restoran. Namun, sudah sepuluh menit berlalu, Mark tetap enggan membiarkan Mallory keluar dari mobil.
"Gimana kalau aku buat kesalahan? Gimana kalau aku malah buat perusahaan rugi?"
Mallory menatap wajah Mark yang terlihat cemas. Padahal, adiknya itu sudah menyiapkan penampilan sebaik mungkin agar terlihat meyakinkan, tapi kenyataannya Mark tetap khawatir. Mallory mewajarkannya. Ini adalah kali pertama Mark dipercayakan memimpin pertemuan untuk promosi perusahaan, sudah pasti ia gugup.
"Kamu pemimpin, Mark. Kamu harus percaya sama kemampuan kamu sendiri."
Mark menggelengkan kepalanya. "But you're the one who's leading me."
"Dengerin kakak. Kakak udah bantu kamu siapin semuanya semalam, hari ini giliran kamu berdiri sendiri." Ujar Mallory.
"Tapi—"
"Lee Minhyung, I trust you."
Mark menutup mata, membiarkan Mallory mengelus pipinya. Melihatnya, Mallory segera mencondongkan tubuhnya untuk mengecup kening Mark.
"Kamu bakal berhasil hari ini." Bisik Mallory.
Mark akhirnya mengangguk sambil membuka matanya. "Makasih, kak."
"Kakak keluar, ya? Kamu hati-hati di jalan."
Setelah Mark mengizinkannya, barulah Mallory keluar dari mobil sang adik. Ia melambaikan tangan kepada Mark yang melajukan mobilnya keluar dari area restoran.
Mallory segera mememui Jeffrey setelah mobil Mark hilang dari pandangannya. Tanpa mengetuk, ia segera membuka ruangan Jeffrey begitu saja dan duduk di depan laki-laki itu.
"Loh? Kok di sini?" Tanya Jeffrey heran.
Seingatnya, beberapa hari yang lalu Mallory berkata bahwa hari ini adalah jadwal pertemuannya dengan anak dari teman ayahnya. Jeffrey kira Mallory tidak akan datang ke restoran, tapi nyatanya gadis itu tetap menampakkan diri.
Mallory menghela napasnya. "Duh, gimana dong? Gue sebenernya males."
Tawa Jeffrey langsung terdengar memenuhi ruang kerjanya. Ia berdiri, menghampiri Mallory dan menatap penampilan kakak sepupunya itu. Mallory hari ini terlihat berbeda. Tidak seperti biasanya, ia hari ini tidak mengenakan celana panjang atau sneakers kebanggaannya, bahkan rambutnya tidak dikuncir. Hari ini gadis itu tampak lebih anggun dengan sebuah dress dan flatshoes.
"Ya ampun, sampai dandan gini?" Ujar Jeffrey.
Mallory memutar kedua bola matanya malas. "Gue masih punya akal kali, masa iya gue nemuin dia pakai seragam sama sepatu lusuh?"
"Bener juga, sih. Tapi ngapain ke sini?"
"Mau minta lo anterin nanti siang, kalau ga sibuk sih."
"Kok minta anterin? Emang ke sini naik apa?" Tanya Jeffrey bingung.
"Sama Mark, biasa lah."
"Kenapa ga minta Mark anterin langsung?"
"Nanya mulu. Mau nganter ga?"
Melihat wajah kesal Mallory, Jeffrey langsung tertawa. "Iya, iya. Bawel banget. Udah siap banget nih kayaknya ketemu calon."
"Calon apaan? Kan janjinya ketemu buat kenalan aja, bukan buat apa-apa." Tegas Mallory.
KAMU SEDANG MEMBACA
mallory [kim doyoung]
FanfictionNama: Kim Doyoung Usia: 24 tahun Status: Udah punya pacar, tapi jatuh hati seorang sama pelayan di restoran pizza. read at your own risk. be a wise reader. April 7, 2020 - July 29, 2021 has reached: #1 in kimdongyoung #1 in dongyoung