yes

119 18 2
                                        

Mallory menatap pantulan dirinya di cermin dalam kamar Doyoung. Gadis itu mengenakan hoodie kebesaran milik Doyoung yang jatuh di pertengahan pahanya, serta celana jersey basket SMA milik laki-laki itu juga yang panjangnya sampai selutut. Ia terlihat sangat kecil dalam balutan pakaian Doyoung. Bahkan sekalipun celana dan hoodie itu sudah tidak muat di tubuh Doyoung, kelihatannya tetap sangat besar di tubuh Mallory.

Doyoung tersenyum puas di belakang Mallory, sedikit menahan tawanya ketika melihat sang kekasih terlihat sangat lucu.

Sementara itu, Mallory menatap tampilannya di cermin dengan ragu. "Ini hoodie sama celananya balapan tau. Aku jadi pendek banget." Protesnya.

"Ga apa-apa, lucu." Balas Doyoung.

Mallory langsung berbalik untuk berhadapan dengan Doyoung. "Doyoungggggg, ini akunya kelelep. Pakai baju aku sendiri aja, ya?" Rengeknya.

Doyoung menggeleng. "Pakai baju aku atau kita ga jadi beli martabak mini."

"Iya, iya."

Mendengar Mallory akhirnya mau menurut, Doyoung tersenyum senang. Keduanya segera melangkah keluar rumah dan berjalan kaki menuju ke depan komplek. Atas dasar keinginan Mallory yang kemarin belum terwujud karena sudah terlalu kenyang memakan sosis, akhirnya hari ini mereka akan kembali ke sana untuk membeli martabak. Setelah sampai, Mallory tidak membuang waktu lebih lama dan segera memesan.

"Enam ya mas! Coklat keju empat, coklat kacang dua!" Seru Mallory.

Doyoung langsung menatap Mallory ragu. "Emang habis segitu?"

"Habis. Tenang aja." Balas Mallory yakin.

Doyoung hanya bisa tertawa pelan. Setelah membayar pesanannya, Mallory dan Doyoung berjalan ke pinggir area yang seperti taman dan mereka duduk di tempat yang sama seperti kemarin. Doyoung membuka bungkusan makanan di tangannya, lalu memberikan satu potong martabak pada Mallory dan mengambil satu untuk dirinya sendiri.

Mallory menerimanya dengan senang hati, kemudian memakannya dengan semangat.

"Doyoung." Panggil Mallory tiba-tiba.

Doyoung langsung menoleh. "Hmm?"

Mallory belum menjawab, pipinya menggempal karena sibuk mengunyah makanan. Melihatnya, Doyoung justru tertawa pelan.

"Makannya pelan-pelan, Mallory. Nanti kamu keselek." Ujar Doyoung sambil menggelengkan kepalanya.

Mallory tidak membalas. Setelah berhasil menelan makanannya, ia baru mengangkat suaranya. "Ada yang ngeliatin kamu."

"Hah?"

Kepala Doyoung segera menoleh ke segala arah. Keadaan di sana memang cukup ramai mengingat jam masih menunjukkan pukul sembilan malam, waktu yang tepat untuk orang-orang mencari snack malam, apalagi di akhir minggu seperti ini. Meskipun ramai, Doyoung tetap tidak menemukan siapa pun sedang melihatnya.

"Ga ada, tuh?" Ujar Doyoung lagi.

Mallory mengangkat pundaknya. "Lihat aja, sebentar lagi ada yang ke sini nyamperin kamu."

Belum sempat Doyoung berhasil mencerna ucapan Mallory, tiga orang gadis tiba-tiba muncul begitu saja dari samping laki-laki itu. Mallory mendengus pelan, tangannya mengambil satu potong martabak lagi untuk dimakan. Daripada mendengarkan percakapan mereka, lebih baik Mallory menikmati makanannya.

"Hai kak Doyoung!" Sapa salah satu gadis yang berdiri di paling depan.

Doyoung sempat menoleh pada Mallory, tetapi melihat sang kekasih sibuk dengan makanannya, Doyoung kembali fokus pada gadis yang berdiri di depannya.

mallory [kim doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang