unusual night

114 13 3
                                    

Harum makanan khas Jepang menyeruak masuk ke dalam indra penciuman milik empat laki-laki berparas tampan yang duduk melingkar itu. Taeil, Johnny, Taeyong, dan Doyoung langsung tersenyum senang saat makanan yang mereka tunggu-tunggu datang.

"Kali ini ga ada minum-minum ya. Gue ga mau traktir minuman." Ujar Doyoung lantang pada ketiga temannya.

Untuk merayakan kenaikan jabatannya—yang sebenarnya sudah berlangsung berminggu-minggu yang lalu—malam ini akhirnya Doyoung menepati janjinya untuk mengadakan selebrasi alias traktiran. Ia mengajak ketiga teman kantornya makan malam bersama sepulang kerja.

"Lah cupu amat?" Celetuk Johnny.

"Gue meminimalisir peluang terjadinya hal yang tidak diinginkan." Balas Doyoung.

Taeyong malah tertawa. "Yang terakhir mah salah lo sendiri. Udah tau bawa mobil, malah minum kebanyakan. Untung tuh kunci mobil ga lo tinggal."

"Ya makanya kita belajar dari kesalahan. Jadi, tetep ga ada minum-minum." Ujar Doyoung sambil menggelengkan kepalanya mantap.

"Kan lo yang salah, ya lo aja yang belajar sendiri. Ngapain ngajak-ngajak?" Balas Johnny tidak terima.

Sebelum Doyoung dapat membalas, Taeil mengangkat sumpitnya di tengah-tengah meja, menengahi perdebatan teman-temannya. "Udah lah, gue laper."

Kalimat Taeil berhasil memberhentikan perdebatan Doyoung, Taeyong dan Johnny. Keempatnya akhirnya menyantap makan malam mereka. Setelah menghabiskan makanan utama, percakapan kembali dibuka oleh Johnny.

"Ini beneran ga ada minum-minum?"

Mendengarnya, Taeil mengulurkan tangan untuk menjitak kepala Johnny. "Minum doang yang ada di otak lo."

"Eh sorry sorry aja nih, kita mah yang masih sendiri bebas kalau mau mabuk."

Taeil tertawa remeh. "Eh sorry sorry juga nih, gue mah yang udah punya istri kalau mau mabuk bisa berdua. Lebih asik."

Doyoung dan Taeyong tertawa. Tidak ada jawaban dari Johnny, menandakan bahwa ia tidak bisa membalas ucapan Taeil. Sementara itu, menyadari topik terakhir yang dibicarakan oleh Taeil, Taeyong segera menoleh pada Doyoung.

"Oh iya, Doy. Persiapan lo udah sampai mana?" Tanya Taeyong.

Perhatian Johnny dan Taeil langsung teralih sepenuhnya untuk Doyoung. "Persiapan ngapain?" Tanya Taeil.

"Loh? Belum dikasih tau, Doy?" Tambah Taeyong.

Doyoung mengeluarkan cengirannya sambil menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. "Maaf, gue lupa beneran."

"Emang lo mau ngapain?" Tanya Johnny.

"Nikah."

Satu kata yang keluar dari bibir Doyoung berhasil membuat mata Taeil dah Johnny membulat. Taeil tersenyum lebar, sementara Johnny hanya membulatkan bibirnya karena terkejut.

"Diam-diam menghanyutkan ya lo! Ga ada kabar deket sama siapa-siapa tiba-tiba mau nikah aja. Haha, dibalap lo, John." Ujar Taeil sambil menepuk pundak Johnny.

Johnny mengerjapkan matanya. "Ini beneran? Perasaan hidup lo kerja pulang kerja pulang doang, nemu cewek darimana, anjir?"

Doyoung hanya mengangkat pundaknya sambil tersenyum.

"Makanya otak lo jangan minum doang. Orang seumuran lo udah pada cari pasangan." Celetuk Taeil.

"Ah, masih ada Taeyong. Kita ngejomblo berdua, oke kan Yong?" Balas Johnny.

Taeyong menggeleng cepat. "Makasih tawarannya bro, tapi gue up kalau yang itu."

Doyoung dan Taeil spontan tertawa saat melihat wajah suram Johnny yang baru saja ditolak Taeyong.

mallory [kim doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang