Pagi ini, Doyoung terbangun dengan kerutan di keningnya. Semalam Doyoung pulang terlalu larut, sankin larutnya ia hanya sempat mengetik satu kalimat untuk mengabari Mallory bahwa dirinya sudah sampai di apartemen dengan selamat sentosa sebelum akhirnya terlelap. Doyoung pikir ia akan melihat nama Mallory di notifikasi ponselnya saat terbangun. Namun kenyataannya, tidak ada satu pun balasan dari Mallory.
Doyoung dan Mallory memang bukanlah tipe pasangan yang harus selalu berkabar setiap jam. Namun mengingat hubungan mereka yang sebenarnya sudah hampir menyentuh keseriusan penuh, Doyoung merasa seharusnya Mallory setidaknya memberikan kabar baru untuknya karena kabar terakhir yang Mallory berikan adalah saat gadis itu meneleponnya kemarin malam.
Pada akhirnya Doyoung memilih untuk tidak ambil pusing, kemudian mengetik sesuatu di ponselnya. Mallory tidak ada jadwal ke kantor untuk hari ini. Jadi, Doyoung segera meninggalkan pesan baru untuk Mallory, memberi kabar bahwa ia akan datang berkunjung untuk makan siang di restoran.
Seusai memarkirkan mobil, Doyoung segera melangkah memasuki kantornya. Lift yang ia naiki bergerak ke atas, membawanya ke lantai ruangannya. Kakinya melangkah keluar lift setelah pintunya terbuka. Namun, Doyoung memperlambat langkahnya ketika melihat pemandangan tidak biasa di depan ruangannya, tepatnya di meja sekretarisnya.
Mark berdiri di sana, dengan ponsel yang menempel di telinganya.
Doyoung segera menatap jam di pergelangan tangannya. Jam kerjanya masih dimulai sepuluh menit lagi, ia tentu tidak cukup telat untuk ditunggu di depan ruangan seperti ini. Mark juga hampir tidak pernah keluar ruangannya selain untuk urusan penting. Merasa penasaran, Doyoung akhirnya kembali mempercepat langkahnya menuju ruangannya.
"Mark?" Panggil Doyoung.
Mark yang tadinya memunggungi Doyoung segera berbalik. Wajahnya terlihat gelisah, matanya menatap mata Doyoung beberapa detik sebelum akhirnya melihat ke belakang Doyoung, hanya untuk tidak menemukan siapa pun di sana.
"Bang Doy sendirian?!" Tanya Mark.
Nada bicara Mark yang berbeda membuat Doyoung sedikit terkejut. Ia mengerjapkan matanya dan mengangguk. "Iya. Gue baru banget sampai. Kenapa?"
"Kak Mal dimana?"
Doyoung tidak bisa menyembunyikan wajah kebingungan saat pertanyaannnya dikembalikan dengan pertanyaan.
"Semalam katanya masih sibuk di restoran, tapi sampai tadi pagi messages gue ga dibales. Kenapa nanya? Mallory kenapa?" Ujar Doyoung mulai panik.
"Kabar terakhir dari kak Mal jam berapa???" Tanya Mark cepat.
Doyoung segera membuka ponselnya, kemudian menunjukkan isi chatnya dengan Mallory yang hanya berisi bubble chat tak terbalas. Hal terakhir yang berasal dari Mallory adalah sebuah panggilan telepon. Mark berdecak frustasi setelah melihat layar ponsel Doyoung.
"Mark, jawab gue." Ujar Doyoung lagi karena Mark masih tidak menjawab pertanyaannya.
Mark menggelengkan kepalanya, satu tangannya terangkat untuk mengacak rambutnya.
"Semalam kak Mal ga pulang—"
"Apa?!"
"Sebentar, bang. Gue juga panik. Gue jelasin dulu."
Doyoung tidak menjawab, matanya kini menatap tajam ke arah Mark. Ekspresinya berubah menjadi serius.
"Semalam kak Mal ga pulang, gue sama ayah kira kakak mau nginep di restoran, biasanya gitu. Jadi kita ga nyariin." Lanjut Mark frustasi.
"Iya terus????" Tuntut Doyoung.
"Bang Jeff bilang kakak ga ada di restoran hari ini. Pagar restoran semalam digembok rapi tanpa mobil, kak Mal ga nginep di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
mallory [kim doyoung]
FanfictionNama: Kim Doyoung Usia: 24 tahun Status: Udah punya pacar, tapi jatuh hati seorang sama pelayan di restoran pizza. read at your own risk. be a wise reader. April 7, 2020 - July 29, 2021 has reached: #1 in kimdongyoung #1 in dongyoung