passed out

271 26 0
                                    

Untuk ke sekian kalinya, Doyoung memijat pelipisnya hari ini. Entah kenapa, kepalanya terasa begitu sakit dan pening. Rasanya Doyoung ingin tidur saja, tetapi pekerjaannya menunggu untuk diselesaikan. Sudah cukup ia mendapat ancaman dipecat oleh Hyunki, ia tidak mau menambah masalah pemecatan dengan pekerjaannya yang tidak proffesional.

Moon Taeil, seorang teman seruangan kerja Doyoung adalah orang pertama yang menyadarinya.

"Doy, lo kenapa?"

"Ga apa apa." Jawabnya singkat sambil menggelengkan kepalanya.

Mengingat satu ruangan kerja itu berisi empat orang, tentunya percakapan Doyoung dan Taeil terdengar oleh dua orang lainnya, yaitu Taeyong dan Johnny.

"Kan udah gue bilang, Doy. Lo kalo capek, mending ambil cuti." Ujar Taeyong.

"Gue ga apa-apa, serius."

Taeyong, Johnny, dan Taeil hanya bisa melempar pandangan satu sama lain, sebelum akhirnya memilih untuk diam dan melanjutkan pekerjaan mereka kembali, tidak mau menganggu Doyoung yang kelihatannya kurang bersahabat.

Walapun kepalanya sedikit pusing, Doyoung merasa dirinya baik-baik saja. Laki-laki itu masih bisa melakukan kegiatan seperti biasa. Walaupun terkadang ia merasa sangat lemas, Doyoung berusaha menutupinya. Satu-satunya hal yang membuat Doyoung menguatkan dirinya sendiri adalah fakta bahwa hari ini adalah genap seminggu ia pergi ke restoran pizza dimana Mallory bekerja. Doyoung masih mengingat janjinya pada dirinya sendiri minggu lalu, bahwa ia akan kembali di hari dan jam yang sama.

Maka, di sinilah Doyoung, duduk di meja bernomor delapan, di hari dan jam yang sama, memesan makanan yang sama.

Yang berbeda adalah, Doyoung tidak dapat menemukan Mallory di manapun.

Rasa pening di kepala Doyoung kini berganti dengan rasa penasaran. Kepala laki-laki itu sudah tertoleh ke berbagai arah, tetapi ia tetap tidak bisa melihat keberadaan Mallory. Bahkan, Doyoung sampai pergi ke toilet untuk melihat sisi restoran yang tidak bisa ia jangkau dari mejanya, tapi ia tidak kunjung menemukan Mallory.

Pada akhirnya, Doyoung pun pasrah, lalu menghabiskan makan malamnya dalam diam.

Pada akhirnya, Doyoung pun pasrah, lalu menghabiskan makan malamnya dalam diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Mallory merenggangkan badannya sambil menguap. Ia tidak turun dari ruangannya sejak pagi, sibuk mengurus berbagai hal internal restorannya karena Jeffrey hari ini tidak datang. Ada acara yang harus Jeffrey hadiri hari ini, dan Mallory tidak melarangnya untuk pergi.

Mallory segera merapikan barang barangnya dan memutuskan untuk pulang. Restoran miliknya itu close order jam sembilan malam, maka menurut tebakan Mallory, pastilah sekarang pekerjanya sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Dan ternyata tebakan Mallory benar. Sebagian besar lampu sudah dimatikan, yang tersisa hanyalah satu orang satpam yang memang selalu bertugas mengunci restoran setiap malam.

mallory [kim doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang