taking care of the sick guy

258 22 0
                                    

"Aduh, terus ini gue harus gimana?"

Mallory tidak sampai hati jika meninggalkan laki-laki di depannya dengan keadaan seperti ini. Doyoung beberapa kali bergerak gelisah dan merintih, membuat Mallory benar-benar merasa ia setidaknya harus mengurus Doyoung untuk malam ini. Lagipula, Mallory adalah orang terakhir yang melihat Doyoung sebelum ia terjatuh tidak sadarkan diri, jika ada sesuatu yang buruk terjadi, maka Mallory lah yang berpotensi disalahkan.

"D-dingin...."

Mendengar suara pelan Doyoung, Mallory segera melepas tasnya dan meletakkan mantel Doyoung ke sebuah kursi, lalu gadis itu berjalan ke sisi tempat tidur dan memegang kening Doyoung sambil berlutut.

"Demamnya tinggi banget."

Mallory sering merawat adik dan ayahnya ketika sakit, jadi sebenarnya tidak terlalu sulit bagi gadis itu untuk mengambil langkah untuk dilakukan. Yang membuat Mallory ragu hanya fakta bahwa dirinya dan Doyoung tidak saling mengenal. Gadis itu merasa tidak enak.

Namun pada akhirnya Mallory berdiri. Hal yang pertama gadis itu lakukan adalah melepas sepatu dan kaus kaki yang masih terpasang sempurna di kaki Doyoung. Setelah itu, Mallory meletakkan sepatunya di rak di dekat pintu masuk dan kaus kaki di keranjang pakaian kotor di sudut kamar Doyoung. Kemudian, gadis itu melepas ikat pinggang yang melingkar di celana Doyoung dan meletakkannya di kursi.

Terakhir, matanya menatap kemeja yang dikenakan Doyoung.

"Kalau gue yang ganti, nanti ga sopan. Tapi kasian banget tidurnya pake kemeja gitu."

Pada akhirnya, keputusan yang diambil Mallory adalah mengganti kemeja Doyoung. Ia segera berjalan ke arah lemari, lalu merapalkan maaf kepada Tuhan karena membuka lemari pakaian milik orang lain tanpa izin, sesudahnya ia baru mengambil sweater dari dalam. Namun saat melihat ada kaus kaki di sana, Mallory juga mengambilnya.

"Doyoung, maaf ya, saya ganti kemeja kamu dulu."

Mallory menarik nafas panjang sebelum akhirnya membuka kancing di kedua pergelangan tangan Doyoung. Lalu setelah itu, baru ia membuka kancing kemejanya dari atas sampai ke bawah. Mallory segera mengucap syukur saat melihat Doyoung mengenakan sebuah kaos sleveless tipis di dalam kemejanya. Perlahan, Mallory mengangkat sisi tubuh Doyoung bergantian untuk melepas kemejanya dan langsung meletakkanya ke keranjang pakaian kotor.

Nafas Mallory sedikit tercekat saat melihat pemandangan Doyoung dengan kaos tipis di depannya. Setelah menyadarkan dirinya sendiri, Mallory kembali fokus pada tujuannya. Dengan perhalan, Mallory memakaikan sweater ke tubuh Doyoung serta kaus kaki yang tadi sempat diambilnya ke kedua kaki Doyoung. Lalu setelah itu Mallory menatap celana Doyoung.

"Kasian sih, keliatannya sesek. Tapi ga mungkin gue buka celananya."

Untuk celana, Mallory memutuskan untuk membiarkannya saja. Setidaknya laki-laki itu tidak memakai celana yang terlalu ketat, jadi bukan masalah. Langkah yang Mallory ambil selanjutnya adalah menyiapkan kompres untuk Doyoung. Setelah memastikan suhu airnya pas, Mallory menyisir rambut Doyoung dengan tangannya ke belakang. Ia sempat kaget saat merasakan betapa halusnya rambut hitam laki-laki itu, tetapi Mallory segera kembali fokus dan meletakkan kompres di kening Doyoung.

Tangan Mallory menarik selimut sampai leher Doyoung setelah meletakkan kompres dengan benar. Kemudian Mallory beranjak keluar untuk mencari kotak obat. Beruntungnya Mallory segera menemukannya di dekat dapur. Namun kedua mata Mallory terbuka lebar saat tidak melihat satu obatpun di sana.

Akhirnya Mallory menutup kembali kotak obat itu dan beralih ke dapur Doyoung, mencoba mencari sesuatu yang bisa Doyoung santap esok pagi. Walaupun hampir tidak ada bahan makanan di dapur, Mallory menemukan beberapa bahan yang cukup untuk dibuat sup telur. Tidak mungkin Mallory membiarkan laki-laki itu memakan makanan di dapurnya yang sebagian besar adalah makanan instan.

mallory [kim doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang