us

166 14 1
                                    

Matahari mulai tenggelam, langit kini berubah menjadi gelap. Lampion-lampion gemas menjadi dekorasi rooftop hotel, tempat diadakannnya wedding party Gongmyung dan Suji. Kolam renang dihiasi dengan lilin dan bunga, meja bundar para tamu juga diberi lilin harum, musik mengalun indah dari arah panggung di lantai dua rooftop.

 Kolam renang dihiasi dengan lilin dan bunga, meja bundar para tamu juga diberi lilin harum, musik mengalun indah dari arah panggung di lantai dua rooftop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mallory memandang sekitarnya dengan takjub karena dekorasi yang sangat memanjakan mata. Acaranya berlangsung dengan santai, tidak lagi formal seperti pemberkatan tadi siang, tapi tetap tertatur. Rooftop hotel terdiri dari dua tingkat, tingkat atas berisi panggung, lantai dansa, dan beberapa meja. Sementara itu, tingkat bawah hanya berisi meja tamu dan cafe khusus untuk menyajikan minuman dan makanan yang juga disertai bar kecil.

Mallory dan Doyoung baru saja berkeliling, menyapa beberapa teman lama Doyoung dan keluarga besarnya. Selama berkeliling, Doyoung selalu memperkenalkan Mallory sebagai temannya. Hanya teman.

Perkataan Doyoung beberapa hari yang lalu terlintas di otak Mallory.

"Mallory, saya ga akan mulai hubungan serius sama kamu sebelum masalah saya sama Dabin dan papanya selesai."

Sesuai dengan kata-katanya, Doyoung benar-benar menentang seluruh ucapan orang yang menyebut Mallory adalah kekasihnya. Dengan senyuman, Doyoung akan meralat kalimat orang-orang dan berkata bahwa Mallory dan dirinya hanya sebatas teman, tidak lebih.

Tangan Doyoung masih menggenggam jemari Mallory, entah apa motivasinya. Laki-laki itu mengajak Mallory ke depan cafe. "Kamu mau minum apa?"

Mallory melirik berbagai jenis minuman yang tersedia, mulai dari susu, soda, teh, hingga berbagai minuman alkohol tersedia di sana. Banyaknya pilihan minuman membuat Mallory sedikit bingung.

"Samain sama kamu aja." Jawab Mallory pada akhirnya.

Doyoung mengangkat alisnya, kemudian menggeleng, tidak menyetujui Mallory. "Saya mau minum minuman beralkohol."

"Terus?"

"Kamu jangan ya? Nanti kamu mabuk."

"Ga bakal mabuk. Saya termasuk kuat sama alkohol, kok." Mallory menjeda kalimatnya untuk tertawa pelan, otaknya kembali mengingat kejadian berminggu-minggu yang lalu, saat ia menemukan Doyoung mabuk di jalan kecil. "Malah saya khawatirnya kamu yang mabuk, nanti saya harus gotong-gotong kamu pulang."

Butuh beberapa saat bagi Doyoung untuk mengerti apa maksud dari kalimat Mallory. Ketika mendapat titik terang, Doyoung berdeham malu.

"Waktu itu saya minum kebanyakan. Saya ga secupu itu. Beneran, ini lagi jujur."

Mallory tertawa. "Ya udah, gimana kalau kita sama-sama minum?"

Pada akhirnya, Doyoung menurut dan memesan dua gelas beralkohol ditambah permintaan khusus racikan dari Doyoung. Setelah menerima pesanannya, Doyoung dan Mallory berjalan menuju sebuah meja untuk dua orang di sudut, sedikit jauh dari keramaian.

mallory [kim doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang