"Serius harus sekarang, Doy? Ga bisa sorean aja? Mama sama Mallory kan mau bikin kue."
Doyoung menggeleng, tangannya sibuk menenteng barang bawaan Mallory menuruni tangga. Di belakangnya, Mallory mengikuti langkah Doyoung.
"Ma, besok aku harus kerja, Mallory juga. Kalau berangkat dari sini sore, nanti sampainya terlalu malam." Jelas Doyoung sambil menatap sang ibu.
Sesuai dengan yang dikatakan Doyoung, mereka akan pulang pada hari minggu pagi. Setelah menyelesaikan sarapan tadi, Doyoung langsung menyuruh Mallory merapikan bawaannya, tujuannya agar mereka cepat pulang dan sampai sebelum matahari terbenam.
"Nanti kapan-kapan aku bawa Mallory ke sini lagi, oke?" Lanjut Doyoung.
Ibu Doyoung memicingkan matanya. "Bener, ya? Awas kamu kalau bohong, mama ngambek."
"Iya, iya aku ga bohong."
Pada akhirnya, ibu Doyoung mengangguk pasrah. Doyoung segera membawa sang ibu ke dalam pelukannya. "Aku balik, ya? Mama sama papa jaga kesehatan, titip salam aku buat bang Gongmyung sama kak Suji kalau mereka pulang dari hotel nanti." Ujar Doyoung sambil berganti memeluk sang ayah.
"Tante, om, Mallory pulang dulu." Pamit Mallory sambil menyalam tangan kedua orang tua Doyoung.
"Mallory, kalau Doyoung lupa bawa kamu ke sini, tolong diingetin ya! Anak tante ini liburan aja ga pulang sankin sibuknya, suka ga inget kalau masih punya rumah."
Doyoung menekuk wajahnya saat menyadari sindiran sang ibu. "Mamaaaa....."
"Ih, pa, lihat deh, malah ngerengek."
Ayah Doyoung tertawa, kemudian menepuk pundak Doyoung pelan. "Papa tau kamu sibuk kerja, tapi jangan lupa rumah ini masih rumah kamu."
"Iya, nanti kalau libur aku pulang, serius deh kali ini." Ujar Doyoung.
Mallory menatap Doyoung gemas. Selama dikelilingi keluarga Doyoung, Mallory menyadari bahwa laki-laki itu adalah anak terakhir yang cukup manja pada keluarganya. Bukan manja dalam arti buruk, hanya saja sikap Doyoung dan keluarganya benar-benar hangat. Jauh berbeda dengan sosok Doyoung yang tegas dan berwibawa yang biasa Mallory lihat.
Rasanya Mallory seperti melihat sosok Mark, mengingat adik laki-lakinya itu juga memiliki tampang tegas dan berwibawa seperti Doyoung. Namun, ketika menginjakkan kaki di rumah, Mark tetaplah Mark, adik kecil Mallory yang manja dan suka semangka.
Ibu dan Ayah Doyoung mengantar sampai ke depan pagar. Sambil melambaikan tangan, akhirnya Doyoung melajukan mobilnya pergi menjauh.
"Saya beneran boleh kalau datang ke rumah kamu lagi?" Tanya Mallory membuka percakapan.
Doyoung segera mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. "Iya, karna saya tau mama mau banget ajak kamu bikin kue. Kamu ga keberatan, kan?"
"Engga, lah. Justru saya seneng bisa belajar bikin kue, soalnya kadang kue saya gagal. Kalau pun berhasil, ga pernah seenak buatan bunda."
"Loh? Terus kenapa ga tanya resepnya sama bunda kamu?"
Mallory terdiam sejenak, kemudian tersenyum kecil walaupun Doyoung tidak melihat karena fokus pada jalan di depannya. "Bunda udah pergi."
Mobil Doyoung berhenti tepat di lampu merah. Laki-laki itu akhirnya menoleh pada Mallory sambil mengerutkan keningnya.
"Pergi?"
Mallory mengangguk.
Butuh beberapa saat bagi Doyoung untuk mengerti apa maksud Mallory. Setelah menyadari apa arti dari kata 'pergi' yang diucapkan Mallory, matanya segera melebar. "Oh, astaga. Maaf, saya bener-bener ga tau maksud kamu tadi. Saya—"
![](https://img.wattpad.com/cover/217433431-288-k330390.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
mallory [kim doyoung]
FanfictionNama: Kim Doyoung Usia: 24 tahun Status: Udah punya pacar, tapi jatuh hati seorang sama pelayan di restoran pizza. read at your own risk. be a wise reader. April 7, 2020 - July 29, 2021 has reached: #1 in kimdongyoung #1 in dongyoung