it's over

159 24 10
                                    

[aku update lagi soalnya ada yg minta wkwk btw aku sedih kalian rame vote pas begini aja :( dari part awal sepi aku kira gaada yg suka sama cerita ini huhu]

"Saya belum memperkenalkan diri, kan? Nama saya Lee Mirae, dan jika anda belum sadar, anda bekerja di perusahaan saya."

Hyunki tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mendengar penuturan Mallory, sama halnya dengan Doyoung.

"Informasi tambahan, yang anda sebut dengan Pak Minhyung adalah adik kandung saya." Lanjut Mallory.

Dabin perlahan mengerti arah pembicaraan Mallory. Kini tubuhnya serasa dihantam batu karena menyadari apa yang ia perbuat pada Mallory sebelumnya. Tidak ada satupun kata yang keluar dari bibirnya. Dabin hanya bisa mengerjapkan mata.

"Bu Mirae, saya minta maaf untuk segala yang baru saja terjadi." Ujae Hyuki sambil menunduk.

Mallory mengangguk. "Ga usah tegang begitu, seingat saya anda tidak tegang saat menghina saya tadi."

Hyunki terdiam, sedangkan Mark tersenyum puas di belakang Mallory. Tangan Mallory mengangkat tinggi map merah yang sedari tadi ia genggam.

"Saya punya bukti penyalahgunaan jabatan anda selama anda bekerja di perusahaan saya. Jadi, perlu saya bawa kasus ini ke pengadilan?"

Hyunki spontan menggeleng sambil menyatukan kedua tangannya untuk memohon. "Jangan, Bu Mirae. Saya mohon."

Tidak mengindahkan kata-kata Hyunki, Mallory mengeluarkan sebuah amplop kertas berwarna cokelat dari dalam map, kemudian menyodorkannya pada pria itu. "Ini surat resmi pemberhentian kerja anda. Tolong bersihkan ruangan ini dari barang-barang anda, saya beri waktu sampai besok."

Hyunki membulatkan matanya terkejut, tapi tidak menjawab apa pun. Menurutnya, dipecat lebih baik daripada ia harus berdiri di belakang jeruji besi. Sementara itu, Dabin lah yang tidak terima. 

"Kok lo seenaknya, sih?!" Seru Dabin yang akhirnya membuka suaranya.

"Anda juga seenaknya datang ke restoran dan membuat keributan, memfitnah saya, berusaha menyogok manager untuk memecat saya, mencoba menampar saya, melempar makanan ke pakaian saya. Ah, terlalu banyak hal tidak terpuji yang anda lakukan kepada saya."

"Bener-bener lo, ya!"

"Oh, satu lagi. Sebenernya, sebesar usaha apapun yang anda lakukan, sebanyak apapun anda berani bayar Jeffrey, dia ga akan pernah mecat saya. Karna restoran itu milik saya."

Kini, Dabin kalah. Tidak ada lagi yang bisa gadis itu lakukan.

Mark yang dari tadi hanya menonton akhirnya berjalan mendekati Dabin. "Leave Kim Doyoung and my sister alone."

Merasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, Mallory akhirnya menghela napas lega.

"Omong-omong, terima kasih telah memesan makanan. Pesanannya gratis, kok." Ujar Mallory pada akhirnya.

Kemudian, Mallory menghampiri Doyoung yang dari tadi hanya terdiam. "Kalau kamu mau, kamu bisa tuntut mereka."

Mendengar ucapan Mallory, Hyunki mendekati keduanya, lalu kembali menyatukan tangannya untuk memohon.

"Doyoung, tolong jangan bawa kasus ini ke jalur hukum. Saya dan Dabin minta maaf." Ujar Hyunki memelas.

Bukannya menjawab, Doyoung malah terdiam sambil menatap Malloy. Sementara itu Mallory sendiri mengangkat kedua alisnya, menunggu jawaban Doyoung. Tidak lama kemudian, Doyoung akhirnya menggeleng, menandakan bahwa ia tidak akan membawa kasus ini ke jalur hukum.

mallory [kim doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang