"Hati-hati, aku ga mau lihat kakak pulang ada lecet."
"Chill. Emang kakak anak kecil?"
"I'm serious."
"Kamu pikir kakak bercanda? I'll be fine, alright? Udah, sana kerja lagi."
Mallory menggelengkan kepalanya saat sambungan teleponnya dengan Mark terputus. Sebenarnya, Mallory sudah sangat sering berpergian keluar kota, bahkan keluar negri. Ia sudah cukup sering meninggalkan rumah untuk melakukan pekerjaan atau sekedar berlibur sendirian, dan biasanya Mark tidak begitu cerewet karena ia mengerti sang kakak memang sudah dewasa dan bisa mengurus dirinya sendiri.
Namun kali ini, Mark hampir tidak setuju saat Mallory berkata ingin pergi ke pernikahan kakak Doyoung. Padahal, Mallory sendiri sebenarnya tidak meminta izin pada sang adik, Mallory hanya berniat memberi tahu. Ayahnya sendiri pun tidak berbicara banyak saat Mallory berkata akan pergi tiga hari, sang ayah hanya menasihati Mallory agar menjaga dirinya baik-baik, berbeda dengan Mark yang malah melarangnya. Mallory sebenarnya memaklumi sikap adiknya itu, ia hanya mengkhawatirkan Mallory.
Hari sudah menjelang sore, Mallory sudah bersiap di restoran karna Doyoung akan menjemputnya di sana. Doyoung bilang, hari ini ia izin pulang lebih cepat dari kantornya, dan tugas Mallory hanya menunggu Doyoung menjemputnya. Hari sebelumnya, laki-laki itu berpesan bahwa ada baiknya Mallory membawa koper agar pakaian dan sepatu yang akan digunakan ke acara pernikahan tidak tercecer berantakan. Mallory akhirnya menurut karna Doyoung benar, gaun dan sepatunya bisa rusak jika diletakkan di tas jinjing biasa.
Baru saja tangan Mallory bergerak untuk mengirim pesan pada Doyoung, laki-laki itu lebih dulu melakukannya.
Doyoung
Saya udah mau sampaiMallory
Parkir di samping aja, jangan di depanDoyoung
IyaMallory segera beranjak dari tempat duduknya, kemudian menggeret bawaannya keluar dari ruangannya menuju ruangan Jeffrey untuk pamit.
"Jeff, gue cabut, ya." Pamit Mallory dari ambang pintu ruangan Jeffrey.
Jeffrey berdiri, kemudian menghampiri Mallory dan mengambil alih bawaan gadis itu. "Ayo, gue yang bawa."
Dengan senang hati, Mallory membiarkan Jeffrey membawanya hingga mereka keluar dari pintu belakang. Di saat yang bersamaan, Doyoung memberhentikan mobilnya di sana. Doyoung segera keluar dari mobilnya, kemudian tersenyum pada Mallory.
"Titip restoran." Ujar Mallory.
Jeffrey menunjukkan ibu jarinya, kemudian mengelus rambut Mallory pelan. Matanya beralih menatap Doyoung. "Jagain kakak sepupu gue." Ujarnya.
Doyoung mengangguk mantap. "Pasti."
"Kalau nyusahin, suruh pulang sendiri aja." Lanjut Jeffrey, diikuti dengan tawanya.
Mallory menggeram kesal. "Ish!"
"Bercanda. Udah sana pergi, nanti sampainya kemalaman." Ujar Jeffrey.
Mallory mengangguk sambil melambaikan tangannya kepada Jeffrey. Sementara itu, Doyoung mengangkut bawaan Mallory ke bagasi mobilnya.
"Bang." Panggil Jeffrey.
Doyoung menutup bagasinya, kemudian menoleh. "Ya?"
"Gue percayain kak Mallory sama lo." Ujar Jeffrey serius.
Doyoung menepuk pundak Jeffrey. "Tenang aja. Gue masih tau cara ngehargain dan ngejaga seorang perempuan."
Setelahnya, Mallory dan Doyoung pun benar-benar pergi dari hadapan Jeffrey. Menurut perkataan Doyoung, perjalanan mereka akan memakan beberapa jam dan kemungkinan sampai di malam hari, jadi Doyoung menyarankan Mallory untuk menyamankan diri sendiri di dalam mobil. Menghabiskan waktu berjam-jam di dalam mobil bersama bukanlah hal yang buruk, tidak ada kata canggung sama sekali diantara Doyoung dan Mallory. Keduanya justru bercanda dan membicarakan banyak hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
mallory [kim doyoung]
FanfictionNama: Kim Doyoung Usia: 24 tahun Status: Udah punya pacar, tapi jatuh hati seorang sama pelayan di restoran pizza. read at your own risk. be a wise reader. April 7, 2020 - July 29, 2021 has reached: #1 in kimdongyoung #1 in dongyoung