after the meeting

123 12 1
                                    

[going to spill something big in this part, be ready]

"Mallory?"

Mallory mengeluarkan senyum ramah sambil berdiri, berusaha memberikan kesan terbaik pada laki-laki di depannya.

"Hai?" Sapa Mallory, sengaja menggantukan kalimatnya karena ia tidak mengetahui nama laki-laki itu.

Laki-laki itu membalas senyuman Mallory, kemudian mengulurkan tangannya. "Nakamoto Yuta. Panggil Yuta aja."

"Mallory Lee." Ujar Mallory sambil menyambut uluran tangan Yuta.

Setelahnya keduanya duduk senyaman mungkin di bangku masing-masing. Kalau boleh jujur, Mallory benar-benar tidak tahu bahwa laki-laki yang akan ditemuinya memiliki paras setampan ini. Yuta terlihat seperti laki-laki yang diimpikan setiap perempuan. Lekuk wajahnya nyaris sempurna, senyumnya manis, matanya menawan, dan suara beratnya terdengar indah di telinga.

"Kamu nunggunya lama? Maaf ya, tadi kejebak macet." Ujar Yuta sambil melonggarkan dasi di lehernya.

"Oh, engga kok, saya juga baru sampai."

Yuta tertawa pelan mendengar jawaban Mallory. "Ga usah kaku banget, aku-kamu aja ga apa-apa kok. Kamu udah mesen?"

Mallory menggeleng. Tanpa menunda waktu, keduanya segera memesan makanan. Mallory tidak ambil pusing bagaimana Yuta sudah mengetahui namanya padahal ia sendiri tidak tahu nama laki-laki itu. Kemungkinan terbesarnya adalah Yuta sudah menanyakan nama Mallory pada ayahnya. 

Perkenalan Mallory dan Yuta berjalan dengan lancar. Yuta ternyata sangat ramah dan handal mencairkan suasana. Mallory tidak terlalu merasa canggung pada laki-laki yang ternyata berusia satu tahun lebih tua dari dirinya itu.

"Mark emang gitu, suka nervous kalau dikasih kepercayaan mimpin pertemuan."

"Aku juga dulu gitu kok. Tapi kemarin aku ketemu Mark waktu rapat besar di kantor sama ayah kamu. Dia bener-bener berwibawa loh."

Mallory tertawa pelan. "Oh ya? Kamu ikut juga?"

"Iya, aku kan harus dampingin papa. Omong-omong, udah sore nih, aku anter pulang ya?" Ujar Yuta, menyadari hari sudah mulai sore.

Mallory menatap jam di tangannya terkejut. Sankin asiknya mengobrol dengan Yuta, ia bahkan tidak menyadari bahwa langit mulai berubah menjadi jingga. "Oh iya. Ya udah, yuk."

Yuta dan Mallory berjalan beriringan keluar restoran, tentunya setelah Yuta membayar makan siang mereka. Sempat ada perdebatan kecil dimana Mallory ingin membayar makanannya sendiri, tetapi Yuta melarangnya sampai akhirnya Mallory menyerah, membiarkan Yuta yang melunasi bill mereka. Ketika mereka sampai di hadapan mobil Yuta, tanpa Mallory sangka Yuta membukakan pintu mobil untuknya.

Mallory memberikan senyumannya sebagai balasan. "Makasih."

Perjalanan pulang mereka diiringi candaan lucu dari Yuta. Bahkan mereka sempat berkeliling menghabiskan waktu sampai matahari terbenam sebelum akhirnya memutuskan untuk benar-benar pulang.

"Klakson aja, nanti ada yang buka pagar kok." Ujar Mallory setelah mobil Yuta berhenti di depan pagar rumahnya.

Tepat seperti apa yang dikatakan Mallory, dua orang satpam keluar seusai Yuta membunyikan klakson mobilnya. Dua orang satpam itu menatap mobil Yuta lekat-lekat, merasa asing dengan kehadiran mobil yang baru pertama kali mereka lihat itu. Ketika melihat Mallory di dalam dari kaca mobil, mereka baru bergerak membuka pagar dan membiarkan mobil Yuta masuk.

Baru saja hendak Mallory meminta Yuta untuk membuka kaca mobil, laki-laki itu melakukannya lebih dulu, seakan-akan sudah mengerti dengan prosedur keamanan di sana. Mallory memberikan senyum saat kedua satpam itu membungkuk hormat. Kemudian, mobil Yuta berhenti tepat di depan pintu utama rumah Mallory. Dengan cekatan, Yuta segera keluar lebih dahulu untuk membukakan pintu Mallory.

mallory [kim doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang